Awal tahun 2025, mari kita kilas balik apa yang terjadi di tahun lalu. Ternyata, BEI mencatat ada 41 perusahaan baru yang melakukan IPO saham sepanjang tahun 2024. Total dana yang berhasil dikumpulkan melalui aksi Initial Public Offering (IPO) ini mencapai Rp14,35 Triliun.
Umumnya, IPO akan dilakukan melalui mekanisme penjatahan pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling allotment). Investor dapat memesan saham yang akan melantai di bursa, tetapi tidak menjamin investor bisa mendapatkan jatah sesuai saham yang dipesan.
Teknik Pemesanan IPO: Strategi 100 Lot dan Risiko Oversubscribe
Saham yang melantai di bursa berpotensi menghasilkan imbal hasil tinggi, meski dengan risiko yang tinggi juga. Namun, dengan strategi yang tepat, investor memiliki kesempatan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan imbal hasil dari saham IPO tersebut.
Dalam penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dilakukan dengan sistem penjatahan atau allotted. Ada beberapa status penjatahan yang perlu investor pahami:
- Allotted: artinya mendapatkan penjatahan
- Allotted w Scale Back: artinya mendapatkan penjatahan tetapi disesuaikan
- Not Allotted: artinya tidak mendapatkan penjatahan atau bisa juga penjatahan belum dimulai
- Not Carried Over: artinya pesanan tidak diteruskan ke proses penjatahan
Dengan adanya sistem penjatahan ini, investor ritel perlu strategi agar ikut kebagian saham yang baru melantai di bursa saham. Strategi ini diharapkan membantu investor untuk tetap mendapat jatah saham apabila perusahaan memutuskan untuk menyesuaikan jatah karena oversubscribe.
Adapun oversubscribe dalam IPO adalah total pesanan saham yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan. Risiko oversubscribe dapat menyebabkan investor mendapatkan jatah yang lebih sedikit dari yang dipesan atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali.
Seperti IPO saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk pada 2022 lalu yang mengalami oversubscribe hingga 15 kali. Beberapa investor ritel yang pesan 100 lot mendapatkan jatah penyesuaian sehingga hanya memperoleh 32 lot saham.
Tips Mendapatkan Alokasi IPO di Tengah Persaingan Ketat
Semakin tinggi minat investasi membuat saham yang baru melantai di bursa semakin banyak diburu investor. Persaingan ketat berebut saham yang baru melantai ini pun jadi tantangan bagi investor. Umumnya, investor instansi, investor besar, dan investor asing mendapatkan jatah lebih banyak melalui fixed allotment.
Alasan penjatahan ini lebih banyak karena perusahaan memiliki target dari IPO yang dilakukan. Sisanya dibagikan melalui pooling allotment atau penjatahan terpusat. Pesanan saham dikumpulkan terlebih dahulu dan perusahaan nanti akan memutuskan prosedur penjatahannya.
Jika Smart People merupakan investor individu yang tidak bisa ikut dalam penjatahan pasti (fixed allotment), bisa memanfaatkan peluang jatah saham melalui pooling allotment. Mengingat ada risiko oversubscribe dan kemungkinan penjatahan disesuaikan, investor bisa order lebih banyak dari yang diinginkan.
Misalnya, Smart People ingin mendapatkan 10 lot saham, pesan IPO bisa dilebihkan 10 kali lipat menjadi 100 lot. Jika jatah yang diberikan hanya 10% dari pesanan, maka investor mendapatkan saham seperti yang diinginkan.
Namun, strategi order IPO saham ini diterapkan pada saham yang potensial secara valuasi dan fundamentalnya. Hal tersebut bertujuan agar investor tidak menyesal apabila pesanan saham ternyata disetujui 100%.
Cara Mendapatkan VIP Queue untuk Akses IPO Eksklusif
Sistem penjatahan pada saham yang baru melantai di bursa membuat investor mendapatkan saham sesuai jumlah proporsional. Jatah yang diberikan bisa 100% atau disesuaikan jumlahnya mengikuti jumlah pesanan saham.
Namun, ada kasus tertentu yang mana investor mendapatkan penjatahan khusus jika beli saham melalui sekuritas yang ditunjuk perusahaan sebagai underwriter. Perusahaan yang hendak go public biasanya menunjuk satu atau beberapa underwriter sebagai penjamin yang biasanya diberi jatah khusus sehingga peluang mendapatkan jatah saham lebih besar.
Investor yang pesan saham melalui underwriter ini bisa saja mendapatkan jatah 100% bahkan untuk pemesanan saham sebanyak 10 lot lebih. Smart People dapat mencari tahu mengenai informasi IPO termasuk underwriter yang ditunjuk oleh emiten tersebut dan mendapatkan VIP Queue.
Contoh Saham IPO pada Tahun 2024
Puluhan emiten baru melantai di bursa saham sepanjang tahun 2024. Selain meraup dana segar dalam jumlah besar, beberapa saham yang IPO ini mencatat imbal hasil tertinggi sejak IPO hingga per Selasa (24/12/24).
Pertama, ada PT Daaz Bara Lestari Tbk dengan kode saham DAAZ yang IPO pada 10 November 2024. Harga IPO Rp800 per saham naik menjadi Rp4.780 per saham atau naik 443,18% sejak IPO.
Kemudian, PT Remala Abadi Tbk yang IPO pada 7 Mei 2024. Saham dengan kode DATA ini meroket 312% dari harga IPO Rp188 per saham menjadi Rp775 per saham (30/12).
Jika Smart People beli saham-saham ini saat IPO atau saat harganya masih rendah, berarti sekarang sudah bisa mendapatkan imbal hasil dari kenaikan harga saham. Namun, jangan khawatir karena peluang tersebut bisa dicari pada saham-saham yang akan menggelar IPO pada tahun 2025 ini.
Smart People bisa beli atau pesan IPO saham melalui RHB Tradesmart ID, salah satu aplikasi sekuritas yang diawasi OJK. Jika tertarik untuk investasi maupun trading saham, jangan lupa download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store.
Referensi:
CNBC Indonesia. 2022. “Tak Perlu Bingung! Begini Cara Lengkap Beli Saham e-IPO”. Cnbcindonesia.com
YulianaHema. 2024. “Kinerja Saham Hasil IPO di 2024, Ini Saham yang Cuan dan Boncos”. Kontan.co.id
Lali Rahardian. 2022. “Permintaan Membludak, Saham IPO GoTo Oversubscribe 15 Kali”. Cnbcindonesia.com
Kholida Qothrunnada. 2022. “Apa Itu IPO? Ini Tujuan, Syarat, Mekanisme, dan Cara Membeli Saham”. Detik.com
Erta Darwati. 2024. “DAAZ Raup Dana Rp 264 Miliar dari IPO, Intip Rencana Penggunaanya”. Bisnis.com