<< Back

7 Tips Menggunakan Teknik Scalping Saham Untuk Trader Pemula

Dalam trading, teknik scalping saham digunakan ketika trader membeli banyak saham dan menjualnya sesegera mungkin begitu selisih harga terlihat. Teknik ini berhasil ketika jumlah transaksi yang dimenangkan lebih besar ketimbang yang gagal. 

 

Trader yang mengaplikasikannya perlu membeli dan menjual saham dalam rentang waktu singkat, biasanya dalam hitungan menit. Jumlah transaksi selama sehari pun bisa sampai ratusan jumlahnya. 

 

Karena modelnya demikian, scalping sangat bertumpu pada analisis teknikal dan mengabaikan fundamental saham. Mereka menargetkan saham bervolatilitas tinggi dan harus gesit untuk mengambil peluang begitu terlihat. 

 

Pelajari beberapa tips berikut untuk membantumu menjalankan teknik scalping dengan baik. 

  1. Mulai Perlahan dari Swing Trading Dahulu

Sebelum mempraktikkan scalping langsung di bursa, cobalah merasa nyaman dahulu dengan swing trading. Strategi ini setidaknya berada di pertengahan level trading karena rentang waktu transaksinya moderat, yaitu dalam hitungan hari hingga minggu. 

 

Swing trading lebih longgar daripada scalping karena Smart People tidak mesti terus mengamati bursa saham secara real time. Kalau sudah terbiasa dengan swing, Smart People bisa mencoba bergeser perlahan ke scalping dengan mempersempit rentang waktu antara jual dan beli saham. 

 

Mulai kebiasaan untuk langsung melepas saham yang menunjukkan imbal hasil walau hanya 1-3%. Kalau saham yang dipegang turun barang 2% saja, scalper harus bersiap melakukan cut loss

  1. Asah Kemampuan dengan Modal Kecil 

Modal kecil sangat penting pada masa awal menggunakan teknik scalping saham. Walaupun return-nya sedikit, Smart People akan terjaga dari kemungkinan rugi besar selagi mengetes kemampuan analisis teknikalmu.

 

Tips trading saham ini juga berguna agar Smart People tidak mengincar selisih harga yang besar dan menjauh dari praktik scalping yang sebenarnya. Pastikan kembali untuk memilih saham yang likuid atau gampang dijual. Umumnya, saham ini mudah terlihat dari tingkat transaksinya yang besar.

  1. Pelajari Lagi Analisis Teknikal dan Cara Memahami Gejolak Bursa

Memasuki model trading yang baru dan lebih rumit juga berarti mempelajari kembali ilmu-ilmu yang diperlukan dalam trading. Salah satunya adalah membaca gejolak bursa yang berpatokan pada tren dan momentum. Hal ini cukup penting karena scalper menggunakannya sebagai taktik utama untuk masuk dan keluar saham.

 

Selain itu, analisis teknikal dasar menjadi ilmu yang dibutuhkan ketika Smart People menjadi scalper. Pahami juga tiga indikator teknikal yang bermanfaat untuk transaksi jangka pendek: strategi entri moving average ribbon (MA Ribbon), strategi keluar relative strength/weakness, dan multiple chart scalping.

  1. Manfaatkan Screening di Luar Waktu Trading

Lewat screening saham, Smart People dapat menyaring saham-saham yang sesuai dengan kriteriamu. Penggunaan software khusus tentunya akan membantu menghemat banyak waktu dan menghindari faktor subjektif dalam memilih saham. 

 

Scalper kawakan Bekti Sutikna menyarankan untuk melakukan screening di malam hari. Di momen ini, Smart People dapat mempersiapkan data-data saham yang siap dimasuki begitu bursa kembali dibuka pada pagi harinya. 

  1. Persiapkan Peralatan yang Layak

Karena mobilitas seorang scalper begitu tinggi dan real time, komputer dengan spesifikasi mumpuni akan sangat dibutuhkan. Jangan mengandalkan smartphone sebagai perangkat utama karena fungsi dan penggunaannya terbatas. 

 

Koneksi internet yang cepat juga jadi penentu kesuksesan scalper. Entah menutup imbal hasil atau rugi, koneksi yang lelet dapat mengubah hasil akhir transaksi yang diinginkan meski jedanya hanya lima detik. 

 

Sistem pendukung yang setara dengan Direct Access Trading (DAT) di Nasdaq yang tidak memakai perantara broker dapat membuat teknik scalping saham menjadi optimal. Ringkasnya, eksekusi jual dan beli akan lebih cepat dan tanpa hambatan. 

  1. Selidiki Broker yang Smart People Pilih

Teknik scalping bukanlah favorit kebanyakan broker. Bahkan, ada broker yang membatasi jumlah transaksi dan menghindari trader yang cuma menyimpan saham dalam hitungan menit. Ada pula yang memasang fee tambahan yang malah akan memangkas return dari total transaksi trader. 

 

Itulah mengapa Smart People harus teliti dalam memilih broker. Carilah broker dengan komisi per transaksi yang kecil. Sebab, jumlah transaksi yang besar akan memakan banyak komisi. Ingat kalau jual dan beli saham masing-masing terkena komisi. 

  1. Hindari Transaksi Margin dan Short Selling

Selalu siap jika sewaktu-waktu Smart People merugi dan tidak balik modal. Itulah mengapa trader pemula perlu menjauh dari yang namanya margin atau meminjam dana dari broker. Hal yang sama berlaku untuk short selling, yang dalam praktiknya menjual saham pinjaman dari broker dan membelinya kembali pada harga rendah.  

 

Memaksimalkan return boleh saja. Namun, menguasai teknik scalping saham lebih penting saat masa awal melakukannya meski imbal hasil sangat kecil. 

 

Scalping merupakan teknik utama day trader. Meski begitu, trader dengan rentang waktu lebih lama pun dapat memanfaatkannya sebagai alternatif saat bursa saham sedang stagnan. Jika Smart People merasa cocok menjadi day trader; siapkan mental, stamina, dan peralatan pendukung agar return-mu optimal. 

 

Yuk, manfaatkan aplikasi RHBTRADESMARTID yang dilengkapi berbagai fitur untuk memudahkan aktivitas trading saham di mana saja dan kapan saja. Unduh aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal