Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda, ada yang lebih menyukai gaya hidup minimalis dan kesederhanaan. Sebagian lainnya ada yang cenderung ke arah hedonisme. Dibanding hidup sederhana, gaya hidup tersebut sering dipandang buruk karena identik dengan sifat foya-foya.
Banyak orang terjebak dalam gaya hidup seperti ini seiring banyaknya sarana hiburan dan beragam aktivitas masyarakat modern. Jika masa muda dihabiskan dengan lebih banyak foya-foya, maka siap-siap untuk membayarnya di masa tua. Yuk kulik lebih dalam mengenai gaya hidup tukang foya-foya ini, seperti apa ciri-ciri dan cara mengatasinya.
Pengertian
Berasal dari kata “Hedone” yang dalam Bahasa Yunani memiliki arti kesenangan. Bisa digambarkan bahwa orang-orang yang suka hedon memiliki pandangan hidup bahwa kesenangan dan kepuasan diri menjadi tujuan utama dalam hidupnya.
Mereka akan mencari kesenangan tanpa batas untuk menghindari hal-hal yang menyusahkan atau tidak menyenangkan. Sebagai contohnya, pada orang-orang yang senang berbelanja hanya untuk memuaskan diri.
Mereka dapat membeli apa saja yang diinginkan bukan berdasarkan kebutuhan. Menghabiskan uang untuk berbelanja karena dengan hal tersebut mereka akan merasa senang dan mendapat kepuasan batin. Tidak peduli dengan kondisi keuangan mereka kedepannya.
Contoh lain yang sering dijumpai di masyarakat adalah membeli banyak mobil mewah. Mobil yang hanya dibeli untuk kesenangan bukan kebutuhan. Mereka bisa membeli beberapa mobil hanya untuk dijadikan koleksi.
Ciri Gaya Hidup Hedon
Mungkin Smart People bisa melihat sifat hedonisme dari orang-orang konglomerat yang hidupnya mewah. Namun, bukan itu saja karena gaya hidup seperti ini juga ditemui di kalangan orang-orang biasa hanya saja tidak menyadarinya. Biar makin paham, berikut ciri-cirinya.
1. Kesenangan pribadi adalah tujuan hidup
Tujuan utama hidupnya menjadi sebatas kesenangan dan kepuasan belaka. Mereka akan menghindari rasa sakit dengan menciptakan rasa senang sendiri. Kenikmatan dan kesenangan pribadi menjadi di atas segala-galanya.
2. Berperilaku konsumtif
Cara mereka menciptakan rasa senang biasanya dengan membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang memuaskan diri. Misalnya membeli barang yang tidak dibutuhkan, selalu memilih makanan-makanan mewah, sering mentraktir teman, dan lainnya.
Perilaku ini termasuk konsumtif yang berlebihan ini tidak berdasarkan kebutuhan melainkan gaya hidup dan keinginan belaka. Mereka bahkan bisa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Gaya hidup seperti ini dapat dikatakan sebagai pemborosan.
3. Egois
Mereka cenderung memiliki sifat individualis dan tidak memedulikan kebahagiaan atau kepentingan orang lain. Kebahagiaan mereka sendiri lah yang patut diperjuangkan. Sayangnya, untuk mendapatkan kebahagiaan semu itu mereka bisa mengorbankan orang lain.
Orang-orang dengan gaya hidup seperti ini juga bisa mengorbankan kebutuhan penting mereka. Misalnya, lebih baik belanja ke mall dengan teman komunitas dan rela hanya makan mie instan hingga beberapa hari. Mereka cenderung egois dan tidak bertanggungjawab.
4. Sombong
Ciri-ciri lainnya adalah sifat sombong karena menilai penampilan mereka yang paling baik dibandingkan orang lain. Mereka bisa diskriminatif dan memandang orang lain hanya dari harta kekayaan atau penampilan luarnya saja.
5. Tidak pernah merasa puas
Saat memanjakan diri memang dapat memberikan kepuasan batin. Namun, pada orang-orang yang sudah terjebak di gaya hidup ini tidak pernah merasa puas. Mereka akan terus mencari apa yang membuatnya senang dan bahagia.
Daripada Hedon, Lebih Baik Investasi
Tidak ada salahnya untuk menyenangkan diri karena hal ini penting untuk kebutuhan rohani. Namun, ketika sudah berlebihan dan membuat seseorang mementingkan kesenangan sesaat tentu bisa berdampak buruk. Perilaku yang suka foya—foya dan mencari kesenangan belaka ini perlu ditangani segera.
1. Membatasi diri saat melakukan self-reward
Banyak orang terjebak gaya hidup ini karena terus menerus melakukan self-reward. Smart People harus paham kapan waktunya memanjakan diri agar tidak boros hanya alasan self-reward.
2. Membatasi diri dari lingkungan yang toxic
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seperti ini. Apabila Smart People merasa lingkungan di sekelilingnya sudah tidak sehat, sebaiknya hindari. Ingat, bahwa hidup ini bukan sebatas berfoya-foya.
3. Menyusun rencana keuangan jangka panjang
Smart People dapat menyusun financial planning agar tidak terus menerus konsumtif dengan hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Daripada buang-buang uang untuk kesenangan sesaat, sebaiknya Smart People gunakan uang tersebut untuk investasi.
Belanjakan uang Smart People untuk berbelanja saham atau surat-surat berharga yang bisa menjadi investasi. Smart People akan mendapatkan hasilnya di masa mendatang dan terhindar dari penyesalan karena kebiasaan boros.
Jika Smart People ingin menghentikan gaya hidup yang identik dengan foya-foya ini, bisa belajar untuk memulai trading saham. Gunakan aplikasi RHB Tradesmart ID dan nikmati promo menarik yaitu Smart Rate dan Smart fee.
Smart People bisa membeli saham dengan margin yang bunganya cukup rendah hanya 0,025% per hari dengan Smart Rate. Biaya trading juga lebih murah dengan Smart Fee yaitu 0,08% untuk beli dan 0,18% untuk jual.
Nah, promo Smart Rate dan Smart Fee dari RHB Tradesmart ID ini diperpanjang hingga Juni 2023 lho. Jadi, tunggu apalagi, segera download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store agar bisa mulai trading dan investasi saham.
Itulah beberapa ulasan mengenai gaya hidup hedonisme, ciri-ciri, dan cara mengatasinya. Sebisa mungkin hindari ya karena gaya hidup yang tidak sehat ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan finansial.
Source:
Muhammad Idris. 2022. “Mengenal Hedonisme: Definisi, Ciri, Contoh, dan Dampaknya”. Kompas.com.
Redaksi OCBC NISP. 2021. “Mengenal Gaya Hidup Hedonisme, Dampak, & Cara Mengatasinya”. OCBC NISP
Wida Kurniasih. 2021. “Gaya Hidup Hedonisme: Pengertian, Contoh, Ciri-Ciri dan Dampaknya”. Gramedia Blog