Swing trading merupakan strategi trading, di mana para trader akan berusaha meraup potensi imbal hasil sebanyak-banyaknya dari pergerakan harga saham dalam jangka waktu singkat. Trader akan melakukan pembelian ataupun penjualan saham dalam jangka waktu beberapa hari atau beberapa minggu, sehingga memperoleh imbal hasil dari perubahan harga di rentang waktu tersebut.
Namun, memilih saham yang tepat sangat krusial dalam swing trading. Agar berhasil, trader biasanya menggunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi perubahan harga saham dan peluang trading.
Kriteria Memilih Saham untuk Swing Trading
Berikut adalah beberapa kriteria utama yang perlu diperhatikan:
1. Likuiditas Tinggi
Saham dengan likuiditas tinggi memungkinkan trader untuk masuk dan keluar dari posisi dengan mudah tanpa memengaruhi harga secara signifikan. Likuiditas tinggi juga mencerminkan minat pasar yang besar terhadap saham tersebut.
2. Volatilitas Moderat
Saham dengan volatilitas moderat memberikan peluang bagi swing trader untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga tanpa menghadapi risiko pergerakan harga yang ekstrem.
3. Tren yang Jelas
Saham yang menunjukkan tren naik atau turun yang konsisten lebih mudah dianalisis dan diprediksi. Mengidentifikasi tren yang kuat membantu trader menentukan titik masuk dan keluar yang optimal.
4. Analisis Fundamental
Meskipun swing trading lebih fokus pada analisis teknikal, memahami fundamental perusahaan tetap penting. Perhatikan laporan keuangan, pertumbuhan pendapatan, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham dalam jangka pendek.
Tools dan Screener Andalan untuk Mencari Saham Swing Trading
Menggunakan alat bantu yang tepat dapat mempermudah proses identifikasi saham potensial untuk swing trading. Berikut beberapa tools yang dapat digunakan:
1. TradingView
TradingView menawarkan berbagai indikator teknikal dan fitur screener yang dapat disesuaikan. Smart People dapat menggunakan indikator seperti Moving Average, RSI, dan MACD untuk mengidentifikasi saham dengan tren yang kuat dan potensi breakout atau pullback.
2. RHB Tradesmart ID
Bagi Smart People yang masih pemula, bisa coba untuk melakukan swing trading dengan RHB Tradesmart ID yang punya beragam fitur unggulan. RHB Tradesmart ID dilengkapi dengan ARO (Assisted Robo Optimization), fitur utama yang menyajikan analisis teknikal secara real time untuk membantu dalam mengamati tren pasar, pergerakan harga, dan mapping jangka pendek.
Kemudian, terdapat fitur trailing stop (TS), yakni bentuk modifikasi atas stop order pada umumnya yang bisa ditentukan nilainya dalam bentuk persentase atau jumlah dalam mata uang tertentu. Saat harga saham bergerak ke arah yang kurang menguntungkan, maka akan muncul order secara otomatis untuk menjual atau membeli saham tersebut.
Trailing stop hanya akan bergerak jika pergerakan harga saham sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat TS sudah mengunci imbal hasil dan mengurangi loss, maka trailing stop tidak akan bergerak kembali ke arah sebelumnya. Pada posisi long, trader biasanya akan memasang TS di bawah harga pasar terkini, hal sebaliknya berlaku untuk posisi short.
Contohnya, Smart People membeli saham dengan harga Rp1.000.000, lalu menetapkan TS sebesar 10% atau Rp100.000. Jika harga saham tersebut naik menjadi Rp1.400.000, maka stop loss akan secara otomatis berada di angka Rp1.300.000. Pada kondisi ini, jika harga saham menjadi Rp1.300.000, maka saham akan terjual di harga tersebut.
Namun, jika harga saham terus menanjak dan mencapai angka Rp1.500.000, maka stop loss akan berganti dari yang semula Rp1.300.000, menjadi Rp1.400.000. Sekiranya harga turun secara mendadak dan berada di angka Rp1.200.000, saham yang dimiliki secara otomatis akan tetap terjual di angka stop loss sebelumnya, yakni Rp1.400.000.
Tetapkan Batas Toleransi untuk Swing Trading
Technical Analyst RHB Sekuritas Indonesia, Ilham Fitriadi Budiarto, M.M, CTA®️, menjelaskan salah satu tips strategi agar tidak rugi saat trading saham adalah dengan menetapkan batas toleransi risiko atau stop loss. Tanpa batasan risiko yang jelas, seorang trader rentan mengalami kerugian besar hanya dalam beberapa kali transaksi.
Dalam konteks swing trading, banyak trader profesional merekomendasikan untuk menetapkan risiko per transaksi antara 5–7% dari modal. Namun, angka ini bukan angka mutlak, harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Berikut adalah manfaat menentukan batas toleransi imbal hasil.
1. Melindungi Modal
Modal adalah nyawa dari aktivitas trading. Jika kehilangan 50% modal, Smart People harus mendapatkan return 100% untuk sekadar kembali ke titik awal. Dengan membatasi risiko per transaksi, Smart People melindungi modal dari drawdown besar.
2. Menghindari Emosi Berlebih
Mengetahui bahwa Smart People hanya mengambil risiko yang bisa diterima akan membantu mengurangi rasa takut dan panik saat pasar bergerak tidak sesuai harapan.
3. Meningkatkan Disiplin
Dengan menetapkan batas risiko sejak awal, Smart People melatih disiplin untuk mengatur entry, stop loss, dan take profit secara sistematis, bukan berdasarkan insting sesaat.
Contoh dalam menerapkan batas toleransi adalah ketika Smart People memiliki modal Rp10 juta dan memutuskan untuk mengambil risiko maksimal 5% per transaksi, maka:
Toleransi risiko: 5% x Rp10 juta = Rp500.000
Jika Smart People ingin masuk pada saham seharga Rp1.000 per lembar, dan menentukan stop loss di Rp950, maka:
- Potensi kerugian per lembar = Rp50
- Jumlah saham maksimal yang bisa dibeli = Rp500.000 per Rp50 = 10.000 lembar.
Dengan perhitungan ini, Smart People tetap dalam batas risiko yang terkendali meskipun harga turun ke level stop loss.
Strategi Analisis Teknikal untuk Swing Trading
Dalam swing trading, mengenali pola pergerakan harga sangat penting untuk menentukan titik masuk dan keluar yang optimal.
1. Pola Breakout
Pola breakout terjadi ketika harga saham menembus level resistance yang signifikan, disertai dengan volume perdagangan yang tinggi. Ini menandakan potensi kelanjutan tren naik dan menjadi sinyal beli bagi swing trader.
Namun, tidak semua breakout akan berakhir sesuai prediksi karena ada yang namanya false breakout. Ada kalanya harga saham bergerak melampaui area resistance atau area support, tetapi tidak memiliki cukup momentum untuk mempertahankan arah pergerakannya tersebut. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan false breakout atau failed break.
Sebagai ilustrasi, harga saham A pernah beberapa kali menyentuh level Rp100.000. Namun, setiap kali mencapai titik tersebut, harga selalu berbalik turun. Ini menunjukkan bahwa Rp100.000 merupakan level resistensi yang kuat. Ketika suatu waktu harga berhasil naik melewati batas ini, itu menandakan telah terjadi breakout.
Namun, jika setelah menembus level tersebut harga kembali jatuh ke bawah Rp100.000 dan terus bergerak turun, kondisi ini disebut false breakout. Artinya, terjadinya breakout tidak diikuti oleh kekuatan tren yang berlanjut, sehingga harga justru bergerak berlawanan dari arah semula.
2. Pola Pullback
Pola pullback terjadi ketika harga saham mengalami koreksi sementara dalam tren naik sebelum melanjutkan kenaikannya. Swing trader dapat memanfaatkan pullback sebagai kesempatan untuk masuk ke pasar dengan harga yang lebih rendah.
Dengan memahami cara menyaring saham untuk swing trading, Smart People dapat meningkatkan potensi imbal hasil yang sesuai dengan tujuan trading masing-masing. Smart People dapat memanfaatkan fitur-fitur di aplikasi RHB TradeSmart ID yang memudahkan dalam aktivitas trading saham. Unduh aplikasinya secara gratis di Google Play Store atau App Store.
Referensi:
RHB Tradesmart ID. 2023. “Kelebihan dan Kekurangan Swing Trading”.
RHB Tradesmart ID. 2023. “Investor Saham Wajib Tahu! Ini Cara Menggunakan Trailing Stop yang Efektif!”.
RHB Tradesmart ID. 2024. “Swing Trading Buat Waktu Trading Lebih Singkat?”.
RHB Tradesmart ID. 2024. “Strategi Anti False Breakout Panduan Praktis Trader Pemula!”.