<< Back

Inilah Perbedaan Bull dan Bear Market di Bursa Saham dan Cara Menghadapinya!

Istilah bear market dan bull market sering kali muncul ketika kita membicarakan saham. Bahkan, peristiwa yang wajar terjadi di bursa saham ini sangat penting bagi investor dan trader agar mereka dapat menentukan keputusan terbaik. Lalu, apa maksud keduanya dan bagaimana menghadapi masing-masing kondisi tersebut?

Apa Itu Bear Market dan Bull Market?

Definisi

Bear market adalah pergerakan harga bursa saham yang turun di atas 20% selama periode tertentu. Biasanya kondisi ini terjadi karena ekonomi yang sedang lesu. Sebaliknya, pergerakan bursa yang naik sebesar 20% atau lebih menandakan bull market yang sedang berlangsung. Umumnya, para investor merujuk ke beberapa indeks bursa, termasuk IHSG, untuk mengukur fenomena pergerakan harga saham ini. 

 

Baik bear market maupun bull market sama-sama didorong kekuatan ekonomi yang bergerak menurun atau menanjak. Keduanya juga mengisyaratkan sentimen para pelaku bursa, baik investor atau trader

 

Gejolak permintaan dan penawaran punya andil cukup besar dalam menggerakkan harga saham itu sendiri. Kenyataannya, sentimen ini tidak selalu berbanding lurus dengan nilai atau kualitas perusahaan saham yang sesungguhnya.  

 

Sesuai namanya, bear market digambarkan hewan beruang yang punya karakteristik menyerang ke bawah. Sedangkan, bull market disimbolkan dengan banteng yang menyerang dengan menyeruduk ke atas. 

Jangka waktu berdasarkan data historis

Kabar baik bagi kamu, bear market yang mengerikan tidak memakan waktu selama bull market. Forbes menyebutkan rata-rata momen bursa anjlok terjadi hingga 10 bulan. Bearish terlama terjadi saat Depresi Besar, yaitu selama 5 tahun 1 bulan. 

 

Bagi kaum milenial, bear market terparah berlangsung saat Resesi Besar pada 2007 yang bertahan hingga 1,3 tahun. Bursa efek saat itu membutuhkan waktu 4 tahun untuk pulih. Bull market muncul setelahnya (dan menariknya yang paling panjang) sebelum akhirnya jatuh lagi pada Maret 2020 sampai Agustus 2020 akibat pandemi Covid-19. 

 

Bull market terpanjang yang bertahan hampir 11 tahun dari 2009 sampai 2020 mewakili seberapa lamanya harga saham bisa tumbuh ketimbang jatuh. Rata-rata bullish berlangsung 2,7 tahun. 

 

Apa Pembeda Bear Market dan Bull Market?

Bear market dan bull market sederhananya merupakan dua sisi koin yang saling bertolak belakang tapi masih saling berhubungan. Beberapa poin berikut menjelaskan perbedaan keduanya berdasarkan karakteristik dan faktor pemicunya. 

Performa bursa saham dan psikologi investor

Pembeda utama terlihat jelas pada pergerakan harga saham yang bisa jadi tajam ke bawah atau ke atas. Situasi ini sering kali dikaitkan oleh kondisi bursa saham itu sendiri atau sentimen para pelaku di dalamnya seperti yang dijelaskan sebelumnya. 

 

Dalam kondisi bearish, terjadi kecenderungan menjual secara ramai-ramai. Hal ini dipicu oleh keadaan perusahaan atau industri yang memang memburuk, atau sekedar pengaruh statistik atau pemberitaan media. Permintaan pun pada akhirnya menyusut dan para pemegang saham yang panik mulai pasrah menawarkan saham mereka dengan harga rendah. 

 

Sebaliknya, bullish muncul ketika penawaran lebih sedikit karena sedikit pula investor yang mau menjual sahamnya. Karena adanya tanda kenaikan bursa, orang-orang berlomba membeli saham yang masih tersedia dan harga pun meningkat dalam momentum ini. 

Kondisi ekonomi 

Pergerakan bursa efek dan sentimen orang-orang di dalamnya dilatarbelakangi juga oleh kondisi ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat pengangguran menjadi indikator penting yang dapat digunakan untuk mengukur baik atau tidaknya ekonomi negara. Kamu setidaknya bisa menakar bagaimana kedua faktor ini mempengaruhi bursa saham. 

 

Kalau PDB naik, pendapatan perusahaan-perusahaan bertambah. Itu berarti upah karyawan meningkat, daya beli masyarakat meninggi, dan bursa akhirnya mengalami bullish. Sebaliknya berlaku bagi bearish. 

 

Perhatikan sinyal bearish jika PDB menurun selama dua kuartal berturut-turut. Itu dapat menjadi pertanda resesi. Depresi ekonomi mungkin muncul ketika PDB terjun di bawah 10% selama setidaknya dua tahun. 

 

Kemampuan jual perusahaan dan daya beli masyarakat berdampak juga pada tingkat pengangguran. Banyaknya perusahaan yang sulit bertumbuh dapat berujung pada pengurangan tenaga kerja serta jumlah produksi yang semestinya dapat meraup banyak pemasukan.  

 

Apa yang Harus Dilakukan Saat Bear Market dan Bull Market?

Sayangnya, bearish maupun bullish sangat sulit diprediksi. Investor hanya bisa mempersiapkan diri dengan strategi yang sudah mereka buat jauh-jauh hari.  

 

Dalam kondisi bursa saham yang naik atau turun, skenario terbaik investor adalah membeli saham yang punya nilai. Hal ini dikhususkan pada kedua jenis saham ini.

  • Growth stock saat bull market. Ini merupakan saham yang mengalami pertumbuhan signifikan daripada kompetitornya ataupun saham-saham di seluruh bursa. Sisi negatifnya, jenis saham ini cenderung lebih mahal. Investor juga bisa memanfaatkan tren awal bullish untuk membeli saham yang naik dan menjualnya di harga puncak atau sebelum sampai titik resisten. 
  • Value stock saat bear market. Saham jenis ini dijual dengan harga rendah meski perusahaannya punya nilai dan prospek di tinggi. Kondisi bursa yang murung umumnya membuat investor tidak memperhatikan saham-saham seperti ini.

 

Bicara soal bursa yang anjlok, sebelumnya akan selalu muncul fase koreksi yang dimulai dengan penurunan harga bursa sebanyak 10%. Koreksi kemungkinannya bertahan sementara atau dapat berujung pada bear market. Investor sebaiknya memeriksa kembali portofolionya di momen ini dan memperhatikan tanda-tanda yang mungkin berubah menjadi bear market. Selain itu, jangan panik. 

 

Terlepas bearish atau bullish bursa saham, keputusan menahan dan melepas sahammu akan kembali pada seberapa lamanya kamu berinvestasi. 

 

Kalau ternyata kamu masih harus melakukannya hingga beberapa tahun ke depan, pergolakan bursa saham tidak akan punya pengaruh besar kepadamu. Namun seandainya waktu atau tujuan investasimu mendekati masa akhir, mengalokasikan portofolio ke aset yang lebih aman akan jadi strategi terbaik. 

 

Yuk, belajar investasi dan trading saham di blog RHB Tradesmart. Jadi bagian dari Smart People lainnya juga dengan berinvestasi di RHBTRADESMARTID. Aplikasi ini memiliki berbagai fitur untuk memudahkan proses trading di mana saja dan kapan saja. Unduh aplikasinya sekarang di Play Store dan App Store.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal