Investasi Saham dan Reksa Dana Saham, Mana yang Cocok Untukmu?
Apr 07, 2022 by admin
Perbedaan mencolok dari investasi saham dan reksa dana terletak di siapa yang mengelola sahammu. Investasi saham pada dasarnya dijalankan langsung oleh investor. Mereka memilih dan menyusun sendiri sahamnya ke dalam portofolio investasinya.
\nDi lain sisi, reksa dana saham terdiri dari dana yang terhimpun dari investor perorangan dan organisasi atau perusahaan. Dana tersebut diputar ke dalam aset saham yang dipilih dan disusun oleh manajer investasi.
\nYuk, pelajari perbedaan keduanya dan ketahui mana yang lebih sesuai untukmu di artikel berikut ini.
\nSetidaknya ada empat poin pembanding antara investasi saham dan reksa dana saham: waktu, biaya, potensi imbal hasil, dan risiko.
\nAlasan sebagian investor memilih reksa dana ketimbang mengelola sendiri sahamnya adalah karena urusan waktu. Investor tentunya mengerti bagaimana kegiatan meriset saham incaran dapat menguras waktu.
\nLaporan keuangan ataupun faktor ekonomi makro sudah jadi bagian tak terpisahkan dari cara investasi saham yang tak sebatas membeli dan menjual saham. Investor memerlukan waktu untuk mempertimbangkan apakah suatu saham sedang mahal atau murah, apakah perusahaan punya dana yang cukup untuk melunasi utang, hingga kondisi ekonomi seperti harga komoditas.
\nTentunya kamu perlu menyimpan lebih dari satu saham dengan maksud diversifikasi. Meskipun ada pula yang menyarankan hingga 20 lebih, seorang investor lebih punya kendali saat memegang 10 sampai 15 saham secara bersamaan. Bayangkanlah berapa lama waktu yang diperlukan untuk meninjau 15 saham incaranmu, terlebih saham-saham tersebut berasal dari sektor berbeda dengan karakteristik yang berlainan.
\nSebaliknya, reksa dana saham tidak melibatkan banyak waktumu karena manajer investasilah yang menyusun saham-saham terbaik untuk portofolio investasimu. Ketahuilah bahwa manajer investasi tidak bekerja sendirian dalam hal ini. Mereka didukung oleh tim analis yang melakukan screening terhadap saham-saham yang dianggap bagus, baik itu dari indeks seperti LQ45 atau saham-saham yang dapat mengungguli bursa.
\nTerlepas dari itu, investor yang memilih reksa dana tetap perlu menilik riwayat performa masing-masing reksa dana walaupun tidak sedetail investor mandiri. Sebab, tiap reksa dana memiliki kinerja yang berbeda-beda.
\nKarena pada dasarnya reksa dana melibatkan manajer investasi untuk mengelola investasimu, biaya tambahan diperlukan untuk membayar jasa mereka. Reksa dana juga bisa membebankan biaya lain, seperti biaya pengalihan dari satu reksa dana ke reksa dana lainnya (switching fee), biaya pembelian dan penjualan reksa dana, serta pajak yang mungkin ditanggungkan terhadap investor.
\nBiaya yang dikenakan untuk investasi saham secara mandiri tergolong lebih kecil. Sebab, investor cuma perlu membayar komisi dengan persentase kecil kepada broker saat membeli dan menjual saham. Kendali penuh investor terhadap investasinya dapat menekan biaya komisi, terlebih untuk pajak yang dibebankan setiap penjualan saham. Rentang waktu investor untuk menahan saham lebih lama dapat menghindari pajak tersebut.
\nPerbedaan investasi saham dan reksa dana juga dapat terlihat pada bagaimana diversifikasi memengaruhi risiko yang dapat diterima investor. Karena portofolio investasi reksa dana dikelola langsung oleh manajer investasi dan para analis saham, risiko di dalamnya bisa ditekan sedemikian besar.
\nReksa dana yang mengandung 100% saham sekalipun tetap lebih aman daripada investasi saham pribadi karena risikonya lebih tersebar ke saham-saham dari sektor berbeda di diversifikasi tersebut. Andaikan satu saham di suatu sektor sedang ambruk, saham lain di sektor berbeda sangat mungkin tidak terdampak dan menyelamatkan keseluruhan portofoliomu.
\nMeski investasi pribadi sama-sama melakukan diversifikasi, keterbatasan waktu dan sumber daya akan menyulitkan investor untuk menyamai hasil yang sama dengan reksa dana.
\nPenyusunan portofolio saham yang lebih aman di reksa dana punya efek samping, yaitu membatasi imbal hasil yang bisa didapatkan. Diversifikasi yang cenderung merata dengan jumlah saham berbeda dan banyak mau tidak mau memangkas porsi imbal hasil masing-masing saham. Hal ini memang cukup disayangkan, terlebih jika salah satu saham sedang mengalami pertumbuhan pesat.
\nSedangkan, saham-saham yang dikelola secara pribadi memiliki porsi yang cukup besar dibanding reksa dana karena limit saham yang mampu dipegang investor. Karenanya, potensi imbal pribadi hasilnya jauh lebih besar dibandingkan reksa dana. Perlu diingat lagi kalau imbal hasil yang tinggi sebanding dengan risiko yang tinggi pula.
\n\n
Meski perbedaan investasi saham dan reksa dana begitu mencolok, masing-masing memberi kelebihan dan kekurangannya sendiri. Dari keempat poin di atas, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kamu ambil sebagai acuan dalam memilih antara investasi saham dan reksa dana.
\n\n
\n
Dalam praktiknya, tidak sedikit investor yang memilih memadukan investasi saham dan reksa dana dalam portofolionya. Reksa dana khususnya berguna ketika investor melihat prospek dalam sektor tertentu tetapi tidak punya pemahaman cukup untuk mengelolanya secara pribadi.
\nSelain itu, andaikan kamu lebih terampil berinvestasi di saham dengan market cap yang tinggi (seperti saham-saham lapis satu atau blue chip), kamu dapat terjun ke saham lapis dua dan tiga melalui reksa dana. Hal ini akan membuat portofoliomu lebih bervariasi.
\nIngin investasi saham? Manfaatkan aplikasi RHBTRADESMARTID yang dilengkapi berbagai fitur untuk memudahkan transaksi saham di mana saja dan kapan saja. Klik tombol di bawah ini untuk mengunduh aplikasi RHB Tradesmart.
Artikel Terbaru
Share On:
RHB Smart Talk
Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan
Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas
Raih #MomentSmart bersama RHB Sekuritas
Trading saham lebih smart dengan mudah dan cepat bersama fitur ARO
Download