Dalam dunia pasar modal, terdapat berbagai tipe pelaku pasar dengan latar belakang, motivasi, hingga cara atau pendekatan yang beragam. Setidaknya ada dua kelompok yang sering dibicarakan, yaitu trader profesional dan trader spekulan.
Trader profesional umumnya dikenal sebagai pelaku pasar yang memiliki perencanaan matang, disiplin, dan pendekatan berbasis data. Sedangkan trader spekulan dipahami sebagai orang-orang yang sering mengambil keputusan berdasarkan intuisi, rumor pasar, dan faktor emosional.
Selain itu, ada beberapa perbedaan trader profesional dan trader spekulan yang perlu Smart People ketahui. Temukan penjelasan lengkapnya berikut ini.
Time Frame dan Mindset: Dasar Paling Penting dalam Trading
Terdapat dua elemen paling mendasar di dunia trading, yaitu time frame dan mindset. Kedua hal ini adalah fondasi yang menentukan bagaimana seseorang mengambil keputusan saat trading saham. Tanpa pemahaman kedua elemen itu, seorang trader mungkin lebih mudah terjebak dan berujung pada kerugian.
Secara umum, time frame adalah periode atau durasi waktu berlangsungnya suatu tren di pasar saham. Kemudian time frame diidentifikasi dan dianalisis oleh trader saat melakukan trading saham untuk mendapatkan imbal hasil yang diinginkan.
Suatu time frame bisa berdurasi mulai dari beberapa menit, jam, hari, pekan, hingga bulanan. Ada beberapa tipe time frame, yaitu tipe long-term, medium-term, dan short term. Biasanya makin lama durasi suatu time frame, makin bisa dipercaya pula sinyal-sinyal yang diberikan pada jangka waktu tertentu.
Sedangkan mindset dalam trading saham adalah pola pikir seorang trader dalam merespons situasi pasar. Mindset yang harus dimiliki trader adalah pola pikir yang disiplin dan realistis dengan mengedepankan aspek analitis dan rasional.
Trader Profesional Selalu Membatasi Kerugian
Trader profesional selalu membatasi kerugian mereka saat trading saham. Maksudnya, mereka memiliki batas maksimal kerugian yang siap diterima pada setiap transaksi. Tujuannya agar tidak berdampak besar terhadap modal jika mereka merugi. Prinsip dalam membatasi kerugian adalah untuk melindungi modal agar dapat bertahan dalam jangka panjang.
Ada beberapa cara membatasi kerugian dalam trading saham, antara lain:
- Stop Loss Order: Perintah otomatis untuk menutup posisi jika harga mencapai level kerugian yang sudah ditentukan.
- Risk per Trade: Batas risiko per transaksi, misalnya 5–7% dari total modal.
- Tidak Averaging Down secara agresif: Hindari menambah posisi pada saham yang sedang merugi tanpa alasan dan analisis fundamental yang jelas.
Smart People yang ingin menetapkan batas toleransi risiko saat trading saham bisa menggunakan fitur Trailing Stop Order di aplikasi RHB Tradesmart ID. Cara ini berfungsi untuk melindungi modal dari potensi kerugian.
Trader Profesional Mementingkan Catatan Trading
Perbedaan trader profesional dan trader spekulan adalah trader profesional selalu mementingkan catatan trading atau trading journal. Catatan trading adalah dokumentasi yang mencatat seluruh aktivitas trading oleh seorang trader.
Umumnya, catatan trading berisi data transaksi (entry, exit, lot, dan harga), alasan pengambilan posisi, kondisi pasar, aspek emosional, stop loss, hingga hasil dari transaksi tersebut. Catatan ini dapat membantu trader mengidentifikasi pola, kesalahan berulang, dan area yang perlu ditingkatkan.
Trader Profesional Perlu Memahami Psikologi Pasar
Trader profesional juga selalu mencoba untuk memahami psikologi pasar. Psikologi pasar merupakan pemahaman tentang bagaimana emosi, bias, atau perilaku para pelaku pasar bisa memengaruhi pergerakan harga.
Sebagai trader profesional, Smart People harus menggunakan pemahaman tersebut untuk membaca kondisi pasar agar terhindar dari jebakan emosi kolektif dan memanfaatkan peluang jika sebagian besar pelaku pasar bertindak tidak rasional. Oleh sebab itu, sebisa mungkin untuk tidak terpengaruh dengan emosi pribadi dan selalu disiplin terhadap trading plan yang sudah dibuat.
Kenapa Disiplin Lebih Penting daripada Sinyal Indikator?
Dalam dunia trading saham, para trader spekulan mungkin mudah terjebak dengan sinyal-sinyal dari indikator teknikal ketika ingin masuk atau keluar pasar. Namun, trader profesional harus paham bahwa disiplin untuk menjalankan trading plan adalah aspek paling utama yang lebih penting daripada hanya mengandalkan sinyal indikator.
Ada beberapa alasan disiplin lebih penting daripada sinyal indikator. Pertama, indikator teknikal memang bisa membantu para trader saat trading saham. Namun, indikator teknikal hanya alat bantu berbasis data historis yang bisa tidak akurat 100%.
Kedua, trader profesional harus lebih menekankan disiplin trading plan karena akan membantu untuk mengendalikan emosi yang mungkin akan memengaruhi keputusan rasional. Dalam hal ini, contoh disiplin adalah dengan mematuhi level entry dan exit yang sudah direncanakan dan selalu mematuhi stop loss.
Sebab tanpa disiplin terhadap trading plan, seorang trader dikhawatirkan akan mudah terbawa emosi seperti takut, serakah, atau perasaan Fear of Missing Out (FOMO). Para trader profesional umumnya lebih peduli pada pengelolaan risiko secara disiplin daripada hanya fokus mencari sinyal-sinyal indikator yang sempurna.
Bagi Smart People yang ingin mulai menjadi trader di pasar saham, dapat menggunakan aplikasi RHB Tradesmart ID. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis di Google Play Store dan App Store.
Referensi:
Adam Hayes. 2024. “Market Psychology: What Is It and Predictions”. Investopedia.com
James Chen. 2025. “What Is a Journal in Accounting, Investing, and Trading?”. Investopedia.com
Michael J. Kramer. 2024. “Stop-Loss Orders: One Way to Limit Losses and Reduce Risk”. Investopedia.com