Investasi saham kian menarik perhatian masyarakat karena potensi imbal hasilnya dalam jangka panjang. Meskipun demikian, tetap diperlukan analisis untuk memperoleh saham potensial. Ada pendekatan yang sangat berguna untuk menganalisis saham.
Smart People, pernahkah mendengar pendekatan bottom-up dalam analisis saham? Pendekatan bottom-up adalah sebuah cara menganalisis saham dari bawah ke atas yaitu dari analisis mikro ke analisis makro.
Perbedaan Pendekatan Bottom-Up dan Top-Down
Dalam menganalisis saham, Smart People bisa menggunakan pendekatan bottom-up yang merupakan cara menganalisis dari bawah ke atas. Ada juga pendekatan top-down dengan pengertian sebaliknya, yaitu cara menganalisis dari atas ke bawah. Lalu, apa yang dimaksud dengan atas dan bawah? Bagaimana perbedaan kedua pendekatan tersebut?
Istilah atas dan bawah mewakili mikro dan makro. Dengan demikian, pendekatan bottom-up adalah cara menganalisis saham yang dimulai dari analisis mikro ke makro. Sedangkan pendekatan top-down berarti cara menganalisis saham dari analisis makro ke mikro.
Secara lebih rinci, pendekatan bottom-up dapat dipahami sebagai cara menganalisis saham dengan mengedepankan aspek mikro (sektor atau industri, saham perusahaan). Kemudian baru mempertimbangkan aspek makro (suku bunga, inflasi, permintaan pasar, dll) yang umumnya memengaruhi kinerja emiten. Dalam menganalisis aspek mikro, diperlukan analisis fundamental dan teknikal.
Pendekatan bottom-up fokus pada perusahaan yang ingin dibeli sahamnya melalui identifikasi produk dan layanan, kinerja keuangan, dan kondisi persaingan dengan kompetitor yang berdampak pada kondisi perusahaan. Prinsipnya adalah bahwa memastikan perusahaan mempunyai performa yang baik, di mana mampu bertumbuh dan mempunyai kinerja baik, termasuk pada saat sektornya sedang turun.
Berbeda dengan pendekatan top-down yang mempunyai arti sebaliknya. Pendekatan top-down berarti cara menganalisis saham dengan mengutamakan aspek makro secara keseluruhan. Barulah kemudian mengerucut ke aspek mikro yaitu sektor atau industri yang bermuara pada setiap sahamnya.
Faktor Internal yang Harus Dipertimbangkan
Pendekatan bottom-up mengutamakan analisis mikroekonomi, sehingga Smart People perlu mengetahui apa saja faktor internal yang dipertimbangkan. Dalam analisis saham dengan pendekatan bottom-up, ada analisis fundamental dan teknikal dengan memperhatikan berbagai faktor internal.
Pada analisis fundamental, faktor internal yang dipertimbangkan adalah indikator keuangan yang terdiri dari return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS), price to book value (PBV), dan price to earning ratio (PER). Sedangkan pada analisis teknikal, dipertimbangkan beberapa hal yaitu tren pergerakan harga saham, fase sedang akumulasi atau distribusi, dan sebagianya.
Identifikasi Saham Potensial dengan Pendekatan Mikroekonomi
Sebagai investor, Smart People perlu menentukan pendekatan untuk menganalisis saham. Tujuannya agar menemukan saham potensial untuk memperoleh imbal hasil yang cenderung relatif stabil. Pendekatan bottom-up yang berfokus pada analisis mikroekonomi. Fokus pada penilaian saham akan mengarahkan investor untuk memperhatikan hal-hal kecil dan riwayat kinerja perusahaan.
Pendekatan bottom-up sering disebut juga pendekatan mikroekonomi. Pendekatan ini terlebih dahulu menilai aspek mikro yaitu potensi saham dan nilai perusahaan menggunakan analisis fundamental dan teknikal.
Analisis fundamental memahami kekuatan dan kelemahan yang spesifik dari suatu perusahaan. Hal ini membantu mengidentifikasi perusahaan yang tergolong undervalued (bernilai lebih rendah dari nilai wajarnya) atau mempunyai potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.
Analisis teknikal merupakan analisis yang mendalam karena fokus pada hal-hal kecil yang bersifat teknis dalam pergerakan harga saham.
Meskipun demikian, pendekatan bottom-up ini tetap mempertimbangkan aspek makroekonomi setelah menganalisis aspek mikroekonomi yang dipandang lebih penting. Dalam pendekatan ini, aspek makroekonomi menjadi bahan pertimbangan terkait hasil analisis mikro.
Kapan Harus Menggunakan Pendekatan Bottom-Up?
Menemukan investasi saham yang potensial bergantung pada tujuan investor. Jika fokusnya adalah perusahaan dengan prospek baik tanpa terlalu mempertimbangkan kondisi makroekonomi, maka pendekatan bottom-up dapat digunakan. Dalam pendekatan ini, investor cukup menganalisis faktor mikroekonomi, seperti kinerja dan fundamental perusahaan.
Dengan pendekatan ini, investor dapat menemukan perusahaan yang undervalued, yaitu saham yang diperdagangkan di bawah nilai wajarnya. Hal ini membuka peluang untuk mendapatkan perusahaan yang memiliki ketahanan di tengah perubahan kondisi eksternal. Oleh karena itu, pemilihan pendekatan analisis harus disesuaikan dengan tujuan investasi masing-masing.
Contoh Emiten Lokal yang Sesuai untuk Pendekatan Bottom-Up
Dalam praktiknya, saat memilih pendekatan bottom-up dengan tujuan memperoleh perusahaan potensial yang kompetitif dan mampu bertahan di tengah dinamika lingkungan eksternal, maka harus menganalisis secara detail. Gunakan analisis fundamental dan teknikal agar memperoleh hasil analisis yang akurat.
Berdasarkan penjelasan di atas, emiten lokal yang tergolong potensial karena mempunyai daya saing tinggi (kompetitif) ada di beberapa sektor. Beberapa sektor tersebut meliputi sektor migas, farmasi, telekomunikasi, penerbangan, FnB (food and beverage), dan sebagainya. Sebagai contoh, beberapa perusahaan potensial yang tentunya kompetitif adalah Pertamina (migas), Bio Farma (farmasi), Telkom Indonesia (telekomunikasi), Garuda Indonesia (penerbangan), Mayora dan Indomie (FnB).
Setiap investor dapat memilih saham dari beberapa perusahaan tersebut. Pastikan sudah menganalisis aspek mikronya dengan baik agar memperoleh saham yang sesuai. Untuk melaksanakan investasinya, investor dapat memeriksa kode saham dari setiap perusahaan yang dimaksud.
Dapatkan Saham Potensial Lewat Aplikasi RHB Tradesmart ID
Sangat penting memilih saham dari perusahaan yang kompetitif, sehingga mampu bertahan dalam jangka panjang. Pendekatan bottom-up yang sudah dijelaskan di atas, tentu membantu menemukan saham lewat analisis mikroekonomi terlebih dahulu. Aplikasi RHB Tradesmart ID hadir sebagai solusi bagi Smart People untuk menemukan saham pilihan secara efektif.
Aplikasi ini sangat mudah digunakan dan bisa diakses kapan saja secara online. Setelah mengunduhnya di Play Store dan App Store, pastikan aplikasinya terpasang di ponselmu. Mulailah mencari informasi dan menganalisis saham-saham terbaik dan praktikkan pendekatan bottom-up. Fitur Smart Analyzer di dalam aplikasi akan membantumu.
Referensi:
Aei.or.id. (2024). Memahami Analisis Top-Down dan Bottom-Up: Pendekatan dalam Mengambil Keputusan Investasi. Diakses dari https://aei.or.id/.
Aidil, M. Rizki. Kenali Perbedaan Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal Saat Investasi Saham. Diakses dari https://www.poems.co.id/.
Bafadal, Ilham. (2018). Inilah 20 Perusahaan Indonesia yang Berhasil dalam Pasar Global. Diakses dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/.
Wijaya, Johan Wahyudi. (2024). Top Down Vs Bottom Up Analysis. Diakses dari https://arvest.co.id/.