Akhir tahun atau akhir tiap kuartal memang membuat para investor online sibuk dengan aplikasi trading saham untuk me-review hingga checking list portofolio saham. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh imbal hasil yang telah didapatkan oleh investor tersebut.
Review portofolio memang penting dilakukan oleh para investor. Terlebih seperti yang kita ketahui, tidak sedikit saham dengan indeks LQ45 memiliki kinerja yang lemah pada tahun 2021 lalu.
Mengenal Portofolio Saham
Sebelum membahas lebih jauh mengenai portofolio saham, ada baiknya Smart People mengenal pengertian, tipe, dan hal-hal lain yang berkaitan. Portofolio dapat dipahami sebagai kumpulan aset finansial yang dipegang oleh seorang individu, perusahaan investasi, hingga lembaga keuangan.
Dari pengertian tersebut, sebuah portofolio saham dapat dipahami sebagai kumpulan aset saham yang dimiliki oleh seorang investor meskipun Smart People sendiri bisa memiliki lebih dari satu portofolio. Misalnya untuk investasi jangka panjang hingga jangka pendek, tergantung dari tujuannya.
Dalam dunia investasi saham, setidaknya ada tiga jenis portofolio aplikasi trading saham yang dapat dimiliki sesuai dengan keinginan Smart People, yakni.
1. Growth portfolio
Merupakan sebuah portofolio yang disusun untuk mendorong pertumbuhan portofolio itu sendiri, dengan fokus untuk pertumbuhan aset investasi dengan prinsip “high risk, high return“.
Biasanya, tipe portofolio yang satu ini banyak berfokus pada industri yang sedang berkembang, dan dapat diisi oleh saham-saham lapis kedua.
2. Income portfolio
Dari namanya, tipe portofolio yang satu ini lebih fokus untuk mengamankan pendapatan reguler dibandingkan capital gain.
Pendapatan reguler bisa berupa dividen yang dibagikan perusahaan pada periode tertentu, sementara capital gain adalah imbal hasil yang diperoleh dari penjualan saham yang harganya lebih tinggi dibandingkan harga beli.
3. Value portfolio
Ada juga tipe portofolio yang dimiliki oleh investor dengan pembelian saham yang lebih murah dibandingkan saham lain pada industri yang sama.
Sayangnya, value portfolio ini mempunyai risiko lebih tinggi karena saham tersebut bersifat lebih fluktuatif apabila dibandingkan dengan tipe portofolio yang lain.
Mengenal Profil Risiko Portofolio
Untuk bisa membangun sebuah portofolio yang Smart People inginkan, tentunya ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Selain menentukan tujuan dari investasi, tentunya Smart People yang sedang belajar trading saham juga harus mengenal profil risiko sendiri.
Profil risiko merupakan pertimbangan yang dipakai untuk mengukur dan memiliki alokasi aset untuk portofolio investasi. Terdapat tiga tipe profil risiko yang tersedia, dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan sebagai berikut.
1. Konservatif
Sesuai namanya, investor dengan tipe ini akan lebih memilih kestabilan investasi. Dengan portofolio yang rendah, imbal hasil yang dihasilkan juga sama rendah.
Profil risiko konservatif biasanya malah banyak bermain dalam instrumen deposito hingga obligasi. Cukup jarang yang menggunakan instrumen dengan tingkat fluktuasi tinggi seperti saham.
2. Moderat
Tipe profil risiko yang satu ini biasanya lebih kepada karakter investor yang ingin mendapat hasil yang lebih tinggi meskipun masih melakukannya dalam area yang tidak terlalu berisiko.
Itulah mengapa, banyak investor lebih banyak menjalankan investasi saham blue chip. Tidak sedikit yang juga masih mengkombinasikannya dengan deposito dan obligasi dengan jumlah seimbang.
3. Agresif
Profil yang satu ini juga menanggung risiko dengan manfaat yang jauh lebih tinggi. Adapun saham yang dimiliki juga lebih variatif, mulai dari saham perusahaan baru hingga yang besar sekalipun.
Profil risiko ini cenderung dilakukan oleh investor dengan pengalaman dan sudah mengetahui keadaan pasar. Tentunya mereka juga sudah siap meskipun ada kemungkinan rugi hingga 100% sekalipun.
Untuk lebih menyesuaikan alokasi aset saham dengan profil risiko, perusahaan sekuritas atau mesin advisor aplikasi trading saham akan memberikan sejumlah pertanyaan seperti penghasilan hingga tingkat kenyamanannya.
Bahkan, tidak jarang akan diberi contoh kasus jika mengalami kerugian sehingga akan diketahui bagaimana menghadapi permasalahan tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap portofolio asetnya.
Saham Potensial di Tahun 2022
Setelah mengetahui apakah tipe portofolio saham beserta profil risikonya, tentunya Smart People juga perlu mengetahui seperti apa keadaan saham potensial selama 2021 dan yang akan terjadi pada 2022 ini. Seperti yang kita ketahui, tidak sedikit saham yang masuk pada indeks LQ45 memiliki kinerja yang kurang memuaskan sepanjang 2021, bahkan menurut data BEI sudah melemah 0,37% sejak awal tahun.
Kinerja yang kurang maksimal ini ditengarai oleh pelaku pasar yang cenderung mengantisipasi laporan keuangan 2020 dibandingkan dengan tahun 2019. Terlebih, hal ini dilakukan oleh emiten perbankan yang bobotnya lebih tinggi dibandingkan saham LQ45 lainnya.
Meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun beberapa sektor terpantau masih memiliki prospek yang cukup baik setelah tertekan dalam 2 tahun terakhir. Di antaranya seperti sektor perbankan, komoditi, hingga saham-saham konsumsi.
Nah, untuk mengetahui dengan jelas bagaimana kinerja portofolio apakah baik atau tidak, Smart People bisa menggunakan sejumlah fitur yang disediakan oleh aplikasi trading saham RHBTRADESMARTID untuk kemudahan belajar investasi dan trading. Segera download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang juga ya!