Buyback saham merujuk pada pembelian kembali saham oleh perusahaan yang menerbitkannya. Ada beragam alasan yang mendasari dilaksanakannya buyback, mulai dari keinginan untuk menaikkan harga saham hingga ingin memberikan dividen kas bagi pemegang saham. Lantas, kapan waktu yang telah untuk melakukan buyback saham ini? Temukan jawabannya pada ulasan berikut ini.
Faktor yang Memengaruhi Waktu Buyback Saham
-
Kondisi Kas Perusahaan yang Berlebihan
Waktu untuk melakukan buyback biasanya akan dipengaruhi oleh kondisi kas perusahaan. Pasalnya, kas perusahaan inilah yang nantinya digunakan untuk membeli kembali saham perusahaan yang telah beredar tersebut. Biasanya, perusahaan akan melakukan buyback pada saat kondisi kas perusahaan sedang banyak, namun hanya sedikit proyek yang sedang dijalankan.
Mengingat kas yang berlebih itu akan meningkatkan biaya penyimpanannya di bank jika dibiarkan begitu saja, perusahaan berpikiran akan lebih baik jika kas tersebut dialirkan kembali pada para pemegang saham layaknya dividen. Dengan begini, jumlah kas yang dimiliki stabil dan ragam imbal hasil dari pelaksanaan buyback, seperti meningkatnya harga saham, akan bisa didapatkan.
-
Kebutuhan untuk Meningkatkan Valuasi Perusahaan
Buyback saham biasanya juga akan dilakukan saat perusahaan menilai valuasinya butuh untuk ditingkatkan, yang salah satunya bisa tergambar dari kesehatan finansial perusahaan tersebut. Pada saat buyback dilakukan, maka nilai saham yang beredar akan berkurang, yang kemudian meningkatkan laba per saham (EPS) dan jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas perusahaan (ROE).
Saat laba per saham mengalami kenaikan dan rasio harga saham atas labanya tetap, maka harga saham juga akan mengalami kenaikan. Pun begitu, perlu dipahami bahwa tidak semua pelaksanaan buyback akan memberikan efek positif berupa peningkatan laba per saham dan jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas perusahaan.
-
Muncul Sinyal Saham Mengalami Undervalued
Faktor lain yang mendorong perusahaan untuk melakukan buyback adalah karena munculnya sinyal bahwa saham mengalami undervalued alias nilai intrinsic saham tersebut lebih besar dibandingkan dengan harga saham tersebut di pasaran. Alhasil, untuk bisa meningkatkan harga saham tersebut agar sesuai dengan nilai intrinsiknya, perusahaan pun melakukan buyback.
Saat perusahaan melakukan buyback, maknanya perusahaan tersebut merasa percaya akan potensi yang dimiliki oleh sahamnya tersebut. Kepercayaan diri perusahaan atas sahamnya tersebut kemudian memengaruhi investor untuk juga melakukan hal yang sama. Saat permintaan atas saham tersebut mengalami kenaikan, maka harga saham pun akan bisa meningkat.
Buyback Saham, Saat Pasar sedang Bearish atau Bullish?
Saat akan melakukan buyback saham, tentu saja perusahaan akan mempertimbangkan bagaimana kondisi pasar terlebih dahulu, apakah pasar dalam kondisi bearish atau malah bullish? Pasalnya, pelaksanaan buyback saham pada kedua kondisi pasar yang bertolak belakang ini tentu juga akan memberikan hasil yang berbeda nantinya.
Pada saat kondisi pasar bearish, buyback akan bisa menahan harga saham agar tidak jatuh ke angka yang lebih rendah. Sedangkan pada pasar bullish, buyback akan bisa meningkatkan harga saham tersebut. Meskipun sama-sama memberikan dampak positif, namun pelaksanaan buyback saat pasar bullish dianggap lebih bisa berhasil karena investor cenderung lebih aktif pada saat itu.
Tren Buyback Saham di Indonesia
Belakangan, buyback saham marak dilakukan oleh perusahaan blue chip di Indonesia. Seperti yang diketahui, saham blue chip merupakan saham yang memiliki fundamental yang kuat, serta nilai kapitalisasi pasar yang tinggi di pasar modal. Adapun perusahaan blue chip yang melakukan buyback pada semester I 2024 ini seperti BBRI, GOTO, MEDC, hingga INTP.
- Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang merupakan salah satu perusahaan blue chip yang melakukan buyback, menggelontorkan dana hingga Rp1,5 triliun untuk untuk kepentingan tersebut. Buyback ini sendiri dilakukan pada saat terjadi penurunan harga saham perusahaan perbankan tersebut.
Sunarso selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengungkapkan bahwa pelaksanaan buyback bertujuan untuk memberikan sinyal pada para investor bahwa kondisi BRI sudah jauh lebih dibandingkan dengan persepsi pasar saat ini. Harapannya, minat investor akan kembali meningkat untuk mengoleksi saham emiten BBRI.
Contoh Strategi Buyback Saham yang Efektif
Salah satu strategi buyback saham yang efektif adalah buyback saham yang dilakukan oleh Apple. Pada awal tahun ini, Apple mengumumkan program buyback senilai $110 miliar atau sekitar Rp1.770 triliun. Pengumuman yang beriringan dengan waktu pelaporan kinerja keuangan kuartal I-2024 Apple tersebut, berhasil membuat harga saham Apple melonjak sebesar 7%.
Jual Beli Saham Buyback via RHB Tradesmart ID
Saat sebuah perusahaan mengumumkan akan melakukan buyback, Smart People bisa memilih untuk menjual saham perusahaan tersebut yang dimiliki ataupun membeli sahamnya dengan ekspektasi akan naiknya valuasi dari saham tersebut. Agar lebih mudah dalam mengambil keputusan jual beli saham itu nantinya, Smart People bisa manfaatkan Smart Analyzer dari RHB Tradesmart ID.
Smart Analzyer dilengkapi ARO (Assisted Robo Optimization) yang memungkinkan Smart People terbantu pada saat menganalisis saham. Hasil analisis tersebut bisa Smart People jadikan pedoman dalam mengambil keputusan investasi saham nantinya. Fitur unggulan seperti ini bisa Smart People dapatkan dengan memulai investasi saham dengan biaya yang ekonomis dari RHB Tradesmart ID.
Yuk mulai aktivitas investasi saham sekarang juga dengan pakai RHB Tradesmart ID. Unduh aplikasinya dan manfaatkan ragam fitur SMART untuk kebutuhan investasi saham Smart People.
Sumber:
Melani, Agustina. 2024, Mei 03. Harga Saham Apple Melonjak Usai Umumkan Buyback Senilai Rp 1.770 Triliun. Liputan 6. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://www.liputan6.com/saham/read/5587666/harga-saham-apple-melonjak-usai-umumkan-buyback-senilai-rp-1770-triliun?page=2
Mulyana, Ridwan Nanda. 2024, Mei 06. Marak Aksi Buyback Saham Blue Chip, Cek yang Patut Dibeli. Kontan. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://investasi.kontan.co.id/news/marak-aksi-buyback-saham-blue-chip-cek-yang-patut-dibeli
Putri, Elisabet Lisa Listiani. 2018, Februari 01. Buyback saham lebih berhasil saat market bullish. Kontan. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://investasi.kontan.co.id/news/buyback-saham-lebih-berhasil-saat-market-bullish?page=all
Wohlner, Roger. 2024, Mei 10. Are Stock Buybacks a Good Thing, or Not? Investopedia. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://www.investopedia.com/articles/financial-advisors/121415/stock-buybacks-good-thing-or-not.asp