<< Back

Trading atau Investasi Saham, Mana yang Terbaik?

Memilih antara trading atau investasi saham sering kali menjadi perbedaan hangat, terlebih jika membahas mana yang mampu meraup imbal hasil lebih besar. 

 

Investasi dan trading dapat dinilai sebagai bentuk investasi untuk mencapai kebebasan finansial. Hanya saja, investasi itu pasif; trading itu aktif. Investasi itu mirip dengan menabung; trading mirip dengan mengejar uang. 

 

Investor meraih imbal hasil dengan cara menunggu saham bertumbuh dalam waktu lama; trader meraih imbal hasil dengan cara menyerbu saham terbaik dalam jangka pendek.

 

Sekarang mungkin Smart People sudah menyimpulkan bila trading mengundang banyak imbal hasil karena sifatnya proaktif. Lagi pula, siapa yang paling berusahalah yang biasanya paling banyak memetik hasil. 

 

Namun, kenyataan di bursa efek justru menunjukkan trader sering merugi daripada investor. Smart People pun mungkin lebih sering mendengar nama Warren Buffet ketimbang George Soros. 

 

Lantas mana yang sebenarnya paling sesuai untukmu? Untuk menjawabnya, Smart People perlu mengenali apa dan bagaimana cara kerja trading dan investasi saham. 

Trading Vs Investasi Saham, Tiga Perbedaan Utama

  1. Metode, imbal hasil, dan periode 

Investasi merupakan aktivitas membeli dan menahan saham dalam waktu yang panjang. Investor bisa melakukannya selama setahun hingga puluhan tahun tergantung dari besarnya uang yang mereka perlukan dari investasi tersebut. 

 

Metode membeli dan menahan ini menghasilkan imbal hasil dengan menumbuhkan uang modal dari konsep bunga berbunga. Beberapa perusahaan bahkan memberikan dividen (sisa pendapatan) kepada para investornya secara berkala. 

 

Sedangkan, trading dilakukan dengan membeli dan menjual saham dalam waktu yang singkat. Para trader menargetkan imbal hasil dari selisih kenaikan harga jual dari harga belinya. 

 

Selisih tersebut memanglah kecil, tetapi trader mampu mendapatkan imbal hasil sesungguhnya dari total imbal hasil tersebut. 

 

Waktu trading mana yang paling cepat dan lama digolongkan berdasarkan jenis trader itu sendiri. Secara umum, mereka dibagi ke dalam golongan berikut.

  • Trader harian: melakukan transaksi selama seharian, dari waktu BEI buka hingga tutup. 
  • Swing trader: menahan saham lebih dari satu hari sampai empat minggu. 
  • Position trading: dapat menahan saham selama berbulan-bulan hingga tahun. 
  • Scalper: menjual dan membeli saham dengan mengincar selisih dalam hitungan detik hingga menit. Trader ini dapat digolongkan bersama trader harian. 

 

  1. Saham yang diincar dan alat pertimbangan

Karena mengandalkan selisih harga untuk meraih imbal hasil, trader akan mengincar saham yang menunjukkan pergerakan harga naik. Saham baru dapat dimasuki begitu sinyal beli muncul berdasarkan pendekatan analisis teknikal. 

 

Pendekatan yang trader terapkan ini mungkin sering Smart People lihat di film-film. Di dalamnya, para trader menggunakan grafik dan chart untuk melacak saham-saham yang menarik. Moving average serta level support dan resistance merupakan beberapa alat teknikal yang sering mereka gunakan

 

Berbeda dengan trader yang berfokus pada harga, investor lebih mengutamakan nilai intrinsik perusahaan. Mereka percaya jika harga saham terbaik berasal dari perusahaan dengan kinerja bagus dan menyimpan prospek selama beberapa tahun ke depan, sesuai lamanya investor berinvestasi. 

 

Dengan kata lain, saham berangsur-angsur akan menunjukkan harga aslinya ketimbang harga yang ditentukan oleh bid dan offer para pelaku bursa saham. 

 

Investor memakai analisis fundamental untuk mengukur nilai suatu saham. Faktor makro ekonomi, rasio harga-pendapatan saham, dan manajemen perusahaan merupakan beberapa contoh dari acuan perhitungannya. 

  1. Risiko dan penanganannya

Risiko dalam trading sangatlah tinggi dibandingkan investasi. Alasannya karena trading punya sedikit opsi proteksi terhadap setiap transaksinya, seperti hedging yang diaplikasikan investor. 

 

Di samping itu, model transaksi yang begitu cepat memberi tekanan ekstra bagi trader. Karenanya, ketahanan mental sangat penting di sini. Trader yang mudah panik dan gugup dengan fluktuasi harga sering kali membuat keputusan yang salah dan berujung pada kehilangan banyak modal.

 

Biaya jual dan beli saham serta pajak juga dapat memangkas imbal hasil yang didapatkan trader karena frekuensi transaksi mereka yang tinggi. 

 

Dengan risiko yang besar (dan kerap tak terhindarkan), trader harus berpegangan pada strategi trading dan manajemen risiko yang ketat. Sinyal jual beli dan persentase risiko maksimal menjadi pedoman yang wajib diikuti.

 

Di sisi lain, investor punya risiko yang lebih minim, tetapi butuh waktu beberapa tahun untuk dapat merasakan imbal hasil investasi mereka. 

 

Investor tidak mudah terpengaruh gejolak harga di bursa saham. Mereka justru yakin jika harga saham yang jatuh akan kembali pulih selama prospek perusahaan menyebutkan demikian. 

 

Manajemen risiko investor yang utama adalah diversifikasi atau pengalokasian aset. Investor menyebar investasinya ke dalam beberapa kelas aset dengan tingkat risiko rendah ke tinggi. 

 

Semakin agresif dan besar imbal hasilnya, semakin banyak aset riskan seperti saham di dalamnya. Diversifikasi ini berangsur menjadi non-agresif atau konservatif begitu mendekati akhir masa investasi atau jumlah uang yang ditargetkan.

Mana yang Terbaik Untukmu?

Setelah melihat perbedaan di atas, Smart People mungkin masih mempertanyakan mana metode yang terbaik untukmu. Ada beberapa poin yang dapat Smart People pertimbangkan di sini. 

 

  • Jika Smart People baru mengenal saham dan investasi di bursa efek, investasi sangatlah disarankan. Trader pemula sekalipun tetap perlu tahu cara membaca dinamika bursa dan harga saham. 
  • Andaikan Smart People punya hal besar yang ingin dibeli tetapi modalmu kecil, cara meraih imbal hasil dengan investasi lebih bersahabat untukmu. Sebaliknya, trading dapat membakar seluruh modalmu jika tidak dijalankan dengan tepat dan tanpa kesabaran.  
  • Investasi dapat dilakukan dengan santai dan dijadikan pemasukan tambahan. Analisis sahamnya memang sangat mendalam, tetapi hanya diterapkan beberapa kali dalam setahun. Sebaliknya, trading mengharuskanmu untuk mengamati pergerakan saham secara berkala, khususnya bila Smart People trader harian. 
  • Tujuan investasi adalah untuk membeli atau melunasi sesuatu dengan memanfaatkan imbal hasilnya. Trader melakukan trading lebih karena menikmati transaksi saham dan perputaran uang yang cepat. 

 

Jadi, mana yang lebih Smart People sukai, apakah trading atau investasi saham?

 

Manfaatkan aplikasi investasi dan trading saham online RHBTRADESMARTID yang dilengkapi berbagai fitur untuk memudahkan transaksi saham di mana saja dan kapan saja. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal