Saham BYAN terus melesat sepanjang bulan ini di tengah pelemahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Pada perdagangan hari Selasa, 27 Desember harga saham BYAN meroket 13,73% ke level Rp 23.400 per lembar saham.
Harga saham BYAN tercatat mengalami lonjakan sejak awal tahun hingga 766,67%. Laju harga saham BYAN terus naik sehingga nilai kapitalisasi pasarnya pun ikut melambung.
Pengaruh Sentimen Pasar terhadap Kenaikan Saham BYAN
Menguatnya saham BYAN dipengaruhi oleh sentimen sektoral. Kenaikan harga komoditi yang meningkat membuat saham BYAN terdorong naik. Hal ini membuat kapitalisasi pasar BYAN ikut meroket mencapai Rp 780 triliun per 27 Desember 2022.
BYAN pun resmi menjadi salah satu saham dengan market caps terbesar kedua di bawah BBCA (PT Bank Central Asia Tbk). Saham BBCA mencatatkan market caps sebesar Rp 1.050 triliun.
Selain itu, kenaikan kapitalisasi pasar BYAN juga menggeser posisi saham BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk). Saham BBRI menjadi di posisi ketiga setelah BYAN dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 731 triliun. Saham BBRI ini bahkan cenderung melemah dalam sepekan dengan penurunan 0,81%.
Saham emiten besutan Low Tuck Kwong ini berhasil mengalahkan GOTO dari jajaran saham dengan big caps. Per 23 Desember, saham emiten GOTO hanya menyisakan kapitalisasi pasar sebesar Rp 101, 86 triliun yang otomatis menggeser posisinya dari daftar 10 big caps.
Cari tahu informasi saham lainnya lewat sosial media RHB Sekuritas Indonesia di Instagram.
Saham BYAN Naik Setelah Stocksplit
Kenaikan harga saham BYAN tidak hanya karena sentimen positif pasar, tetapi juga aksi korporasi. Sebelumnya, pada 2 Desember 2022 saham BYAN melesat hingga 95,23% sejak stocksplit saham dengan rasio 1:10.
Saham BYAN pun melesat di level Rp 18.450 dari sebelumnya di level Rp 9.450 per lembar saham. Pada 16 Desember 2022, Low Tuck Kwong yang memiliki saham terbesar di BYAN kembali memperbesar kepemilikannya menjadi 60,93% atau bertambah 0,01%.
Penambahan saham ini sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Saham Low Tuck Kwong bertambah menjelang pembagian dividen Interim sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun. Pembagian dividen ini bisa dihitung menjadi sekitar USD 0,03 per saham.
Baca juga: Begini Strategi Investasi yang Efektif untuk Generasi Z dan Milenial. Wajib Coba!
Saham Bayan Perusahaan Apa?
Jika Smart People belum terlalu kenal dengan saham BYAN, saham ini merupakan emiten perusahaan batu bara. Saham BYAN adalah saham yang diterbitkan oleh PT Bayan Resources Tbk yang merupakan produsen batu bara di daerah Kalimantan Timur dan Selatan.
Kegiatan usahanya adalah memproduksi batu bara kokas, batu bara sub-bituminous, semi lunak hingga batubara sulfur yang ramah lingkungan. Perusahaan emas hitam ini didukung oleh beberapa anak perusahaan yang bergerak di sektor yang sama yakni batu bara. Beberapa afiliasi anak perusahaannya antara lain:
- PT Bara Tabang
- PT Bayan Energy
- PT Fajar Sakti Prima
- PT Brian Anjat Sentosa
- PT Dermaga Perkasapratama
- PT Muji Lines
- PT Perkasa Inakakerta
- PT Teguh Sinarabadi
- PT Wahana Baratama Mining
Saham BYAN melakukan IPO pada 12 Agustus 2008 dan hingga kini pemegang saham terbesarnya adalah konglomerat Low Tuck Kwong.
Saham BYAN Naik Mendepak GOTO dari Jajaran Big Caps
Saham GOTO masih belum bisa mengatasi tekanan di pasar bursa. Hingga pada perdagangan per 8 Desember 2022, saham GOTO turun 6,54% di level Rp 100 per saham di penutupan perdagangan sesi 1. Penurunan ini membuat saham GOTO (Gojek Tokopedia) otomatis terkena ARB atau auto reject bawah.
Penurunan kapitalisasi GOTO ini dijelaskan oleh presiden GoTo Group sebagai dampak dari koreksi yang dilakukan sejak awal Desember. Penurunan harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sentimen pasar, kondisi makro ekonomi, kompetisi industri, dan termasuk juga kinerja perusahaan.
Perseroan ini pun berupaya untuk lebih fokus mendorong pertumbuhan bisnis melalui peningkatan kualitas layanan, kualitas engagement user, dan efisiensi bisnis.Fluktuasi harga saham memang bisa terjadi dengan cepat kapan saja. Saham-saham yang mengalami kenaikan seperti BYAN banyak disoroti oleh investor. Meski harga saham BYAN melesat, namun valuasi saham BYAN masih tergolong undervalued dibandingkan dengan rata-rata harga saham di sektor energi.
Bagi investor yang sudah memiliki saham BYAN, banyak yang menyarankan untuk hold dengan penutupan yang mencatat support di Rp 18.000 dan resistance di level Rp 21.700.
Sedangkan bagi para calon investor yang baru mau masuk, direkomendasikan untuk membeli atau buy. Ini karena secara analisis teknikal bisa dilihat grafik uptrend yang cukup kuat pada saham ini.
Cari tahu informasi saham lainnya lewat sosial media RHB Sekuritas Indonesia di Instagram.
Smart People bisa membeli saham melalui aplikasi RHB Tradesmart. Aplikasi trading saham online dari RHB Sekuritas ini juga menawarkan promo menarik yaitu Smart Rate dan Smart Fee.
Smart Rate adalah penawaran dari RHB dengan bunga margin yang murah yaitu 0,025% per hari. Smart People juga bisa memanfaatkan promo Smart Fee yang memberikan biaya trading hemat yakni 0,08% untuk beli dan 0,18% untuk jual.Dengan menggunakan promo ini, Smart People bisa menghemat biaya sehingga potensi imbal hasil yang didapat bisa lebih besar. Promo ini diperpanjang hingga Juni 2023 lho jadi jangan sampai terlewatkan.
Tertarik untuk mulai trading saham? Segera download aplikasi RHB Tradesmart ID di play store dan app store. Nikmati berbagai promo menarik dan fasilitas trading online yang lebih lengkap di aplikasi RHB Tradesmart ID.