<< Back

Kamu Trading Saham? Ini Strategi yang Bisa Dilakukan Saat Harga Saham Turun

Tidak seperti investasi saham yang menjual dan membeli saham dalam waktu bertahun-tahun, trading saham yang dilakukan dalam hitungan hari hingga menit tentu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat. 

 

Hal ini lantas membawa pertanyaan ketika suatu saham sedang mengalami penurunan. Apakah yang akan Smart People lakukan dengan saham tersebut? Ayo ketahui beberapa cara yang bisa Smart People lakukan sebagai trader saham saat harga saham turun lewat artikel berikut ini. 

Kenapa Harga Saham Bisa Turun?

Sebelum mempelajari apa yang perlu dilakukan dalam menghadapi harga saham yang turun, Smart People perlu tahu dulu kenapa hal tersebut bisa terjadi. 

 

  • Faktor yang paling sering kita dengar adalah pengaruh fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing yang berimbas pada perusahaan dengan utang mata uang asing. 
  • Naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia dan suku bunga Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) jadi faktor lainnya, di samping kebijakan pemerintah, khususnya yang menyasar sektor ekonomi.
  • Turunnya harga saham juga bisa terjadi karena orang-orang yang terlibat di bursa saham sendiri. Hal ini umumnya terjadi saat banyaknya orang yang menjual saham (panic selling) dan manipulasi pasar melalui lewat media massa ataupun rumor.

 

Agar tidak terjebak panic selling dan manipulasi pasar, akan lebih baik jika Smart People memahami faktor internal perusahaan untuk mempelajari kenapa harga saham bisa turun. Entah itu dari fundamental, kebijakan manajemen perusahaan, sampai performa perusahaan hingga proyeksi ke depannya.

Strategi Trading Saat Harga Saham Anjlok

Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh seorang trader dalam menyikapi harga saham yang jatuh. Berikut di antaranya.

 

Jangan panik dan kenali manajemen risikomu

Hal pertama yang perlu dilakukan trader dalam menghadapi harga saham yang turun adalah dengan tidak panik. Emosi yang tidak dikendalikan dalam trading saham cenderung berujung pada keputusan yang salah dan bisa memperburuk keadaan. 

 

Karena itulah rencana diperlukan bagi trader agar membantunya dalam membuat keputusan terbaik. Untuk menangani atau mempersiapkan kemungkinan turunnya saham, Smart People harus mengenali manajemen risikomu. 

 

Manajemen risiko diperlukan untuk menekan kerugian. Cobalah mengandaikan saham yang Smart People miliki turun dari harga beli. Mengetahui sejauh mana limit yang Smart People terima akan membuatmu bisa mengambil keputusan secara objektif dan mencegah kerugian yang tidak terkendali. 

 

Limit risiko di sini bisa diambil dari jumlah persen dari total akun trading sahammu. Jumlah persen ini kembali lagi ke seberapa besar toleransimu terhadap harga yang turun, dan seberapa besar uang yang ada di akunmu. 

 

Banyak trader harian yang mengaplikasikan aturan 1%, sebagiannya lagi ada yang 2%. Smart People bisa mulai mengenali manajemen risikomu dengan memasang angka di bawahnya. Cobalah mulai dari 0,5% dari total akunmu. Jika mentalmu masih sanggup menoleransi resiko, maka naikkanlah secara bertahap.

Pasang stop loss

Stop loss merupakan cara yang umum digunakan trader. Ini merupakan sebuah order yang diberikan kepada broker untuk menjual kepemilikan saham bila harganya telah turun atau naik hingga batasan yang ditentukan. 

 

Misalnya, Smart People memiliki saham yang dibeli seharga Rp200 ribu dan memasang stop loss di harga Rp190 ribu. Saham Smart People ini pun akan dijual jika harganya turun mencapai angka tersebut. 

 

Namun, Smart People juga perlu tahu bila limit stop loss bukanlah harga mutlak. Saham Smart People mungkin terjual pada harga di bawahnya, terutama bila penurunan di bursa saham diiringi dengan kepanikan yang masif.

Mempraktikkan averaging down

Sebagai seorang investor Averaging down (atau menambah jumlah) saham yang sedang jatuh merupakan cara yang baik, sementara bagi seorang trader pada umumnya menghindari cara ini. Alasan kenapa seseorang melakukan cara ini adalah karena dia merasa jatuhnya saham tersebut hanya sementara dan akan naik lagi setelahnya. 

 

Namun, Smart People perlu tahu bila prediksi penurunan harga dalam averaging down tidak asal tebak. Sebab, trader melihat hal ini dari pengamatan teknikal terhadap perusahaan tersebut. Pengamatan ini berkaitan pada angka support dan resistance saham itu. 

 

Support adalah rentang nilai atau harga yang relatif bawah yang pernah terjadi pada suatu saham di masa lalu hingga naik kembali. Sebaliknya, resistance adalah rentang nilai atau harga yang relatif tinggi yang pernah terjadi pada saham tersebut sampai ia turun.

 

Dalam melakukan averaging down, Smart People bisa mempelajari support yang dimiliki saham tersebut untuk menentukan biasanya dilakukan cara ini. 

 

Anggaplah suatu saham pernah turun dan memantul lagi di nilai Rp50 ribu. Smart People perlu menunggu apakah kali ini support senilai Rp50 ribu itu akan 1) memantul atau 2) malah turun dan menjadi nilai support baru. Belilah lagi saham itu jika kemungkinan pertama terjadi dan lepaslah sahammu bila kemungkinan kedua yang terjadi. 

Berpindah ke safe havens

Safe havens bisa disebut sebagai “tempat perlindungan” saat kondisi bursa sedang tidak stabil. Istilah safe havens mengacu pada jenis aset yang punya kriteria begitu stabil dan mungkin meningkat nilainya ketika kondisi bursa sedang menurun tajam. 

 

Aset safe havens yang sering dipergunakan di antaranya: 

  • Emas;
  • Treasury bill atau obligasi jangka pendek; 
  • Saham defensif atau saham dari perusahaan barang konsumen, seperti makanan, produk kesehatan, dan produk rumah tangga; serta
  • Mata uang franc Swiss, yen Jepang, dan dolar AS yang memiliki volatilitas rendah.

 

Strategi yang satu ini adalah yang cukup aman, terutama saat menghadapi bursa yang sedang anjlok atau mengalami kepanikan. Karena cukup aman, strategi ini pun memberi imbal hasil yang lebih sedikit sebagai pengganti dari risiko yang sangat rendah. 

Melakukan short selling

Short selling adalah salah satu cara populer dalam menghadapi saham yang anjlok. Cara ini dikenal bukan hanya karena dipakai trader berpengalaman, tapi juga karena risikonya yang terlalu tinggi. BEI bahkan pernah menghentikan aktivitas short selling ketika bursa saham Indonesia turun selama enam hari. 

 

Short selling atau jual kosong adalah strategi jual beli saham dengan cara berhutang kepada broker untuk membeli saham yang dispekulasikan akan turun. Trader melakukannya dengan harapan bisa mendapatkan imbal hasil dari selisih antara harga awal (harga utang) dan harga saat turun.

 

Contoh kasusnya, suatu saham dijual di harga Rp5.000 dan Smart People melihat adanya kemungkinan saham itu turun. Smart People pun memutuskan meminjam saham tersebut kepada broker. Saham itu kemudian Smart People jual sehingga Smart People memegang Rp5.000 di akunmu. 

 

Begitu saham yang Smart People jual itu turun ke harga Rp3.000, Smart People membelinya lagi dengan uang pinjaman Rp5.000 di akunmu. Dari situ, Smart People mendapat imbal hasil berupa selisih sebesar Rp2.000 setelah mengembalikan saham yang turun dari Rp5.000 itu kepada broker.

 

Menyesuaikan mana strategi trading saat harga jatuh memang membutuhkan penilaian yang objektif dan perlu tahu juga kondisi bursa saham saat itu. Smart People bisa memanfaatkan aplikasi trading saham RHBTRADESMARTID yang sudah dilengkapi berbagai fitur untuk mendukungmu dalam mengambil keputusan trading, di mana saja dan kapan saja. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang!

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal