Berita resesi dimana-mana. Meski dunia disebut-sebut sedang resesi, ekonomi Indonesia malah sedang naik, lho. Jangan panik dan ketakutan, lalu bikin keputusan-keputusan investasi yang terburu-buru, ya! Ingat, pertumbuhan ekonomi itu panjang. Investasi saham juga jangka panjang. Lalu, ditengah kabar resesi, apa saja sektor defensif yang bisa kita lirik?
Apakah Indonesia sedang mengalami resesi ekonomi?
Indonesia tidak sedang dalam resesi ekonomi. Meski begitu, tahun ini, IHSG sedang mengalami turbulensi di sepanjang bulan Oktober. Hal ini terdorong dari kenaikan inflasi seiring dengan kenaikan harga bahan bakar yang juga menaikkan harga kebutuhan pokok serta menurunkan tingkat daya beli.
Tanda turbulensi sudah terlihat di akhir September yang membuat IHSG turun dibawah level 7.000, turun 5% dari level tertingginya di 7.318 hanya dalam waktu 2 minggu. Sahamin perkirakan volatilitas ini akan berlangsung selama bulan Oktober.
Penyebabnya? Beberapa katalis negatif lainnya yang belum diperkirakan oleh pelaku pasar seperti pelemahan mata uang Rupiah dan krisis energi di Eropa dan Inggris.
Sektor saham defensif untuk investasi di masa resesi
Meski di tengah kenaikan volatilitas pasar, kami melihat ini sebagai momen yang bagus untuk mulai masuk dan mengoleksi saham pada saat harganya relatif murah. Beberapa saham yang masih belum banyak bergerak antara lain adalah JSMR, INTP, dan SMGR. Sementara itu SMRA, ASRI, DMAS, dan SSIA saat ini memiliki valuasi yang menarik.
Di kondisi pasar seperti ini, Sahamin lebih merekomendasikan sektor defensif seperti perbankan, consumer staples, telekomunikasi, serta emiten dengan dividen yield yang tinggi. Berikut rekomendasinya!
Sektor perbankan
Kenapa sektor perbankan? Karena sektor ini masih tumbuh cukup baik. Biaya operasional terlihat naik mengindikasikan pertumbuhan kredit yang subur. Mau emiten yang fundamental nya baik? Lirik BBRI. Sektor perbankan yang valuasi murah? BBNI. Emiten bank yang dividen yield tinggi? BJBR.
Sektor consumer staples
Sektor FMCG (fast-moving consumer goods) ini menjual kebutuhan sehari-hari yang memang akan tetap dibeli. Sektor ini dinilai defensif karena peminatnya tetap banyak bagaimanapun kondisi ekonomi Indonesia. Contohnya MYOR yang memiliki pasar domestik dan ekspor yang kuat dengan produk biskuit mereka. Lalu, produk mie instan terkemuka, Indomie, dari emiten ICBP yang memiliki pembeli setia. Untuk retailer, Smart People bisa lirik emiten MAPI.
Sektor telekomunikasi
Melihat dunia yang tetap berjalan secara digital baik dari sisi pendidikan, pekerjaan, bahkan untuk hiburan, sektor telekomunikasi termasuk sektor yang bisa Smart People lirik di masa-masa seperti ini. Paket data, internet, dan permintaan pulsa tetap stabil, Smart People bisa lirik TLKM dan EXCL. Untuk emiten yang paling defensif dan punya market besar, Sahamin memilih TLKM.
Emiten yang punya dividen yield yang tinggi
Untuk Smart People yang mengincar dividen, Smart People bisa melirik emiten dengan dividen yield tinggi seperti POWR, DMAS, AKRA, BJBR, BJTM, ITMG, ADRO, MNCN, dan INTP.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi resesi?
Meski Indonesia sedang tidak mengalami resesi, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan ditengah kondisi seperti ini. Smart People bisa bersiap-siap dengan memperbaharui resume. Just in case perusahaan Smart People melakukan lay off, Smart People sudah siap untuk apply di tempat yang baru. Berpikir untuk buka usaha? Bisa jadi ini saatnya, lho.
Dalam masa-masa sulit, seperti pandemi dan sekarang inflasi dan resesi (global), kita memang dituntut untuk berhemat. Kurangi belanja tidak penting, dan tambahkan dana darurat. Selain itu, Smart People sebaiknya melunasi berbagai utang konsumtif yang Smart People miliki. Karena ditakutkan suku bunga akan semakin naik.
Investasi untuk hadapi resesi
Jangan jadi panik dan lupa diri. Ingat, tujuan investasi saham itu jangka panjang. Dalam waktu 5-10 tahun lagi, keadaan sudah berubah, kan? Malah, sekarang saat yang tepat untuk beli saham yang harganya murah.
Investasi saham di RHB Tradesmart ID aja! Dengan fitur ARO, Smart People bisa membandingkan saham mana yang undervalue, supaya bisa dapat harga murah! Jika biasanya membutuhkan waktu lama untuk mempelajari teori value investing, di aplikasi RHB Tradesmart ID ini, Smart People bisa dapatkan dalam satu klik saja.
Smart People use Smart Analyzer
Fitur value analyzer dari ARO ini akan menyajikan analisa instan untuk investor yang mudah dipahami bahkan untuk pemula sekalipun. Valuasi sebuah saham bisa diketahui Smart People melalui historis di aplikasi.
Data-data seperti laporan keuangan perusahaan yang disajikan sedemikian rupa sehingga Smart People dapat melihat price earning growth dari suatu saham. Ini juga membantu Smart People untuk membaca value saham dengan lebih mudah, apakah saham tersebut termasuk undervalued, overvalued, atau negative.
Ketika menemukan saham potensial dengan nilai undervalue, Smart People bisa mengkombinasikan dengan fitur strategy untuk mencari entry point yang bagus untuk dibeli. Jadi, Smart People bisa menemukan harga yang pas dan juga rasional untuk saham tersebut.
Fitur-fitur pintar dari RHB TradeSmart ID tersebut diharapkan dapat membantu Smart People untuk bisa menjadi seorang investor maupun trader yang mandiri dan tidak mudah terbuai hoax yang tidak jelas.Jika Smart People ingin menjajal kecerdasan fitur ARO ini, langsung saja download aplikasi RHB TradeSmart ID melalui Play Store atau App Store.
Mulai investasi dan raih goal finansial Smart People dengan lebih mudah melalui fitur trading ARO. Untuk informasi dan pembelian waran terstruktur, bisa mengunjungi RHB Waran Terstruktur.