Lebih baik yang mana, investasi saham jangka panjang atau pendek? Pertanyaan ini mungkin terdengar membingungkan. Namun menentukannya tidaklah sesulit itu bila Smart People tahu apa kebutuhan Smart People sendiri.
Ada beberapa hal yang bisa Smart People jadikan acuan untuk memilih seberapa lamanya Smart People perlu berinvestasi saham, di antaranya adalah:
Periode investasi
Dari menanam modal saham hingga mencairkannya, investasi saham jangka pendek maupun panjang memiliki rentang waktunya yang berbeda.
Investasi jangka pendek umumnya berkisar antara 12 bulan hingga 1 tahun. Ada pula yang lebih pendek dari 12 bulan dan lebih lama hingga 3 tahun.
Ada pula orang yang meraih imbal hasil dari saham dalam hitungan hari atau menit. Orang-orang ini disebut trader. Trader pun tidak bisa dilakukan sembarang orang. Mereka setidaknya sudah cukup andal dalam analisis teknikal. Di samping itu, mereka cenderung tidak berfokus pada satu saham, melainkan banyak saham dalam satu waktu.
Investasi saham jangka panjang tidak menjual portofolio sahamnya hingga puluhan tahun, meski ada yang memberi acuan waktu terendah tujuh tahun. Dalam investasi saham jangka panjang, Smart People sebaiknya perlu memahami analisis fundamental. Hal ini akan membantumu dalam menentukan perusahaan mana yang bisa baik untuk investasi jangka panjangmu.
Besarnya imbal hasil dan risiko
Tentunya investasi saham jangka panjang dan pendek membuahkan hasil yang berbeda. Investasi saham lebih dirasakan manfaatnya bila dilakukan dalam waktu lama. Sebab pertumbuhan saham tidak naik drastis dalam hitungan beberapa bulan.
Namun, tingginya imbal hasil yang diberikan investasi jangka panjang memiliki risiko yang juga lebih tinggi. Hal ini kembali lagi pada investornya. Apakah dia mau mendapatkan hasil yang lebih besar dengan memasukkan saham dengan volatilitas tinggi dalam portofolionya. Atau, mungkin investor ingin berinvestasi secara aman dengan memilih saham yang stabil.
Sebaliknya, investasi saham jangka pendek tergolong memiliki peluang imbal hasil yang stabil tapi tidak terlalu tinggi. Hal ini tentunya sepadan dengan risiko yang kecil, dengan catatan Smart People memilih saham yang volatilitasnya stabil dan likuiditasnya baik.
Sayangnya bila kondisi bursa efek sedang buruk, investasi jangka pendek akan mengalami dampak paling besar. Hal ini pun bisa terjadi meski investor memilih saham berfundamental yang aman sekalipun.
Sebagian beranggapan bila saham tidak ideal dijadikan instrumen utama dalam portofolio jangka pendek. Untuk itu, Smart People sebaiknya mengungguli saham dengan instrumen yang jauh lebih aman, seperti deposito dan obligasi.
Alasan berinvestasi
Kebutuhan menjadi alasan utama kenapa seseorang ingin menjadi investor saham. Namun, keputusan tiap investor tidaklah sama. Intinya, Smart People harus tahu benar keputusanmu agar bisa memastikan berapa lama waktu menanam modal yang Smart People perlukan.
Investasi jangka pendek biasanya dipilih untuk memenuhi kebutuhan darurat yang diperlukan dalam waktu dekat. Kebutuhan itu bisa berupa biaya liburan, pengobatan, hingga uang muka rumah.
Walau begitu, kebutuhan ini akan cukup riskan bila Smart People berinvestasi menggunakan saham, khususnya bila Smart People seorang investor pemula. Sifat harga saham yang mudah naik dan turun dapat memberi kemungkinan terburuk pada saat Smart People harus menarik imbal hasil investasi nantinya.
Salah satu investor ternama, Warren Buffett, lebih suka menjual saham yang telah ditahannya dalam jangka waktu yang lama. Karena itu pula dirinya jadi salah satu investor terkaya di dunia.
Investasi jangka panjang umumnya dilakukan untuk tabungan masa pensiun atau biaya kuliah anak. Investor mengharapkan uang yang disimpannya itu akan bertambah selama beberapa tahun ke depan.
Investasi saham jangka panjang juga memungkinkan investor melindungi uangnya dari inflasi, tentunya dengan tambahan imbal hasil. Ini kembali lagi ke perusahaan mana yang akan Smart People tanamkan modal. Beberapa perusahaan berfundamental baik telah membuktikan bisa pulih dan berkembang setelah digempur inflasi atau resesi.
Perlu diketahui pula, ada baiknya untuk memindahkan saham ke instrumen yang lebih aman saat mendekati masa pensiun atau ketika rencana jangka panjangmu mendekati tenggatnya. Dengan begitu, Smart People bisa melindungi sahammu dari pergerakan bursa saham yang sulit ditebak.
Jadi sebaiknya berapa lama berinvestasi saham?
Jika melihat penjelasan di atas, investasi saham cenderung sesuai dilakukan dalam jangka panjang. Menarik imbal hasil saham dalam waktu pendek umumnya diterapkan trader yang sudah berpengalaman.
Meski begitu, bila investor jangka pendek bisa menakar mana saham yang stabil, ditambah adanya instrumen lain yang aman dalam portofolionya, risiko yang diperoleh investor bisa lebih ditekan nantinya.
Cara lainnya bagi investor jangka pendek adalah dengan memanfaatkan dividen saham. Dengan ini, Smart People bisa mendapatkan imbal hasil yang dibagikan perusahaan setiap 1-2 kali setahun. Smart People pun bisa menahan saham dalam waktu lama sebelum akhirnya dijual. Namun, Smart People harus tahu kapan periode pembagian dividen karena tiap perusahaan menerapkannya secara berbeda.
Tertarik untuk menanamkan saham pertamamu? Yuk manfaatkan aplikasi trading saham RHBTRADESMARTID yang sudah dilengkapi berbagai fitur untuk mempermudah kegiatan investasi dan trading di mana saja dan kapan saja. Calon investor juga bisa mengikuti jadwal belajar saham untuk pemula di laman resmi RHB. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang!