Krisis yang terjadi memang kerap memberi rasa takut pada para investor. Namun,itu bukanlah alasan untuk tak lanjut berinvestasi.
Saat krisis itu terjadi, kehati-hatian memang diperlukan, namun disertai juga dengan ketelitian dalam memilih aset berkualitas tinggi dengan harga yang sedang turun. Yuk simak di bawah ini bagaimana cara investasi saham saat krisis itu terjadi.
Cara Investasi Saham
Hindari Tipe Perusahaan dan Saham Tertentu
Memilih saham yang tepat saat terjadinya krisis merupakan hal yang harus dilakukan oleh investor. Saat terjadi krisis, direkomendasikan bagi para investor untuk menghindari beberapa tipe perusahaan dan saham. Adapun tipe perusahaan dan saham yang dimaksud adalah perusahaan dengan leverage yang tinggi, saham cyclical dan saham spekulatif.
Perusahaan dengan leverage yang tinggi merupakan perusahaan yang memiliki banyak utang di neraca keuangannya. Tipe perusahaan seperti ini akan kesulitan saat membayar utangnya, sekaligus mengalami penurunan dalam hal revenue karena terjadi resesi atau krisis. Potensi kebangkrutan perusahaan tipe ini lebih besar dibanding perusahaan dengan utang yang lebih rendah.
Beralih ke tipe saham pertama yang sebaiknya dihindari adalah saham cyclical atau cyclical stock. Saham ini berkaitan dengan ketenagakerjaan dan kepercayaan konsumen yang umumnya terkena imbas cukup buruk saat krisis. Adapun perusahaan dengan saham cyclical ini seperti perusahaan yang memproduksi furniture, pakaian, dan mobil mahal.
Terakhir, ada saham spekulatif yang harganya meningkat disebabkan oleh gelombang pasar saat terjadi ledakan ekonomi, namun saat gelombang itu berakhir, harganya pun langsung turun. Tips saham tinggi risiko satu ini nilainya sangat cepat turun kala terjadi resesi, disebabkan karena para investor menarik dananya dari pasar, untuk kemudian berinvestasi pada instrumen yang lebih aman.
Pilih Perusahaan dengan Neraca Keuangan yang Sehat
Cara investasi saham saat krisis selanjutnya adalah memilih perusahaan dengan neraca keuangan atau balance sheet yang sehat dan kuat, meskipun kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Perusahaan dengan neraca keuangan yang sehat, arus kas atau cash flow yang lancar, serta utang yang rendah merupakan pilihan yang tepat di kondisi krisis.
Pilih Sektor Consumer Staples
Sektor consumer staple atau sektor yang memproduksi barang-barang kebutuhan harian merupakan pilihan sektor yang aman di kala krisis. Pasalnya, daya beli masyarakat akan tetap sama, mengingat barang tersebut pasti dibutuhkan untuk kesehariannya. Sektor ini meliputi perusahaan yang memproduksi makanan, minuman, serta barang keperluan rumah tangga.
Hindari Investasi di Satu Sektor
Menghindari investasi hanya di satu sektor atau sektor yang sama merupakan cara investasi saham saat krisis sedang melanda. Lakukanlah diversifikasi aset atau investasi di beberapa sektor berbeda, jadi tak hanya terpaku di satu sektor saja. Dengan melakukan ini, maka Smart People akan bisa menghindari kerugian yang cukup besar jika sekiranya salah satu sektor tumbang.
Investasi di Bidang Real Estate
Beberapa industri mungkin mengalami collapse atau penurunan yang cukup serius saat krisis terjadi, namun hal yang sama jarang menimpa industri real estate. Saat krisis, biasanya harga rumah akan mengalami penurunan. Nah, pada saat itulah Smart People bisa ambil tindakan dengan membeli properti tersebut pada harga yang lebih rendah.
Saat nantinya krisis sudah berlalu dan ekonomi sudah kembali stabil, properti berupa rumah tersebut bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi, sehingga imbal yang diperoleh pun akan memuaskan. Selagi menunggu krisis berlalu, rumah bisa disewakan untuk bisa memperoleh passive income. Ibaratnya, mengambil kesempatan dalam kesempitan dalam hal yang positif.
Pilih Saham Pembagi Dividen
Saham pembagi dividen atau dividend stock merupakan saham yang memberikan pembayaran dividen berupa saham dari perusahaan pada para investornya. Adapun saham tipe ini bisa menjadi sumber passive income bagi investor yang memilikinya. Makanya, tipe saham ini bisa jadi pilihan saat krisis sedang berlangsung.
Saat memilih dividend stock ini, sebaiknya pilih yang berasal dari perusahaan dengan debt-to-equity ratio atau rasio utang terhadap modal yang rendah. Pilihlah perusahaan yang memang bisa dipercaya sepenuhnya, misalnya seperti perusahaan yang memberikan dividen pada investornya selama 25 tahun berturut-turut.
Kenapa RHB Tradesmart?
Krisis memang memicu rasa takut untuk berinvestasi, namun bukan berarti Smart People harus menghentikan langkah hingga krisis itu berakhir. Tetaplah lanjutkan investasi, namun tingkatkan ketelitian dan analisis dalam memilih saham yang tepat. Agar bisa mewujudkan hal tersebut, Smart People bisa gunakan aplikasi trading saham online, RHB Tradesmart.
RHB Tradesmart merupakan aplikasi trading saham yang dilengkapi dengan fitur unggulan berupa ARO atau Assisted Robo Optimization. Fitur satu ini memungkinkan para investor pemula untuk memulai investasinya, serta membantunya mengamati perkembangan saham secara real time dengan cara mengirimkan notifikasi.
Fitur ARO ini memiliki 3 layanan utama, yakni ARO Signal, ARO Library, dan ARO Technical. Adanya 3 layanan ini memungkinkan penggunanya untuk mengetahui saham apa yang sedang trending di pasar, mengetahui detail tentang saham tersebut, serta membantu pengambilan keputusan terkait dengan sinyal yang diberikannya. Semua layanan tersebut ada dalam genggaman.
Jangan takut untuk terus berinvestasi saat krisis. Agar tetap bisa memperoleh imbal saat krisis, Smart People bisa coba lakukan 6 cara investasi saham saat krisis yang dibagikan di atas. Agar bisa mengoptimalkan aktivitas investasi, Smart People bisa gunakan aplikasi trading saham online RHB Tradesmart, guna menemukan saham yang tepat untuk dimiliki saat tengah krisis.