Belief perseverance bias merupakan salah satu bagian dari cognitive bias. Dalam dunia investasi, cognitive bias ini bisa muncul karena adanya kesalahan dalam interpretasi informasi yang ada. Bisa juga disebut sebagai kesalahan sistematis dalam cara berpikir seseorang sebelum mengambil keputusan. Lalu apa sebenarnya belief perseverance bias itu?
Apa yang Dimaksud Perseverance Bias?
Memang ada banyak istilah penting yang harus Smart People pahami dalam dunia investasi. Salah satunya adalah perseverance bias ini. Ini merupakan jenis cognitive bias yang bermula dari kecenderungan seseorang untuk bertahan pada hal-hal yang sudah pernah dialami atau dipercayai sebelumnya. Bahkan hal ini akan terus berlanjut meskipun ada fakta-fakta baru yang membuat keyakinan tersebut tidak relevan lagi.
Dalam dunia investasi, investor akan berusaha untuk mencari sumber informasi yang tepercaya. Ini biasanya akan dijadikan acuan untuk mengambil langkah investasi tertentu. Informasi yang sudah didapatkan ini kemudian akan menimbulkan kepercayaan pada diri seorang investor.
Kepercayaan ini kemudian membentuk cara pikir investor saat berinvestasi. Menariknya lagi, kepercayaan tersebut sangat kuat dan tidak bisa dihilangkan begitu saja bahkan setelah investor mendapatkan informasi baru yang lebih update. Jadi istilahnya investor tadi sudah terlalu percaya dan meyakini satu informasi hingga sulit menerima informasi yang baru.
Secara teori, orang yang mengalami belief perseverance bias ini tidak bisa membuka diri terhadap informasi baru. Pikiran mereka sudah tertutup dengan informasi baru yang lebih relevan. Perkembangan investasi dianggap tidak perlu digali lebih dalam karena mereka merasa sudah punya informasi yang memadai.
Tipe-Tipe Belief Perseverance Bias
Ternyata ada beberapa tipe dari belief perseverance bias ini. Jika Smart People ingin menjadi investor yang andal dan berpengalaman, mari pahami dulu apa saja jenis dari belief perseverance bias berikut.
- Conservatism Bias
Pertama ada conservatism bias yaitu kondisi dimana seseorang cenderung ingin mempertahankan kepercayaan yang memang sudah dipegang sejak lama. Kemudian orang tersebut lebih memilih untuk mengabaikan perkembangan informasi yang ada saat ini.
Perlu diketahui bahwa dunia investasi itu berubah dengan cepat. Saham misalnya, kondisi pasar saham akan terus berubah dan sifatnya memang sangat fluktuatif. Bisa saja saham dari perusahaan A tidak mendapatkan performa bagus di 5 tahun ke belakang namun pada 5 tahun ke depan perusahaan ini punya potensi untuk terus meningkat.
Baca juga: Begini Strategi Investasi yang Efektif untuk Generasi Z dan Milenial. Wajib Coba!
Hal ini tidak akan dianggap penting oleh orang yang menganut conservatism bias tadi. Informasi lama yang sudah dipercaya tidak mudah digantikan oleh informasi baru.
- Confirmation Bias
Selanjutnya ada confirmation bias dimana seseorang akan berusaha keras untuk mencari bukti-bukti yang mendukung kepercayaannya. Jadi dibandingkan menerima informasi baru yang lebih akurat, orang seperti ini akan memilih untuk mendapatkan konfirmasi atas apa yang diyakini sebelumnya.
- Representativeness Bias
Tipe lainnya yaitu representativeness bias. Ini merupakan kondisi dimana seseorang memilih untuk mengambil keputusan berdasarkan pengalaman di masa lalu. Jadi pengalamannya dalam berinvestasi akan selalu dijadikan sebagai acuan. Padahal dunia investasi ini terus berubah dan keputusan yang bagus di masa lalu belum tentu bagus di masa sekarang.
- Illusion of Control Bias
Ada juga illusion of control bias dimana seseorang cenderung percaya bahwa dirinya memegang kontrol dan memiliki pengaruh besar. Jadi investor yang seperti ini biasanya sangat yakin pada hasil investasinya karena percaya dialah pemegang kontrol. Padahal hal tersebut hanya sebuah ilusi semata dan pada akhirnya tidak memberikan hasil apapun.
- Hindsight Bias
Ini merupakan salah satu tipe yang cukup parah dimana seseorang akan melihat hal-hal di masa lalu sebagai hal yang bisa diharapkan lagi di masa depan. Prinsip seperti ini tidaklah cocok untuk diterapkan di dunia investasi. Bidang ini selalu berubah dari waktu ke waktu. Performa sebuah aset investasi juga terus berubah dan tidak mungkin selalu sama.
Jadi pada dasarnya tidaklah tepat jika investor menjadikan imbal hasil di masa lampau sebagai acuan di masa depan. Bisa saja aset tersebut punya performa bagus saat itu namun tidak ada yang tahu apa jadinya di masa yang akan datang.
Cara Menghindari Belief Perseverance Bias
Dari penjelasan tadi, bisa disimpulkan bahwa belief perseverance bias ini sebenarnya sangat berbahaya bagi investor. Sangat disayangkan jika investor menutup mata terhadap informasi terbaru dan ingin mempertahankan apa yang diyakini di masa lampau. Lalu apa yang bisa dilakukan agar bisa terhindar dari kondisi tersebut?
Cari tahu informasi saham lainnya lewat sosial media RHB Sekuritas Indonesia di Instagram.
Buka pikiran terhadap semua jenis sumber informasi. Jika ingin terjun ke dunia investasi, maka Smart People harus mau membuka pikiran untuk semua jenis sumber informasi yang akurat dan bisa dipercaya. Bukalah akses ke berbagai jenis sumber informasi yang memadai.
Pahami konsep penting investasi yaitu lebih fokus ke masa depan dan hal yang terjadi di masa lalu tidak bisa menjadi acuan. Jika Smart People memahami prinsip ini, pasti akan selalu terpacu untuk mencari informasi baru. Bahkan Smart People tidak ingin memakai informasi lama yang sudah diyakini sebelumnya karena kondisi aset investasi memang selalu berubah.
Gunakan platform yang memberikan informasi pasar secara up to date. Sebaiknya Smart People berinvestasi di platform yang update dan selalu memberikan hasil analisis pasar terbaru. Secara otomatis, Smart People jadi mudah melihat apa yang sebenarnya terjadi di pasar saham dan tidak akan selalu berpegang pada keputusan di masa lalu.
Belief perseverance bias tidak akan terjadi jika Smart People menggunakan platform yang selalu update. Seperti RHB Tradesmart ID yang memiliki fitur ARO dan selalu menyajikan perkembangan pasar terbaru. Segera unduh aplikasi RHB Tradesmart ID untuk menikmati fitur investasi terbaru dan capai tujuan finansial secepatnya.
Sumber:
Lazaroff, Peter. (2016, April 01). 5 Biases That Hurt Investor Returns. Diakses pada tanggal 10 Januari 2023 melalui https://www.forbes.com/sites/peterlazaroff/2016/04/01/5-biases-that-hurt-investor-returns/?sh=472cafd0d4ac.
Williams, Yolanda. 2021, November 19. Belief Perseverance: Definition & Examples. Diakses pada tanggal 10 Januari 2023 melalui https://study.com/academy/lesson/belief-perseverance-definition-examples.html.
Scott, Gordon. (2022, September 29). Confirmation Bias. Diakses pada tanggal 10 Januari 2023 melalui https://www.investopedia.com/terms/c/confirmation-bias.asp.