Koreksi IHSG dapat dinilai cukup signifikan sepanjang awal tahun 2025. Penurunan ini banyak menarik perhatian, termasuk dari para investor, analis pasar, dan masyarakat pada umumnya. Jatuhnya IHSG ini tentu tidak hanya berdampak pada dunia saham, namun juga sektor ekonomi secara lebih luas.
Koreksi IHSG Sepanjang Awal 2025
Di awal tahun 2025, IHSG menunjukkan tren penurunan yang relatif tajam. Meskipun dimulai dengan lonjakan yang positif di akhir 2024, namun IHSG justru mengalami penurunan yang signifikan setelah memasuki bulan Januari 2025.
Penurunan ini bahkan sempat mengkhawatirkan sebab mencapai lebih dari 5% di awal tahun. Banyak analis memprediksi bahwa koreksi IHSG disebabkan oleh berbagai hal, termasuk faktor domestik dan global.
Meski demikian, IHSG sempat menguat pada penutupan perdagangan di 27 Maret 2025, beberapa hari menjelang Idulfitri 2025. Berdasarkan data BEI, IHSG ditutup pada level 6.510 atau naik sekitar 0,5% di hari Jumat, 28 Maret 2025.
Indeks ini bahkan sempat naik 3,8% di level 6.472 di hari sebelumnya. Hanya saja, penguatan ini dinilai karena aksi bagi-bagi dividen besar oleh perbankan. Apabila dividen sudah dibagikan, IHSG belum tentu akan kembali menguat.
Penyebab Turunnya IHSG di Awal Tahun 2025
Pada pertengahan Maret 2025, tepatnya per tanggal 18 Maret 2025, IHSG sempat mengalami penurunan signifikan hingga lebih dari 5%. Hal ini bahkan menyebabkan trading halt (penghentian sementara perdagangan) oleh Bursa Efek Indonesia.
Kondisi IHSG yang terkoreksi ini bahkan menimbulkan kekhawatiran para investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia dan pasar keuangan secara keseluruhan. Menurut Muhammad Fatah Al Falah, B. Eng, CTA, technical analyst dari RHB Sekuritas Indonesia, ada beberapa faktor yang membuat IHSG semakin tertekan:
Ketidakpastian Kebijakan Moneter
Keputusan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) maupun hasil pertemuan Federal Reserve (FOMC) menjadi perhatian utama bagi para investor. Kebijakan moneter ini memiliki dampak signifikan terhadap aliran modal dan sentimen pasar, sebab perubahan suku bunga dapat memengaruhi daya tarik investasi di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
Kekhawatiran Terhadap Ekonomi Global
Lebih lanjut, tim riset RHB Sekuritas Indonesia menyatakan pendapatnya bahwa perlambatan ekonomi global serta data ekonomi yang kurang menggembirakan terus membebani sentimen pasar. Ketakutan akan terjadinya resesi global semakin kuat ketika indikator ekonomi dari negara-negara besar menunjukkan pelemahan, sehingga hal ini berdampak negatif pada IHSG.
Konflik dan Ketegangan Geopolitik
Selain itu, ketegangan geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan perselisihan antarnegara besar, turut berkontribusi pada tekanan di pasar saham. Aset-aset “safe-haven” seperti emas justru mengalami lonjakan permintaan ketika ketegangan meningkat, sehingga IHSG rentan tertekan.
Dampak Kebijakan Tarif dan Perdagangan
Kebijakan tarif dan perdagangan internasional, khususnya dari Amerika Serikat, membawa ketidakpastian yang cukup besar. Misalnya, rencana tarif dari Donald Trump sering kali muncul tanpa diduga, sehingga mengganggu stabilitas perdagangan global dan memengaruhi harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti batu bara dan CPO.
Kondisi Ekonomi Domestik
Di dalam negeri, faktor ekonomi domestik juga memainkan peranan penting. Menurut Muhammad Fatah Al Falah, B. Eng, CTA, tantangan seperti defisit anggaran dan penurunan pendapatan negara menambah beban bagi pasar. Belum lagi kekhawatiran akan kebijakan fiskal yang akan datang, membuat pelaku pasar lebih waspada dalam mengambil keputusan investasi.
Arus Modal Asing
Terakhir, pergerakan arus modal asing turut memengaruhi IHSG secara signifikan. Tim riset RHB Sekuritas Indonesia berpendapat bahwa kekhawatiran mengenai perang dagang dan potensi arus keluar dana asing dapat mengakibatkan tekanan jual yang besar di pasar saham domestik. Ketika investor asing mulai menarik dananya, IHSG cenderung mengalami tekanan yang cukup berat.
Dampak Koreksi IHSG Bagi Investor
Turunnya IHSG pada dasarnya memiliki sejumlah dampak, tidak hanya bagi perekonomian Indonesia secara umum, namun juga bagi para investor saham. Dampak ini bahkan tidak hanya terjadi pada jangka pendek, namun juga jangka panjang. Berikut beberapa dampak yang dimaksud dan dapat dirasakan oleh para investor:
1. Kerugian finansial secara langsung
Dampak dari koreksi IHSG yang paling jelas terjadi tentu saja menimbulkan kerugian finansial yang langsung dirasakan oleh para investor saham. Saat harga saham yang dimiliki turun, maka nilai investasi dapat tergerus. Bagi Smart People yang menjalankan investasi jangka pendek, potensi kerugian bisa lebih cepat terutama jika transaksi dilakukan secara aktif.
2. Menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan
Penurunan IHSG seringkali menyebabkan kecemasan dan rasa tidak pasti di kalangan investor. Saat pasar saham mengalami koreksi, Smart People dapat merasa risau dengan masa depan portofolio. Ketidakpastian bisa membuat investor tidak percaya diri, bahkan memicu Anda melakukan keputusan impulsif seperti menjual saham di harga rendah.
3. Potensi terjadinya panic selling
Penurunan IHSG seringkali memicu reaksi emosional dan kontrol risiko yang merugikan. Dalam kondisi pasar yang memburuk, tidak sedikit investor yang kurang sabar dan mudah terpengaruh oleh sentimen negatif. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah sehingga menyebabkan kerugian yang lebih besar.
4. Dampak besar terhadap investor retail
Melemahnya IHSG juga berdampak besar terhadap investor retail. Jika mereka mengalami kerugian, nantinya akan ada berbagai tekanan kepada masyarakat ekonomi kelas menengah, terutama terhadap konsumsi rumah tangga. Jika terlalu banyak orang mengalami kerugian di pasar saham, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik akan terus terjadi.
5. Pengaruh terhadap pembayaran dividen
Sejumlah perusahaan yang mengalami penurunan saham bisa saja terpengaruh dalam melakukan pembagian dividen. Jika perusahaan menghadapi kinerja yang buruk, pembayaran dividen bisa saja ditunda. Meskipun tidak selalu terjadi, hal ini tentu berpengaruh terhadap Smart People yang mengandalkan pendapatan pasif dari dividen.
Itulah beberapa penyebab dan dampak dari koreksi IHSG yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Sebagai investor, Smart People tentu perlu waspada dan tetap beradaptasi terhadap kondisi pasar yang berubah-ubah.
Untuk meyakinkan diri, Smart People bisa menggunakan aplikasi investasi yang terpercaya. Gunakan RHB Tradesmart ID yang sudah dibekali dengan fitur-fitur terbaik untuk imbal hasil yang optimal. Download RHB Tradesmart ID di Play Store atau App Store sekarang juga!
Referensi:
Dewi, Retia Kartika dan Dzulfaroh, Ahmad Naufal. (2025). IHSG Anjlok, Apa Dampaknya bagi Indonesia?. Diakses dari Kompas.com
Fakultas Hukum UMSU. (2025). Penyebab Utama IHSG Anjlok Maret 2025 dan Akibatnya. Diakses dari fahum.umsu.ac.id
Hamidah, Haura. (2025). IHSG Anjlok, Apa Kata BEI dan Dampaknya bagi Investor?. Diakses dari tempo.co
Melani, Agustina. (2025). IHSG Anjlok 7,83% pada 24-28 Februari 2025, Apa Penyebabnya?. Diakses pada liputan6.com
Tim Redaksi. (2025). Breaking! IHSG Kembali Anjlok Dalam Jelang Pengumuman Penting. Diakses dari CNBCIndonesia.com