Beberapa tahun belakangan ini, istilah ‘krisis finansial’ bisa dibilang kerap kali terdengar. Kondisi perekonomian yang buruk memang menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh masyarakat banyak. Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dan bagaimana tips menghadapi krisis finansial khususnya dengan investasi saham? Yuk cari jawabannya di bawah ini.
Apa Itu Krisis Finansial?
Krisis finansial merujuk pada situasi di mana harga dan nilai aset mengalami penurunan yang tajam dalam kurun waktu yang singkat. Pada saat terjadi krisis, para pelaku bisnis akan kesulitan untuk membayar utang-utangnya, serta perusahaan finansial akan mengalami kekurangan likuiditas.
Pada saat itu, biasanya akan terjadi kepanikan diantaranya banyak investor yang mencoba untuk menjual atau menarik semua aset serta uang yang dimilikinya pada rekening tabungan. Tindakan ini dipicu oleh rasa takut akan terus menurunnya nilai dari aset dan uang mereka jika dibiarkan begitu saja disimpan di bank atau perusahaan finansial lainnya.
Lantas, apa saja tanda-tanda terjadinya krisis finansial tersebut? Meskipun tidak semua, namun ada beberapa situasi yang dikaitkan dengan krisis finansial. Jatuhnya harga saham secara tiba-tiba di pasar saham hingga krisis mata uang merupakan beberapa hal yang kerap menandakan terjadinya krisis.
Kejadian ini bisa dibagi ke dalam tiga tahapan. Tahapan pertama adalah saat dimulainya krisis, yang ditandai dengan kegagalan sistem finansial dan kegagalan regulasi finansial. Kemudian masuk ke tahapan kehancuran sistem finansial tersebut. Terakhir, terjadi penurunan nilai aset dan peningkatan utang di seluruh level.
Mengapa Terjadi Krisis Finansial?
Terjadinya krisis finansial bisa dipicu oleh beberapa hal. Secara umum, hal ini terjadi jika institusi, perusahaan, atau aset mengalami overvalued atau nilainya melebihi nilai intrinsiknya. Tidak cukup dengan hanya kondisi itu saja, situasi pun diperburuk dengan tindakan irasional yang dilakukan oleh sekelompok investor, seperti penjualan aset secara besar-besaran.
Selain pemicu umumnya tersebut, ada beberapa faktor lain juga yang memicu, misalnya seperti kegagalan sistem ekonomi, sikap manusia yang tidak bisa diantisipasi dan tidak terkontrol, hingga kegagalan regulasi. Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, maka krisis bisa menyebabkan kondisi ekonomi mengalami resesi atau depresi.
Dampak Krisis Finansial
Krisis finansial memicu dampak yang tidak main-main, terutama bagi kondisi ekonomi di area terjadinya krisis tersebut, baik itu hanya dalam satu negara saja ataupun secara global. Misalnya saja, terjadinya krisis finansial pada tahun 1997/1998 di Indonesia, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kemunduran yang signifikan, bahkan menyentuh angka -14%.
Tidak hanya itu saja, krisis pada saat itu memicu terjadinya inflasi, yang mencapai hingga 58%. Bersamaan dengan itu, nilai mata uang Indonesia menjadi anjlok dan melemah hingga 85%. Kondisi ekonomi yang begitu carut-marut itu pun membuat angka kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan hingga 37%.
Investasi Saham untuk Menghindari Krisis Finansial
Potensi terjadinya krisis finansial di masa depan merupakan hal yang sama sekali tidak terelakkan. Makanya, mau tidak mau, Smart People harus mempersiapkan diri dari sekarang untuk sebisa mungkin menghadapi kemungkinan terjadi di masa depan tersebut. Salah satu cara menghadapinya adalah dengan investasi saham.
Saham memang bisa dibilang sebagai salah satu aset yang nilainya fluktuatif, apalagi di kala terjadinya krisis. Namun, bukan berarti investasi saham tidak bisa menjadi opsi untuk mengamankan diri Smart People jika sekiranya terjadi krisis finansial nantinya. Menghadapi krisis dengan investasi saham dilakukan dengan memilih saham-saham tertentu untuk mengisi portofolio.
Beberapa saham telah terbukti bisa bertahan pada situasi melemahnya kondisi ekonomi. Saham-saham yang dimaksud adalah seperti saham dengan nilai kapitalisasi besar, saham-saham dari sektor kesehatan dan consumer goods, seperti makanan, minuman, dan peralatan rumah tangga. Saham-saham ini biasanya bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Tips Lain untuk Menghadapi Krisis Finansial
Selain dengan memilih investasi saham sektor tertentu, masih ada beberapa tips lain yang bisa Smart People lakukan untuk menghadapi krisis finansial. Dari sekarang, mulailah untuk melakukan budgeting, sehingga Smart People tahu berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari hingga dana darurat nantinya.
Tidak hanya itu saja, cari peluang memperoleh pendapatan atau pemasukan tambahan. Smart People bisa mencari pekerjaan sampingan yang bisa mendatangkan pemasukan tambahan, sembari tetap melakukan pekerjaan tetap setiap harinya. Uang-uang yang berhasil dikumpulkan dari pekerjaan sampingan inilah yang kemudian bisa jadi tambahan pegangan saat terjadinya krisis nanti.
Mulai Investasi Saham dengan Menggunakan RHB Tradesmart ID
Semakin cepat Smart People memulai investasi saham, potensi untuk memperoleh imbal hasil yang besar juga akan semakin meningkat pula. Maka dari itu, jangan ragu lagi untuk memulainya, Smart People bisa mulai investasi saham dari sekarang dengan menggunakan aplikasi investasi dan trading saham online, yakni RHB Tradesmart ID.
RHB Tradesmart ID menghadirkan ragam fitur unggulan, di antaranya Smart Analyzer, Smart Fee, dan Smart Rate. Kehadiran Smart Analyzer memungkinkan Smart People untuk menganalisis saham incaran dengan lebih mudah, sehingga bisa mengambil keputusan investasi yang tepat. Sedangkan dengan adanya Smart Fee dan Smart Rate, biaya investasi jadi makin terjangkau.
Yuk unduh unduh RHB Tradesmart ID sekarang juga. Smart People bisa manfaatkan fitur SMART-nya untuk mewujudkan tujuan investasi saham.
Sumber:
Kenton, Will. 2024, Juni 11. Financial Crisis: Definition, Causes, and Examples. Investopedia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://www.investopedia.com/terms/f/financial-crisis.asp
CFI Team. Financial Crisis. CFI. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://corporatefinanceinstitute.com/resources/economics/financial-crisis/
Hayes, Adam. 2023, September 10. Investing in Crisis: A High-Risk, High-Reward Strategy. Investopedia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://www.investopedia.com/articles/investing/041415/investing-crisis-high-riskhigh-reward-strategy.asp