Dalam mengelola keuangan yang sehat penting sekali untuk mengendalikan diri agar tidak overspending atau boros. Kebiasaan ini menjadi masalah umum bagi banyak orang dan penyebabnya bermacam-macam.
Ketika pengeluaran dan pemasukan yang tidak seimbang terjadi terus menerus, keuangan masa depan yang akan menjadi taruhannya. Sebelum menyesal, sebaiknya Smart People menghentikan kebiasaan buruk ini dengan strategi pengendalian diri berikut.
Pengertian Overspending
Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, tidak terkecuali dalam hal pengeluaran uang atau budget. Overspending atau pengeluaran berlebihan adalah perilaku seseorang yang menggunakan uangnya melebihi anggaran pengeluaran yang seharusnya.
Misalnya, pengeluaran untuk belanja seharusnya 50% dari gaji tetapi Smart People mengeluarkan lebih dari itu atau bahkan menghabiskan hampir seluruh gaji hanya dalam beberapa hari. Biasanya uang mereka digunakan untuk membelanjakan sesuatu yang tidak terlalu diperlukan.
Gaya hidup mereka juga cenderung di luar kemampuan keuangan yang dimiliki. Ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli mereka adalah karyawan, pegawai, PNS, atau bahkan pekerja lepas.
Penyebab Overspending
Alasan seseorang sering berperilaku boros tidak sebatas karena kemampuan budgeting mereka. Berikut ini beberapa alasan umum orang-orang mengeluarkan uang terlalu banyak.
1. Konsumerisme
Apakah Smart People pernah melihat iklan yang mengajak untuk menggunakan produk tertentu agar bisa tampil “lebih”? Misalnya skincare Korea yang “diklaim” dapat membuat kulit glowing seperti bintang K-pop.
Smart People mungkin tertarik dengan iklan seperti ini yang menyeret keinginan untuk berbelanja. Padahal, jenis skincare tersebut sudah Smart People miliki tetapi dari merek lain. Akhirnya, Smart People belanja atas dasar keinginan atau rasa penasaran bukan karena kebutuhan.
Belum lagi dengan “godaan” diskon yang seringkali membuat banyak orang tidak tahan untuk tidak berbelanja. Demi mengejar penawaran tersebut, Smart People mengeluarkan uang lebih banyak untuk barang sebelumnya tidak ada keinginan untuk dibeli.
2. Pengeluaran Kompulsif
Bagi beberapa orang berbelanja menjadi pelarian ketika merasa sedih atau mengalami emosional yang tidak menyenangkan. Orang-orang membelanjakan uang mereka lebih dari biasanya, baik untuk membeli barang atau layanan tertentu dengan kedok “mengurangi stres”, “self reward”, “me time” dan lain sebagainya.
Meskipun penyakit belanja ini kerap dikaitkan dengan perempuan, tetapi overspending terjadi pada siapa saja tanpa batasan gender. Alasannya hanya untuk menyelamatkan “perasaan” mereka tanpa memikirkan keselamatan keuangannya.
3. Tekanan Sosial
Pembelian materi untuk membuktikan diri atas ekspektasi-ekspektasi dari lingkungan sekitar terjadi di sekeliling kita. Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk membeli “harga diri” atau status sosial.
Misalnya lingkungan tempat tinggal Smart People, mayoritas memiliki setidaknya satu mobil di halaman rumah. Melihat hal tersebut, Smart People rela mengeluarkan banyak uang atau bahkan sampai menggunakan kredit untuk bisa memiliki mobil seperti tetangga kebanyakan.
Cara Mengatasi Overspending
Setiap orang mungkin memiliki alasannya masing-masing kenapa membuang-buang uang secara berlebihan. Jika Smart People dapat mencari akar permasalahannya, akan lebih mudah untuk mengatasi kebiasaan buruk ini. Nah, tips berikut juga bisa membantu bagi Anda yang merasa mudah boros.
1. Lebih Banyak Menggunakan Uang Tunai
Pembayaran non-tunai seperti kartu debit, kartu kredit, e-money hingga QRIS terkadang membuat seseorang “terlalu gampang” mengeluarkan uang. Jika Smart People salah satunya, mungkin ada baiknya untuk mulai lebih banyak menggunakan uang tunai.
2. Gunakan Rekening Terpisah
Apabila lebih senang menggunakan pembayaran digital, Smart People mungkin perlu mempertimbangkan untuk membuat rekening terpisah. Buat rekening khusus untuk “self reward” atau untuk belanja-belanja di luar kebutuhan prioritas. Namun ingat, alokasikan sesuai budget yang ada dan jangan ditambahkan jika habis di tengah jalan.
3. Hati-hati dengan Diskon
Siapa yang tidak melirik jika ada label “diskon”, terlebih angkanya besar seperti 50% atau bahkan 80%. Rasanya sulit untuk menutup mata dan melewatinya begitu saja. Smart People perlu “jurus” untuk mengatasi godaan ini dengan menghindari belanja di musim-musim diskon.
Misalnya di toko atau pusat perbelanjaan banyak memberikan diskon menjelang hari raya, tahun baru, dan sebagainya. Kemudian, di aplikasi online shopping biasanya di tanggal-tanggal kembar seperti 1.1, 12.12, dan lainnya.
Perlu diketahui bahwa tidak semua diskon benar-benar memberikan harga lebih murah. Terkadang ini hanya sebagai strategi marketing karena mereka akan menaikkan harga sebelum diskon. Jadi, sebenarnya Smart People hanya membeli barang harga normal dengan embel-embel diskon.
4. Hindari Berbelanja Saat Emosi
Seperti pepatah bijak yang mengatakan agar tidak mengambil keputusan saat sedang marah. Hal ini juga berlaku saat Smart People berbelanja. Jika keinginan belanja keluar karena sedang merasa marah atau emosi, sebaiknya pikirkan ulang karena ini bisa membawa Smart People pada impulsive shopping.
5. Mulai Atur Keuangan dan Budgeting
Mengingat ada banyak godaan yang bisa menyeret ke perilaku boros, Smart People sebaiknya mulai melakukan budgeting atau mengatur keuangan. Paksa diri untuk lebih disiplin dengan belanja sesuai anggaran dan jangan lupa sisihkan untuk menabung atau investasi.
Smart People bisa mulai berinvestasi dengan mudah melalui aplikasi online. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store.
Itulah pembahasan seputar overspending dan cara menghentikannya. Mulai sekarang juga jika tidak ingin menyesal di masa depan!
Referensi:
Jessica Walrack. 2023. “Inside The Psychology of Overspending and How To Stop”. Usnews.com
Jago. 2021. “Kenapa Banyak Orang Suka Overspending? Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya”. Jago.com
DePaul University. “Reasons We Overspend”. Depaul.edu
Simulasi Kredit. “Bagaimana Cara Mencegah Overspending?”. Simulasikredit.com