<< Back

Ini Cara Menyusun Portofolio Trading Saham Supaya Gak Loss Terus!

Sama halnya dengan investasi, aktivitas trading akan sangat berisiko jika bertumpu pada satu saham saja untuk meraih imbal hasil. Dalam skenario terburuknya, emiten dari saham yang Smart People punya bisa saja bangkrut dan membuat harga sahamnya anjlok. 

 

Di sinilah portofolio trading memegang peranan besar. Dengan mendiversifikasi modal di beberapa saham dan memasukkannya dalam satu portofolio, Smart People akan bisa menekan risiko kalau salah satu saham sewaktu-waktu anjlok. 

 

Dengan portofolio saham, Smart People dapat memuat lebih dari satu transaksi sehingga Smart People memegang kontrol terhadap seluruh sahammu sembari menekan risikonya.

 

Menyusun portofolio saham perlu dilakukan dengan benar. Membeli banyak saham, mengumpulkannya, dan mengkategorikannya sebagai satu wadah bukanlah konsep utama yang ditawarkan sebuah portofolio. 

 

Fungsi portofolio trading yang sebenarnya lebih luas lagi dan dipenuhi strategi. Hal ini khususnya penting karena trader sangat bertumpu pada saham sebagai aset utama dalam aktivitasnya. 

 

Lantas, bagaimana cara menyusun portofolio trading yang baik? Simak ulasannya di artikel beriktu ini. 

Batasi Total Kerugian Portofolio

Alasan pertama kenapa trader perlu menyusun portofolio adalah untuk menekan kerugian pada total modal mereka. Sekalipun Smart People memasang aturan stop-loss 1% untuk setiap transaksi, hal ini tetap belum bisa meminimalkan kerugian secara optimal.

 

Sebagai contoh, Smart People membuka posisi 25 saham dengan memasang stop-loss 1% untuk masing-masing saham tersebut. Tiba-tiba bear market terjadi dan Smart People justru kehilangan seperempat dari seluruh modal yang Smart People punya.

 

Alih-alih membebani risiko tinggi pada setiap transaksi, Smart People dapat memusatkannya ke satu target risiko. Target yang dimaksud adalah total modal yang Smart People punya. 

 

Omar Bassal, penulis Swing Trading for Dummies, menyarankan untuk membatasi hingga 7% dari modal yang rela Smart People lepas jika Smart People rugi besar dalam satu hari trading

 

Total tersebut dipecah ke masing-masing sahammu yang aktif. Hal ini akan menentukan berapa banyak saham yang bisa Smart People pegang dalam rentang satu periode

 

Omar menyebutkan untuk menaruh 0,5% risiko pada setiap transaksi. Jadi, ada 14 saham yang mampu Smart People transaksikan, yang bila dijumlahkan totalnya akan menjadi 7% (0,5% x 14 = 7%).

 

Tentunya besaran total risiko tergantung pada masing-masing trader. Omar menerangkan lagi kalau satu transaksi saham bisa menampung risiko antara 0,25% sampai 2%. Walau begitu, Smart People tetap harus menentukan lagi berapa banyak risiko dari total modal yang rela Smart People lepaskan. 

 

Namun, dari sini dapat disimpulkan: semakin besar risiko per transaksinya, semakin sedikit saham yang bisa Smart People ambil. Dan, semakin sedikit saham yang Smart People ambil, semakin besar risiko terhadap seluruh portofolio trading milikmu. 

Diversifikasi di Saham Berbeda

Selain memecah dan menyamaratakan total risiko, Smart People perlu melakukan trading dengan saham yang berbeda-beda. Sama halnya dengan investasi, Smart People juga tidak boleh “menaruh semua telur dalam satu keranjang” saat trading saham. 

 

Konsep yang dikenal dengan istilah diversifikasi ini penting karena memasang posisi pada saham-saham dari industri yang sama sangatlah berisiko. Jika faktor eksternal menyerang sektor industri tersebut, bisa dipastikan yang semuanya akan terdampak. 

 

Selain itu, saham-saham dari satu sektor ini pun cenderung memberi jumlah imbal hasil yang saling berdekatan sehingga imbal hasil portofoliomu tidak bisa dioptimalkan. 

 

Karena itulah, pemilihan aset-aset dalam portofolio trading tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Smart People perlu mengincar saham-saham dari latar belakang berbeda. Hindari portofolio yang terdiri dari saham McDonald dan Burger King. Sebaliknya, masukkan saham dari Adidas dan Apple yang jelas berasal dari sektor berbeda. 

 

Dua fokus diversifikasi berikut bisa Smart People terapkan ke dalam portofolio trading milikmu.

Diversifikasi berdasarkan sektor industri

Ada banyak sektor industri yang bisa Smart People pilih. Infrastruktur, properti, keuangan, serta kesehatan merupakan beberapa di antaranya. Incarlah setidaknya tiga sampai lima sektor agar cakupan imbal hasilmu lebih besar dan supaya Smart People mampu memanfaatkan area ekonomi yang luas. 

 

Smart People dapat memecah lagi sektor utama ini menjadi kelompok sub-sektor, misalnya layanan kesehatan dan alat-alat kesehatan. Dalam praktiknya, Smart People bisa mengambil lima sub-sektor yang berbeda. 

Diversifikasi berdasarkan kelas aset 

Tiap aset memiliki tingkat risiko yang beragam. Smart People dapat memanfaatkan faktor ini untuk mengurangi risiko portofolio trading secara keseluruhan. 

 

Selain aset saham, Smart People dapat memperdagangkan valas, ETF (reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif) dengan komoditas berbeda, SPEI (Sertifikat Penitipan Efek Indonesia), ] REITs (real estate investment trusts), serta obligasi/surat utang negara maupun swasta.

 

Meski alternatif saham bervariasi, jangan sampai aset yang Smart People transaksikan melebih dua sampai tiga jenis. Semakin banyak alternatifmu, semakin sulit Smart People memusatkan diri terhadap seluruh sahammu.  

Sebaiknya Ada Berapa Saham Dalam Portofolio Trading?

Penjelasan mengenai persentase dari total risiko sebelumnya dapat menentukan berapa banyaknya saham yang bisa Smart People transaksikan dalam rentang waktu tertentu. Meski begitu, Smart People tidak serta-merta bisa masuk ke banyak saham sekaligus. 

 

Idealnya, trader dapat bertransaksi dengan 20 saham selama satu periode trading-nya. Namun, sisi negatifnya adalah Smart People tidak bisa memusatkan fokusmu ke masing-masing saham. Kemungkinan imbal hasil yang dihasilkan pun akan menjadi minim. Sebaliknya, peganglah jumlah transaksi sebanyak yang Smart People bisa tangani. 

 

Dengan menyusun portofolio trading, Smart People pun dapat menjalankan transaksi saham secara terstruktur. Di samping itu, manajemen portofolio itu penting diterapkan karena fungsi utamanya sebagai rencana meminimalkan risiko. 

 

Manfaatkan aplikasi RHBTRADESMARTID yang dilengkapi berbagai fitur untuk memudahkan aktivitas trading di mana saja dan kapan saja. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal