Berbagai istilah seringkali digunakan dalam dunia perdagangan saham, salah satunya Bottom Fishing. Secara harfiah, istilah ini dikenal sebagai strategi memancing terbawah. Tentunya bukan benar-benar memancing ikan, namun berkaitan dengan harga pada saham.
Pengertian Bottom Fishing Saham
Sejatinya, istilah bottom-fishing merupakan strategi aksi pada harga saham secara jangka pendek. Dengan istilah tersebut, investor membeli saham yang telah mengalami penurunan harga yang terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat.
Tentunya, strategi ini memiliki risiko yang cukup tinggi, apalagi tujuannya untuk mendapatkan imbal hasil secara cepat dalam jangka pendek. Meskipun begitu, ada tidaknya pengaruh fundamental juga berkaitan dengan prospek emiten.
Mereka yang menjalankan strategi ini ibarat nelayan yang menjaring ikan di dasar laut. Tentunya, semua keputusan pembelian saham dilakukan karena harga saham dinilai terlalu rendah dan pembalikan harga suatu saat akan terjadi dalam jangka waktu yang pendek.
Teknik Analisis yang Digunakan
Dalam melakukan strategi tersebut, tentu diperlukan teknik khusus untuk menghindarkan Smart People dari rasa kecewa karena risiko yang tinggi. Meski begitu, para trader yang menerapkan gaya perdagangan tersebut tentu sudah harus paham dengan risiko yang akan dihadapi.
Teknik analisis fundamental, analisis teknikal, bahkan kombinasi keduanya bisa sangat membantu Smart People dalam mengamati penurunan harga secara tajam. Berikut penjelasan beberapa teknik analisis saham yang bisa Smart People jalankan.
1. Analisis Teknikal
Dengan analisis ini, pembelian saham yang sudah jatuh dari level tertingginya secara cepat akan berada pada level oversold dengan indikator RSI yang menunjukkan level tersebut. Tentunya, analisis ini dapat didukung oleh volume dan analisis tren jangka panjang.
Hal tersebut diyakini dapat menambah kepercayaan para pembeli saham dalam menerapkan sistem dan strategi bottom-fishing. Terlebih, analisis ini lazim digunakan di pasar komoditas dan valas yang berfokus pada pergerakan harga jangka pendek.
2. Analisis Fundamental
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keamanan suatu nilai saham. Metode yang digunakan yakni dengan memeriksa faktor keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan terkait. Dengan demikian, investor akan melakukan investasi nilai karena penurunan harga tidak sesuai dengan nilai intrinsik keamanan saham perusahaan.
Penurunan harga dianggap sebagai hasil dari kuartal yang buruk hingga penguncian sementara dalam bisnis. Bagi investor yang menerapkan strategi Bottom Fishing dengan analisis fundamental, umumnya akan melakukan pembelian dengan melihat perspektif jangka menengah.
Tujuan Penggunaan Strategi Bottom Fishing
Lantas, apa yang menjadi alasan seseorang harus menggunakan strategi di atas? Tentunya karena dalam pergerakan saham terdapat 3 istilah umum seperti bullish, bearish, dan sideways. Saat terjadi bearish dan mencapai support paling bawah, tentu harga akan naik kembali ke harga atas yang membuat investor berlomba menentukan titik support.
Pergerakan harga saham juga akan terus berpola sama, termasuk saat naik tajam (bullish). Sewaktu jenuh dan mencapai titik resistance dan stagnan pada periode tertentu (sideways), harga saham dapat turun tajam karena adanya sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi.
Kelebihan dan Kekurangan
Sebagai sebuah strategi, sudah pasti bottom-fishing memiliki berbagai kelebihan sekaligus kekurangan. Berikut sejumlah penjelasan mengenai kelebihan beserta dengan kekurangan yang dapat Smart People rasakan secara langsung.
1. Kelebihan
Strategi ini sudah pasti akan meningkatkan potensi imbal hasil yang akan didapatkan dalam waktu singkat. Apabila Smart People membeli saham yang memiliki pergerakan pembalikan, maka potensinya akan jauh lebih besar dibandingkan investasi normal.
Beberapa cara tambahan juga dapat diberikan untuk mengetahui area oversold dalam sebuah kerangka waktu. Hal ini tentu dapat membantu Smart People untuk tahu berapa harga paling rendah dari aksi penjualan besar-besaran.
2. Kelemahan
Meskipun mempunyai kelebihan, tentunya strategi ini tidak terlepas dari beberapa kekurangan, salah satunya risiko yang tinggi dan tidak cocok dengan semua jenis investor, terutama yang bertentangan dengan strategi investasi momentum.
Terlebih, bottom-fishing dikenal sebagai teknik dengan imbal hasil jangka pendek. Bahkan, beberapa investor cenderung menghindarinya karena mengutamakan penanaman modal jangka panjang dibandingkan bermain dengan fluktuasi harga.
Oleh karena itu, diperlukan pemilihan saham yang tepat sebelum melakukan strategi tersebut. Smart People dapat menggunakan saham PBV (Price to Book Value) yang masih undervalue. karena potensi volatile yang masih tinggi dengan hasil yang besar.
Sebagai contoh saham X saat dibeli dengan kisaran harga Rp500 dalam tempo kurang dari 1 minggu naik > 15%. Pembelian dilakukan dengan analisis PBV undervalue di mana pada berbagai pemberitaan diinformasikan kalau ekspansi perusahaan berjalan positif sehingga peluang di masa mendatang akan berkembang lebih baik.
Guna memaksimalkan hasil yang akan didapatkan, menggunakan aplikasi trading dan investasi online yang mumpuni dan tanpa lag harus senantiasa dilakukan. Untuk itu, gunakan aplikasi RHB Tradesmart ID yang dikenal dengan fiturnya yang beragam seperti Smart Fee dan Smart Rate.
Smart Fee memungkinkan investor untuk menikmati biaya jual beli saham yang sangat terjangkau hingga serendah 0.08%. Sementara itu, Smart Rate dapat digunakan untuk memperoleh pinjaman transaksi dengan margin sebesar 0,025% per hari.
Jadi, tunggu apa lagi. Segera download RHB Tradesmart ID dari Play Store atau App Store. Nikmati berbagai penawaran smart di atas, terbatas sampai Juni 2023!
Source:
Efendi, Yusuf. (2020). Strategi Bottom Fishing. Yefadvisor.com
Ganti, Akhilesh. (2022). What Is Bottom Fishing in Investing?. Investopedia.comTim Redaksi. (2023). Strategi Bottom Fishing-Buy Low Sell High (Membeli Ketika Harga Murah dan Menjual Ketika Tinggi). Caesarvery.com
