Koreksi Saham? Jangan Panik, Ini Cara Menghadapinya!
Jan 11, 2022 by admin
Begitu melantai di bursa efek, investor dipastikan akan menjumpai koreksi saham. Koreksi muncul saat harga saham maupun seluruh indeks saham mengalami penurunan. Hal ini bisa terjadi pula pada aset investasi lainnya selain saham atau bahkan seluruh bursa.
\n\n\n\nKoreksi bursa saham dan aset lainnya ini tidak semengerikan bear market atau inflasi, setidaknya jika Smart People bukan seorang trader. Di momen ini, justru peluang membeli dengan harga murah terbuka. Meski begitu, hal ini bisa pula menjadi pertanda akan kondisi yang lebih buruk.
\n\n\n\nLantas, apa karakteristik koreksi saham dan bagaimana cara menghadapinya? Penjelasan lengkapnya di artikel berikut.
\n\n\n\nKoreksi saham merupakan istilah yang ditujukan pada kondisi turunnya harga saham atau seluruh indeks bursa saham sebesar 10% hingga 20%. Kondisi ini umum terjadi setelah harga saham menguat atau bahkan meroket.
\n\n\n\nRata-rata rentang waktu koreksi berlangsung selama tiga sampai empat bulan. Dalam rekornya, waktu koreksi terlama pernah terjadi hingga lima bulan pada April 2011, setidaknya dalam 11 tahun terakhir. Sedangkan, waktu tercepatnya adalah dua hari pada 1932 dan enam hari saat kasus virus corona semakin serius pada Februari 2020.
\n\n\n\nKoreksi sebenarnya merupakan hal yang selalu pasti terjadi dalam bursa efek, sekalipun saham yang Smart People pilih tergolong stabil. Forbes menyebut koreksi pada indeks saham AS S&P 500, semenjak 1928 sampai Oktober 2021, muncul setiap 19 bulan sekali.
\n\n\n\nHal ini terdengar mengkhawatirkan, khususnya bagi trader yang menjual dan membeli saham dalam hitungan hari sampai minggu. Sebaliknya, momen ini bisa dianggap tidak semenakutkan itu bagi investor lama. Ingat bahwa investor punya waktu investasi terpendek satu tahun. Cukup untuk melewati sebuah koreksi.
\n\n\n\nTerlepas dari itu semua, ada alasan mengapa istilah ini dinamakan “koreksi”. Dan, itu dikarenakan hal-hal yang menyebabkannya.
\n\n\n\nKondisi ini bisa dipicu berbagai hal, dari gejolak ekonomi hingga isu manajemen perusahaan. Hal tidak terduga seperti pandemi virus corona juga jadi salah satunya. Sejatinya, penyebab koreksi punya pengaruh cukup besar dan mengakibatkan para pelaku bursa saham mempertimbangkan kembali investasi mereka.
\n\n\n\nKoreksi juga bisa terjadi karena sentimen yang didorong kekhawatiran akan saham yang terus naik. Perasaan itu mirip dengan saat kita berkendara dan melewati tiga lampu hijau secara berurutan. Tentunya ada kegelisahan soal di persimpangan keberapa kita akhirnya melihat lampu merah.
\n\n\n\nPara investor institusi yang punya kekhawatiran serupa tentunya ingin menghindarinya dengan menjual saham mereka. Aksi jual saham dalam jumlah besar pun mendorong investor individu panik dan melakukan hal yang sama.
\n\n\n\nSetelahnya, banyak investor akan mengevaluasi prospek dari saham yang jatuh beserta kondisi ekonomi. Kalau ternyata hasilnya positif, pastinya ini menjadi kesempatan membeli dengan harga rendah. Dari sinilah, nilai saham kembali naik dan “koreksi” dimulai.
\n\n\n\nSebaliknya, sentimen negatif bisa semakin serius selagi harga terus turun. Kemungkinannya, akan terjadi market crash yang ditandai kondisi bursa saham yang terjun drastis, lebih dari 20%. Kasus terburuknya, penurunan ini masuk ke fase bear market yang berlanjut dalam waktu lebih lama lagi.
\n\n\n\nMeski sayangnya koreksi tidak bisa diprediksi, para analis berusaha mencari proyeksinya dengan meneliti bursa saham dan membandingkan masing-masing indeks lewat aplikasi charting. Nilai support dan resistance umum digunakan untuk mengukur kemungkinan munculnya koreksi.
\n\n\n\nKoreksi saham bisa pula muncul dengan salah satu atau lebih dari beberapa tanda berikut. Sebaiknya Smart People mewaspadainya.
\n\n\n\nKoreksi saham bisa berakhir dengan kenaikan harga kembali atau malah dilanjutkan bear market. Investor dapat mempersiapkan hal-hal berikut seandainya koreksi sewaktu-waktu terjadi.
\n\n\n\nKetika menjumpai koreksi saham, keputusan menjual bergantung kembali ke tujuan investasimu. Jika ternyata Smart People punya rentang waktu yang panjang, katakanlah puluhan tahun, investasimu kemungkinan besar akan pulih dari bear market sekalipun. Sebaliknya, target investasi yang semakin dekat sebaiknya disikapi dengan menurunkan toleransi risiko, sehingga kerugian akibat hal-hal tidak terduga dapat diminimalisir.
\n\n\n\nYuk, belajar transaksi saham bagi pemula di blog RHB Tradesmart. Smart People juga bisa mulai berinvestasi lewat aplikasi RHBTRADESMARTID yang punya berbagai fitur untuk memudahkan proses investasi dari mana saja dan kapan saja. Unduh aplikasinya sekarang di Play Store dan App Store.
Artikel Terbaru
Share On:
RHB Smart Talk
Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan
Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas
Raih #MomentSmart bersama RHB Sekuritas
Trading saham lebih smart dengan mudah dan cepat bersama fitur ARO
Download