Dalam melakukan investasi jangka panjang, ada berbagai strategi yang umum dilakukan, terutama dalam rangka cara membeli saham. Ada dua strategi yang biasa dipakai, yakni menabung saham dengan cara mencicil secara berkala (DCA) dan pembelian langsung secara banyak di periode terendah (lumpsum).
Apa Itu DCA dan Lumpsum
DCA (Dollar-cost averaging) bisa dibilang merupakan strategi menabung saham yang cocok untuk para investor pemula. Hal ini karena modal yang dibutuhkan dirasa tidak perlu terlalu besar dan tidak perlu pusing mencari waktu yang tepat untuk pembelian saham.
Dengan strategi ini, Smart People dapat menyesuaikan besaran modal di awal serta dapat menentukan berapa banyak yang dapat diinvestasikan. Hal ini sudah pasti juga akan sesuai dengan rencana keuangan bulanan yang telah dianggarkan sebelumnya.
Strategi DCA ini memang dapat mengurangi potensi return terutama jika saham yang dibeli terus naik harganya. Risiko kerugian dari strategi dollar cost averaging ini juga bisa dibilang lebih rendah karena jika harga saham turun, maka harga rata-rata pembelian bisa berada di bawah kerugian.
Sementara itu, lumpsum atau lump sum merupakan strategi investasi modal secara besar sekaligus. Dengan kata lain, jumlah lot yang dibeli lebih banyak dengan harga tertentu. Jika saham tersebut mempunyai tren harga yang terus naik, maka imbal hasil yang didapatkan juga akan lebih besar dalam jangka waktu yang panjang.
Kelebihan dan Kekurangan DCA
Secara spesifik, cara membeli saham dengan strategi DCA mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Adapun beberapa kelebihan yang dimaksud mempunyai risiko kecil, terutama jika pasar bergerak naik dan turun dengan cepat.
Sebagai contoh, jika pasar turun di bulan ke-5, maka Smart People hanya akan kehilangan sebagian dana. Terlebih jika dengan menambah volume investasi, maka rerata harga yang dimiliki menjadi lebih rendah namun dengan potensi yang lebih baik.
Dengan menggunakan strategi DCA dalam berinvestasi, Smart People juga akan tetap bisa melakukan investasi tanpa harus berpikir beberapa kali tanpa harus khawatir dengan pergerakan pasar. Hal ini tentu akan menghindarkan Smart People dari kerugian.
Sementara itu, strategi DCA juga berisiko membutuhkan biaya investasi yang lebih banyak. Hal ini karena investasi dilakukan secara rutin di mana dana investasi saham akan dikenakan sejumlah biaya setiap pembelian. Meski terlihat kecil, namun kalau ditotalkan juga tetap akan terasa besar.
Meski demikian, strategi DCA tidak serta merta membuat Smart People merasa stres jika nilai investasi sedang turun. Malahan, ketika pasar sedang mengalami koreksi, maka menjadi waktu yang tepat untuk menurunkan rerata harga.
Sekedar tips untuk membeli saham dengan strategi DCA ini, rasanya lebih mantap jika Smart People juga mempelajari cara membaca chart saham atau technical analysis guna memprediksi kapan waktu yang tepat untuk masuk dalam sebuah saham.
Kelebihan dan Kekurangan Lumpsum
Lump sum juga tidak jarang memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, terutama dari segi transaksi. Lumpsum sebagai strategi pembelian instrumen dalam jumlah banyak secara sekaligus secara tidak langsung akan menjadikan transaksi lebih efisien.
Pertimbangannya, daripada melakukan transaksi sedikit demi sedikit, namun lump sum akan merangkum pembayaran hanya dalam sekali waktu. Tentunya, strategi ini juga cocok untuk investasi jangka panjang dengan tren yang sedang naik. Dengan demikian, Smart People yang tidak memiliki penghasilan tetap seperti freelancer bisa tetap berinvestasi menggunakan strategi ini.
Sayangnya, investasi dengan strategi ini menimbulkan peluang kecurangan seperti misalnya mengingkari produk yang telah dijanjikan sebelumnya. Selain itu, strategi ini juga berisiko baik para penerima pembayaran karena fluktuasi harga saham Indonesia yang dijual.
Kekurangan lain dari strategi lump sum, terutama dengan nominal yang besar tentu akan menimbulkan risiko pajak penghasilan yang lebih besar pula. Berbeda dengan pembayaran dengan cara diangsur, tentu jumlah penghasilan tidak tertulis menumpuk dalam satu waktu.
Kenapa Harus Berinvestasi dengan Aplikasi Investasi RHB?
Lantas mana yang lebih baik, apakah metode DCA atau Lumpsum? Sejatinya keduanya sama-sama baik dan sebaiknya disesuaikan kembali dengan kebutuhan Smart People. Jika memiliki modal yang terbatas, DCA bisa menjadi solusi, namun jika merasa memadai maka Lump sum bisa menjadi pilihan.
Daripada kebingungan, akan lebih baik jika Smart People menggunakan aplikasi investasi dan trading saham online seperti RHB. Di sini, ada berbagai fitur yang akan membuat Smart People tidak lagi merasa kebingungan dalam mengambil sebuah keputusan.
FITUR ARO
Ada fitur terbaik bernama ARO yang akan membantu Smart People dalam menentukan saham mana yang akan dibeli, sekaligus saham mana saja yang sedang tren saat ini. Fitur-fitur ini juga dilengkapi dengan berbagai layanan chart yang jelas sehingga setiap keputusan yang diambil akan terhindar dari risiko terburuk.
ARO TECHNICAL
Aplikasi RHB juga mempunyai sejumlah fitur untuk mengecek berbagai analisa dan laporan chart pergerakan saham secara real-time. Layanan ini tentu akan membuat Smart People dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham prioritas dan potensial.
Price Conditional Order
Selain fitur unggulan diatas, aplikasi RHB juga mempunyai fitur Price Conditional Order. Fitur ini akan memudahkan Smart People untuk memasang order pembelian maupun penjualan saham di harga tertentu tanpa harus memantau pergerakan harga saham secara terus menerus. Ketika harga saham sudah mencapai harga tertentu, order yang telah dipesan melalui Price Conditional Order akan secara otomatis terbeli/terjual.
Nah, untuk lebih maksimal dalam melakukan cara membeli saham dan investasi saham secara online, segera download aplikasi RHB Tradesmart dari Play Store dan App Store. Anda juga tidak perlu bingung bertransaksi di mana saja dan kapan saja menggunakan aplikasi RHB!