Apa Itu Saham Gorengan?
Saham gorengan merupakan analogi sebenarnya dari gorengan yang bisa dimakan. Terlihat menggiurkan untuk dimakan dan ketika dimakan pun juga rasanya enak. Padahal dibalik renyahnya gorengan tersebut, ada risiko kolesterol yang bisa saja terjadi kapan pun.
Kondisinya pada saham goreng-an, saham ini terlihat bagus karena memiliki harga yang tinggi. Padahal sebenarnya saham ini adalah saham yang harganya rendah dan sedang tinggi karena ulah oknum. Sayangnya, saham ini juga tidak bisa dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
Saham gorengan mengalami perubahan harga yang signifikan dalam kurun waktu yang relatif singkat dan terlihat memiliki fundamental yang bagus dan imbal hasilnya dapat diambil dalam jangka pendek. Beberapa oknum pelaku pasar melakukan hal ini demi kepentingan tertentu.
Untuk melindungi diri dari saham gorengan yang terlihat “renyah” namun ternyata hanya sedang digoreng, berikut beberapa ciri saham gorengan yang harus diketahui investor pemula.
Ciri-ciri
- Kapitalisasi Pasar Kecil
Saham gorengan umumnya berada pada lapisan kedua atau ketiga di luar dari saham blue chip yang artinya kapitalisasi pasar yang rendah. Saham dengan kapitalisasi pasar yang rendah memudahkan oknum untuk mengendalikan harga pasar.
Ukuran besarnya sebuah perusahaan dapat dilihat dari angka kapitalisasi pasarnya. Angka ini didapat dari hasil perkalian jumlah saham beredar di perseroan dikali dengan harga pasarnya.
- Volume Perdagangan Harian Tidak Umum
Ketika memilih saham untuk investasi, perhatikan volume perdagangan hariannya. Saham gorengan yang dimanipulasi oleh oknum memiliki volume penjualan yang besar jika dibandingkan dengan saham-saham emiten ternama lainnya. Para oknum akan dengan sengaja membeli saham dalam jumlah besar yang membuat harga saham langsung melonjak tinggi.
Investor yang tidak teliti, akan melihat saham tersebut sebagai saham yang bagus dan banyak peminatnya. Padahal saham ini sedang “digoreng” oleh orang-orang yang tidak dengan maksud tertentu.
Agar tidak terjerumus dalam saham gorengan, investor perlu memperhatikan histori volume transaksi sebelumnya atau tunggu sampai saham tersebut memiliki pola volume perdagangan harian yang teratur.
- Volatilitas Harga Tidak Teratur
Bukan hanya volume perdagangannya yang tidak wajar, saham gorengan juga mengalami pergerakan harga yang tidak teratur. Harga saham yang sedang digoreng bisa tiba-tiba naik, tapi juga bisa turun tiba-tiba. Misalkan, saham XYZ bergerak naik ke harga Rp 2.000 dari sebelumnya di level Rp 1.000. Namun, dalam waktu yang singkat saham tersebut bisa turun lagi ke Rp 1.000.
Jika saham mengalami kenaikan harga lebih dari 10% dari harga sebelumnya, maka dapat dipastikan saham tersebut sedang “digoreng” oleh bandar (oknum).
- Bid dan Offer yang Mencurigakan
Karena dimanipulasi, maka angka offer dan bid pada saham gorengan tidak seimbang. Bid adalah antrian beli saham di harga rendah, sedangkan offer adalah antrian jual saham di harga tinggi.
Saham gorengan akan ditransaksikan dalam jumlah besar, tetapi posisi bid dan offer-nya selisih sedikit saja. Bandar biasanya akan menunggu sampai investor tergiur. Karena harganya yang meroket investor jadi tertarik membeli kembali saham tersebut.
- Masuk Dalam Daftar Unusual Market Activity (UMA)
Untuk memastikan saham yang dipilih bukan saham gorengan, investor sebaiknya membuka daftar emiten yang masuk dalam radar unusual market activity (UMA).
Saham-saham yang bergerak ekstrem selama dua hari atau lebih akan mendapat pengawasan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham tersebut akan disemprit oleh BEI.
Selain itu, BEI juga menetapkan kebijakan auto rejection dengan batas atas dan batas bawah. Oleh karena itu, dikenal istilah Auto Reject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB).
Auto rejection adalah aturan mengenai pembatasan kenaikan maksimum dan penurunan minimum harga saham selama satu hari perdagangan supaya perdagangan saham berjalan lancar.
Butuh edukasi seputar saham lainnya? Follow akun Instagram RHB Sekuritas
Cara kerja kebijakan ini melibatkan sistem bursa atau yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS). Nantinya JATS yang akan melakukan penolakan secara otomatis terhadap penawaran jual atau beli bila harga saham melebihi batasan harga yang ditetapkan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah seorang investor terjerumus dalam saham gorengan, diantaranya dengan disiplin dalam melakukan transaksi. Pastikan kamu mendapat imbal hasil dan sudah sesuai dengan rencana investasi yang dibuat. Kemudian, utamakan untuk merealisasikan terlebih dahulu imbal hasil tersebut dengan menjual sahamnya di pasar. Selain itu, investor juga harus berani untuk melakukan cut loss agar tidak memperbanyak kerugian yang terjadi.
Yang tidak kalah penting, pastikan untuk melakukan investasi di aplikasi yang terpercaya. Aplikasi RHB Tradesmart hadir bagi yang ingin belajar investasi maupun trading saham.
Ada promo menarik yaitu Smart Rate dari RHB yang memberikan bunga margin rendah, 0,025% per hari. Ada juga promo Smart Fee yaitu biaya trading yang lebih murah, hanya 0,08% untuk beli dan 0,18% untuk jual.
Kabar baiknya, promo Smart Rate dan Smart Fee dari RHB ini diperpanjang hingga Juni 2023. Jadi, segera download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store untuk menggunakan promo tersebut.
Source:
Irvin Avriano Arief. 2020. “Apa Itu Saham Gorengan? Ini Definisi, Ciri-ciri, dan Tipsnya”. cnbcindonesia.com.
Yuliana Hema. 2021. “Apa Itu Saham Gorengan, Investor Pemula Wajib Kenali Cirinya”. market.bisnis.com.
Narasi. 2023. “Apa itu Saham Gorengan? Kenali Pengertian dan Ciri-Cirinya”. narasi.tv.
Nadia Lutfiana Mawarni. 2022. “Memahami Saham Gorengan: Pengertian, Ciri-ciri dan Tips Agar Tak Rugi”. suara.com.
Siti Ayu Rachma. 2023. “Jangan Sampai Terjebak, Kenali Ciri-Ciri Saham Gorengan”. merdeka.com.