Dalam melakukan investasi saham, seorang investor sudah pasti harus berusaha ekstra demi imbal hasil yang maksimal. Tidak hanya memperhatikan sentimen dan tren pasar serta belajar pada ahlinya, namun juga memperhatikan konsolidasi saham. Apakah itu?
Arti Konsolidasi Saham
Sejatinya, istilah konsolidasi banyak digunakan dalam dunia bisnis di mana terdapat usaha untuk menata dan memperkuat suatu organisasi yang terancam. Istilah ini juga dapat digunakan dalam hal peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan dengan tujuan tertentu.
Sedikit berbeda jika digunakan dalam istilah perdagangan saham karena konsolidasi dalam saham menunjukkan kondisi pasar yang sedang datar (sideways). Pada kondisi ini, tidak ada kenaikan maupun penurunan pada harga saham.
Tentunya, fase ini juga akan berpengaruh terhadap harga pasar dan kondisinya. Di sini, para investor akan menyebutnya sebagai penentuan, apakah setelah ini harga akan mengalami breakout, terutama pada area support atau resistance.
Jika pergerakan sudah menembus area resisten dan support tersebut, tentu saja akan ada dua kemungkinan yang akan timbul. Adapun kemungkinan yang dimaksud adalah meneruskan tren atau malah berbalik arah.
Apa Penyebabnya?
Kondisi saham yang sedang berada dalam situasi konsolidasi tentu bukan tanpa alasan. Pada dasarnya, Smart People dapat mengetahui polanya pada grafik dalam periode waktu apapun dan tergantung dengan jangka waktu tertentu, baik selama berjam-jam sampai berhari-hari lamanya.
Secara umum, penyebab terjadinya konsolidasi pada saham dapat terjadi karena beberapa hal, termasuk aksi korporasi yang menjalankan profit taking maupun adanya periode akumulasi atau distribusi. Berikut beberapa penjelasannya.
1. Konsolidasi karena profit taking
Konsolidasi pada saham seringkali terjadi karena adanya aksi korporasi dari perusahaan yang tengah mengambil sebagian dari imbal hasil yang mereka dapatkan. Karena aksi ini dilakukan oleh institusi atau korporasi besar, tentunya mereka-lah yang menguasai kepemilikan saham.
Saat melakukan likuidasi saham, perusahaan akan menjual mayoritas kepemilikan yang berlawanan dengan pembelian investor ritel. Hal inilah yang akan membuat pergerakan dalam arah tren menjadi terhenti.
Dengan demikian, pergerakan saham yang turun memiliki kemungkinan untuk sedikit menguat. Akan tetapi, pergerakannya juga akan mulai bergerak turun ketika korporasi mengambil imbal hasil yang mereka harapkan.
2. Konsolidasi karena akumulasi/distribusi
Periode akumulasi atau distribusi terjadi saat pasar bertransisi menuju tren yang baru. Di sisi lain, korporasi sedang mencari cara untuk melakukan akumulasi supaya posisinya membentuk pergerakan ke arah berlawanan.
Ketika akumulasi cukup, mereka akan mendorong harga ke arah breakout. Periode ini mengikuti tren turun yang berkepanjangan, namun secara bertahap akan ada posisi kenaikan yang besar dalam kesiapan untuk trend naik selanjutnya.
Di sisi lain, fase distribusi mengikuti tren naik yang berkepanjangan. Pada saat terjadinya candlestick, posisi beli akan secara bertahap mengimbangi dan membangun arah bearish untuk persiapan tren turun.
Begini Cara Menghadapinya
Ketika terjadi konsolidasi saham, tentunya ada beberapa hal yang harus Smart People perhatikan. Hal ini terjadi guna mencegah Smart People dari ketidakpastian maupun kerugian. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan.
1. Jangan terlalu banyak bertransaksi
Konsolidasi pada saham bisa dibilang sebagai fase krisis dalam bertransaksi. Oleh karena itu, Smart People tidak dapat menebak apakah harga saham akan menjadi naik atau turun. Ada baiknya menghindari transaksi yang terlalu banyak, termasuk melakukan jual-beli saham.
Dengan menghindari berbagai transaksi dan perdagangan saat konsolidasi terjadi, tentunya akan menghindarkan Smart People dari harga pasar saham yang turun secara drastis. Oleh karena itu, pikirkan baik-baik saat memutuskan untuk menjalankan berbagai transaksi tersebut, ya!
2. Melakukan analisis volume
Dapatkan juga informasi pergerakan saham dari analisis volume. Meskipun tidak benar-benar memberikan hasil yang akurat dan pasti, namun kita tetap membutuhkan indikator tersebut untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada pergerakan saham.
Selama terjadinya konsolidasi, volume pergerakan saham cenderung rendah dan datar. Ketika harga bergerak menuju ujung konsolidasi dengan volume yang meningkat, maka hal tersebut akan menandakan potensi breakout.
3. Up-to-date terhadap berita saham
Smart People juga wajib melakukan pemantauan berbagai berita yang mungkin saja dapat berpengaruh terhadap sentimen pasar saham. Sentimen inilah yang akan mampu menggiring pergerakan kondisi pasar.
Untuk mengetahui berita terkini seputar pergerakan saham, Smart People dapat membaca berbagai headline di media massa yang populer. Berbagai informasi juga seringkali ditemukan dalam berbagai aplikasi investasi online.
Salah satu aplikasi yang dapat digunakan adalah RHB Tradesmart ID. Tidak hanya lengkap dalam hal memberikan pengetahuan seputar pergerakan saham, aplikasi yang dikenal tanpa risiko lag ini juga menyediakan berbagai fitur, termasuk Smart Fee dan Smart Rate.
Smart Fee memungkinkan Smart People untuk menikmati biaya jual beli yang sangat terjangkau, bahkan sampai serendah 0,08%. Selain itu, fitur Smart Rate juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pinjaman transaksi sebesar 1,65x dari total saham yang ada di dalam portofolio.
Dapatkan semua fitur pendukung konsolidasi saham di atas dengan men-download aplikasi RHB Tradesmart ID yang bisa diperoleh melalui Play Store atau App Store. Nikmati berbagai promo fitur di atas yang diperpanjang sampai Juni 2023. Jadi, jangan sampai terlewat!
Source:
Chen, James. (2021). Consolidation: Definition, Meaning, Example, and How It Works. Investopedia.com
Gibran, Dany Mauriz. (2022). Konsolidasi Saham: Pengertian, Ciri, Penyebab, & Tips Trading. InvestasiKuOctaviana, Aditya. (2022). Hal yang Wajib Kamu Tahu tentang Konsolidasi Saham. Kompasiana.com.