Dalam dunia trading, trading plan bisa diibaratkan sebagai peta jalan bagi setiap trader untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Tanpa rencana yang jelas, trading dapat berubah menjadi aktivitas spekulatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan risiko kerugian, tetapi juga membuat hasil trading sulit dievaluasi dan direplikasi dalam jangka panjang.
Berikut adalah alasan mengapa trading plan sangat penting dalam aktivitas investasi dan trading.
Trading Plan Dulu Agar Terhindar dari Entry Impulsif
Tanpa trading plan, trader cenderung membuat keputusan berdasarkan emosi, seperti keserakahan, ketakutan, atau kecemasan. Dalam posisi ini, Smart People cenderung kehilangan perspektif dan terjebak pada pergerakan harga jangka pendek yang belum tentu mencerminkan nilai sebenarnya dari suatu aset.
Dalam dunia investasi, terdapat berbagai bentuk bias psikologis yang bisa memengaruhi pengambilan keputusan, antara lain:
- Overconfidence bias: Kecenderungan merasa terlalu percaya diri terhadap keputusan investasi, sehingga sering mengabaikan potensi risiko.
- Bias loss aversion: Investor takut mengalami kerugian, sehingga enggan menjual saham yang nilainya menurun dengan harapan harga akan kembali naik.
- Herd mentality: Perilaku mengikuti arus atau tren pasar tanpa analisis yang matang karena pengaruh sosial atau rasa takut ketinggalan.
- Confirmation bias: Kecenderungan hanya mencari dan memercayai informasi yang mendukung pandangan pribadi, sambil mengesampingkan fakta atau data yang berlawanan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana faktor psikologis memengaruhi keputusan investasi serta belajar mengelola emosi tersebut agar dapat membuat keputusan yang lebih logis dan terarah sesuai strategi yang telah dirancang.
Dalam hal ini, trading plan berfungsi sebagai panduan yang membantu trader tetap tenang dan berpegang pada strategi yang telah dirancang, meskipun pasar bergerak tidak sesuai harapan.
Dengan adanya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, trader dapat tetap tenang dan mengikuti strategi yang telah direncanakan. Cara ini dapat mengurangi kemungkinan membuat keputusan emosional yang merugikan.
Target Profit dan Cut Loss Jelas dari Awal
Dengan trading plan, Smart People dapat menetapkan batasan risiko dan target keuntungan sebelum memasuki pasar. Hal ini membantu menghindari keputusan impulsif saat pasar bergerak tidak sesuai harapan karena trader sudah memiliki batasan yang jelas mengenai kapan harus keluar dari posisi.
Misalnya, dengan menetapkan target profit dan cut loss yang realistis, trader dapat mengelola ekspektasi dan mengurangi stres yang disebabkan oleh fluktuasi pasar.
Terdapat sejumlah situasi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan cut loss. Waktu yang tepat bagi investor untuk menerapkan langkah ini meliputi beberapa kondisi berikut:
1. Kerugian Telah Mencapai Batas Tertentu
Sebelum melakukan investasi atau trading saham, penting bagi investor untuk menetapkan batas toleransi kerugian. Batas ini sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas keuangan masing-masing individu, namun secara umum berada pada kisaran 3 hingga 5 persen.
Jika kerugian saham telah mencapai batas yang telah ditentukan sebelumnya, saat itulah cut loss sebaiknya dilakukan guna mencegah kerugian yang lebih besar.
2. Terjadi Koreksi pada IHSG
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi, investor perlu mencermati penyebabnya secara cermat. Apakah karena faktor domestik, kondisi sosial politik, atau krisis global.
Apabila koreksi berlangsung secara berkelanjutan, maka menjual saham yang sebelumnya dibeli pada harga murah bisa menjadi langkah strategis untuk meminimalkan potensi penurunan lebih lanjut.
3. Salah dalam Memilih Saham
Kesalahan dalam pembelian saham bisa terjadi karena kurangnya analisis atau keputusan yang terlalu tergesa-gesa. Jika saham yang dibeli justru menunjukkan tren penurunan, sebaiknya segera dijual.
Cut loss dalam situasi ini memungkinkan investor untuk memindahkan dana ke saham lain yang lebih prospektif berdasarkan analisis fundamental yang lebih matang.
4. Harga Saham Turun Secara Konsisten
Meskipun telah dilakukan analisa fundamental sebelum membeli saham, kenyataan di lapangan bisa berbeda dari ekspektasi. Bila harga saham terus mengalami penurunan dan menunjukkan tanda-tanda bahwa perusahaan terkait sedang bermasalah atau kinerjanya memburuk, sebaiknya saham tersebut dilepas.
Langkah ini penting untuk menghindari kerugian lebih dalam. Terutama jika saham tidak lagi memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan.
Tanpa Trading Plan, Trader Jadi Panik Saat Floating
Tanpa trading plan, trader mungkin merasa bingung saat posisi mengalami floating loss. Dalam keadaan ini, Smart People tidak perlu panik.
Kepanikan justru bisa membuatmu mengambil keputusan secara gegabah. Ingatlah bahwa pergerakan pasar yang naik (bullish) maupun turun (bearish) adalah sesuatu yang wajar, ibarat bagian dari “hukum alam” dalam dunia investasi. Pasar akan selalu mengalami siklus naik dan turun, terlepas dari berita atau sentimen yang mempengaruhinya.
Dengan adanya rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, trader dapat tetap tenang dan mengikuti strategi yang telah direncanakan, sehingga mengurangi kemungkinan membuat keputusan emosional yang merugikan.
Trading plan membantu trader untuk tetap fokus pada strategi jangka panjang dan menghindari keputusan impulsif yang dapat merugikan.
Checklist Sebelum Entry Bisa Meningkatkan Konsistensi
Menerapkan checklist sebelum memasuki pasar membantu trader memastikan bahwa semua kriteria yang telah ditetapkan dalam trading plan terpenuhi. Hal ini meningkatkan konsistensi dalam pengambilan keputusan dan membantu trader tetap disiplin mengikuti strategi yang telah dirancang.
Checklist ini berfungsi sebagai alat verifikasi untuk memastikan bahwa setiap keputusan trading didasarkan pada analisis yang matang dan bukan emosi sesaat.
Backtest Membantu Membuat Plan yang Realistis
Melakukan backtesting memungkinkan trader untuk menguji strategi yang telah dirancang menggunakan data historis. Proses ini membantu untuk mengidentifikasi potensi kelemahan dalam strategi dan memberikan gambaran realistis mengenai kinerja strategi tersebut dalam kondisi pasar yang berbeda.
Dengan melakukan backtesting, trader dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam strategi yang digunakan dan membuat penyesuaian yang diperlukan sebelum menerapkannya dalam kondisi pasar yang sebenarnya.
Jika Smart People membutuhkan bantuan lebih lanjut dalam merancang strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan, dapat menggunakan RHB Tradesmart ID. RHB Tradesmart ID adalah aplikasi yang dilengkapi dengan berbagai fitur modern untuk mendukung analisis saham secara optimal.
Salah satu fitur unggulannya adalah Assisted Robo Optimization (ARO) yang dapat memberikan notifikasi secara real-time. Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk segera mengetahui saham-saham yang sedang menjadi sorotan di pasar. ARO juga menyajikan analisis teknikal dan strategi investasi secara instan, yang dirancang untuk menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika pasar terkini.
Referensi:
Bloomberg Technoz. 2024. “Jangan FOMO, Ini Pentingnya Mengelola Emosi dalam Berinvestasi”.
RHB Tradesmart. 2022. “Jangan Takut Cut Loss, Begini Strateginya!”.
TradingView. 2022. “5 Tips Menghadapi Market Ketika Sedang Bearish”.