Bagi trader saham, memahami momen perubahan arah tren menjadi hal penting yang sebaiknya dilatih dan dimiliki. Salah satunya dengan memahami pola-pola reversal yang biasanya muncul di chart sebelum pasar berbalik arah. Jika trader dapat mengenalinya dengan tepat, maka hal itu bisa memberi sinyal entry atau exit yang lebih akurat.
Namun, tidak semua pola reversal bisa dikatakan valid. Terkadang trader terjebak oleh sinyal-sinyal palsu karena hanya mengandalkan asumsi visual tanpa mempertimbangkan faktor seperti volume dan price action. Oleh sebab itu, penting untuk memahami jenis-jenis reversal, cara membaca, dan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan trader.
3 Jenis Reversal Utama: Bullish, Bearish, dan False Reversal
Secara umum, ada tiga jenis reversal, yaitu bullish, bearish, dan false reversal. Setiap jenis reversal memiliki beberapa contoh pola yang penting dipahami seorang trader.
1. Bullish Reversal
Bullish reversal menandakan perubahan tren dari penurunan (downtrend) menjadi kenaikan (uptrend). Pola ini menunjukkan bahwa tekanan jual mulai melemah dan buyer mulai mengambil alih. Berikut beberapa contoh pola bullish reversal:
- Bullish engulfing: Pola dua candlestick yang menampilkan candle kedua (bullish) sepenuhnya menutupi body candle pertama (bearish). Pola ini menunjukkan ada potensi pembalikan tren ke atas.
- Hammer: Pola berupa candlestick dengan body kecil di atas dan memiliki ekor bawah yang panjang. Pola ini menandakan bahwa meskipun harga sempat turun, buyer berhasil mendorong harga naik kembali.
- Double bottom: Pola yang membentuk dua lembah pada level harga yang serupa. Pola ini menandakan adanya potensi pembalikan tren ke atas.
2. Bearish Reversal
Bearish reversal menunjukkan perubahan tren dari kenaikan (uptrend) menjadi penurunan (downtrend). Pola ini menandakan bahwa tekanan beli mulai melemah dan seller mulai menguasai pasar. Beberapa contoh pola bearish reversal, antara lain:
- Bearish engulfing: Pola dua candlestick yang memperlihatkan candle kedua (bearish) sepenuhnya menutupi body candle pertama (bullish). Pola ini menandakan ada potensi pembalikan tren ke bawah.
- Gravestone Doji: Pola candle dengan harga open, low, dan close yang hampir sama. Pola ini memiliki bentuk mirip seperti batu nisan serta memiliki ekor atas yang panjang. Pola ini menunjukkan bahwa buyer tidak mampu mempertahankan tekanan beli.
- Double top: Pola harga yang membentuk dua puncak pada level harga yang serupa, sehingga menandakan ada potensi pembalikan tren ke bawah.
3. False Reversal
False reversal dapat terjadi saat harga seolah-olah mulai pembalikan tren, tetapi kemudian kembali ke arah tren sebelumnya. Pola ini terkadang disebut sebagai false breakout dan dapat menjebak para trader yang terlalu cepat mengambil posisi. Ada beberapa ciri false reversal, yaitu:
- Breakout yang gagal: Harga menembus level support/resistance, tetapi kemudian kembali ke dalam range sebelumnya.
- Kurang konfirmasi volume: Breakout tanpa konfirmasi volume yang jelas dapat menandakan false breakout.
- Reversal yang cepat: Setelah breakout, harga dengan cepat berbalik arah. Hal ini menandakan bahwa breakout tersebut tidak valid.
Perbedaan Reversal yang Valid dan Jebakan Market
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa perbedaan reversal yang valid dan jebakan market atau false reversal. Berikut beberapa di antaranya:
- Arah pergerakan harga: Reversal yang valid akan terjadi perubahan tren yang berkelanjutan, misalnya dari tren turun mulai muncul higher high dan higher low. Sedangkan jebakan market mungkin hanya menyentuh area penting seperti support/resistance, lalu cepat kembali dan tanpa ada kelanjutan tren.
- Volume transaksi: Reversal valid biasanya disertai lonjakan volume yang menandakan minat beli/jual yang kuat. Sedangkan jebakan market, volumenya cenderung rendah dan breakout-nya tampak lemah.
- Pola dan candle: Reversal valid akan muncul pola teknikal yang kuat dengan candle konfirmasi, sedangkan jebakan market terkadang muncul satu candle ekstrem tanpa pola lanjutan atau langsung dibalik oleh candle berikutnya
Bagaimana Membaca Pola Reversal dari Price Action dan Volume?
Lantas bagaimana cara membaca pola reversal dari price action dan volume? Berikut beberapa langkah yang perlu Smart People praktikkan saat trading saham.
1. Identifikasi Level Support dan Resistance
Pertama, kenali area support (batas bawah) dan resistance (batas atas) yang signifikan. Kedua level ini sering menjadi titik balik harga karena mencerminkan area di mana tekanan beli atau jual meningkat. Level support dan resistance dapat terbentuk ketika harga berbalik arah, meninggalkan puncak atau lembah yang menjadi acuan untuk pergerakan harga berikutnya.
2. Amati Pola Candlestick di Sekitar Level Kunci
Lalu, perhatikan dengan cermat pola candlestick yang muncul di area sekitar level support dan resistance. Ada banyak pola candlestick yang mungkin muncul, tetapi beberapa pola paling umum yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi reversal, antara lain Hammer, Shooting Star, dan Pola Engulfing.
3. Konfirmasi dengan Volume
Kombinasi pengamatan candlestick dan level support/resistance saja belum cukup. Sebagai trader profesional, Smart People perlu memperhatikan volume.
Misalnya, volume yang tinggi saat harga menembus level support/resistance dapat menandakan bahwa breakout tersebut didukung oleh minat pasar yang kuat, sehingga mengindikasikan bahwa sinyal reversal makin valid. Sebaliknya, breakout dengan volume rendah dapat menjadi indikasi false breakout atau jebakan market.
Kesalahan dalam Mengidentifikasi Reversal: Overconfidence Bias
Namun, tidak semua trader bisa langsung membaca pola reversal secara cermat. Biasanya ada beberapa kesalahan paling umum para trader saat mengidentifikasi reversal, yakni salah satunya overconfidence bias. Hal ini berkaitan erat dengan aspek psikologis yang sering membuat trader salah dalam mengambil keputusan.
Overconfidence bias adalah kecenderungan seseorang untuk melebih-lebihkan pengetahuan, keterampilan, atau kemampuannya saat membuat keputusan, dalam hal ini berarti keputusan investasi. Pada trading saham, sikap ini dapat menyebabkan trader:
- Melakukan trading secara berlebihan karena terlalu yakin terhadap prediksi mereka.
- Mengabaikan sinyal market yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
- Mengambil risiko yang tidak perlu karena merasa memiliki kendali penuh terhadap hasil trading.
Checklist Sinyal Reversal: Panduan Praktis Sebelum Entry Posisi
Mengenali pola reversal yang valid memang perlu memperhatikan dan mengidentifikasi serangkaian aspek secara cermat, mulai dari level support/resistance, pola candlestick, volume, hingga aspek manajemen risiko. Berikut checklist sinyal reversal yang dapat menjadi panduan praktis sebelum entry posisi:
1. Identifikasi Area Support dan Resistance
- Buka grafik dengan time frame sesuai gaya trader, misalnya H1/H4/D1.
- Tandai area support dan resistance signifikan berdasarkan swing high/low atau zona demand/supply.
- Tunggu harga mendekati atau menyentuh level, hindari open posisi terlalu awal.
2. Amati Price Action
- Cek pola candlestick reversal pada zona bullish reversal (hammer, bullish engulfing, morning star) dan bearish reversal (Shooting star, bearish engulfing, evening star).
- Pastikan candle reversal terbentuk tepat di area support/resistance.
3. Konfirmasi dengan Volume
- Periksa lonjakan volume saat reversal terjadi.
- Reversal yang valid biasanya disertai peningkatan volume.
4. Validasi dengan Indikator Tambahan Jika Perlu
- Bersifat opsional, misalnya indikator RSI (apakah sudah overbought atau oversold), MACD (apakah ada sinyal crossover), dan Stochastic (apakah keluar dari zona ekstrem).
- Cukup gunakan 1-2 indikator saja hindari terlalu banyak menganalisis..
5. Tunggu Retest Jika Memungkinkan
- Jika harga tembus area resistance pada bullish reversal, tunggu harga retest level itu sebagai support baru. Lalu, entry buy.
- Jika reversal terjadi tanpa breakout, dapat entry langsung setelah candle konfirmasi selesai.
6. Siapkan Entry, Stop Loss, dan Target
- Entry: Setelah candle konfirmasi selesai.
- Stop Loss: Buy ketika di bawah support terdekat atau ekor candle reversal. Sell ketika di atas resistance terdekat atau ekor candle reversal.
- Target: Dapat memakai rasio Risk:Reward, yaitu 1:2 atau target berdasarkan struktur pasar berikutnya.
7. Eksekusi Posisi dan Evaluasi
- Open posisi sesuai setup.
- Hindari mengubah SL/TP secara emosional.
- Catat entry di jurnal trading (setup, alasan entry, hasil, dan evaluasi).
Pembahasan tentang pengamatan pola reversal ini dapat membantu trader untuk mencapai trading plan yang telah ditentukan. Smart People dapat memanfaatkan berbagai fitur di aplikasi RHB Tradesmart ID yang akan memudahkan dalam melakukan trading saham. Unduh aplikasi RHB Tradingsmart ID secara gratis di Google Play Store dan App Store.
Referensi:
James Chen. 2024. “The Anatomy of Trading Breakouts”. Investopedia.com
Marianna Galstyan. 2024. “Using Bullish Candlestick Patterns to Buy Stocks”. Investopedia.com
Nial Fuller. “False Breakout Trading Strategy”. PriceAction.com
Oddmund Groette. 2023. “Overconfidence Bias Trading: How It Can Impact Your Investment Returns”. Quantifiedstrategies.com
Rahul Pal. “How to Identify a True Breakout vs. a False Breakout?”. TradingView.com