Saham bank masih menjadi salah satu sektor yang menarik bagi para investor. Terutama saham dengan kapitalisasi besar atau yang dijuluki sebagai “big banks”, sebut saja BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.
Transaksi saham dari emiten perbankan ini bahkan sering kali menjadi penggerak IHSG. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan saham dari sektor perbankan begitu menarik bagi investor? Berikut ulasan selengkapnya.
Perkembangan Industri Perbankan di Indonesia
Industri perbankan di tanah air sudah dimulai sejak zaman kolonial Belanda. Kala itu De Bank van Leening didirikan VOC untuk mempermudah aktivitas perdagangan mereka di Indonesia.
Sedangkan bank pemerintah Indonesia yang pertama didirikan adalah Bank Rakyat Indonesia. Namun, operasional BRI sempat berhenti sementara dan dilanjutkan kembali setelah perjanjian Renville.
Sekarang, industri perbankan sudah begitu maju dengan banyak bank umum yang beroperasi di Indonesia. Bank umum ini terbagi menjadi dua yaitu bank BUMN dan bank swasta dengan kegiatan usaha yang dijalankan secara konvensional maupun syariah.
Bank-bank ini memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Berikut sejumlah fungsi dari lembaga perbankan secara umum.
- Sebagai lembaga perantara yang menghimpun dana masyarakat.
- Sebagai penyalur dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit.
- Sebagai sistem pembayaran yang memudahkan banyak aktivitas.
Ada juga bank sentral yang bertanggung jawab menjaga stabilitas mata uang. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia yang memiliki tugas memelihara nilai mata uang Rupiah. Bank ini merupakan lembaga independen dan tidak melakukan kegiatan usaha seperti bank umum.
Kinerja Saham Bank
Saham dari sektor perbankan dianggap tahan banting atau saham dengan resiliensi tinggi. Jika terjadi krisis, industri perbankan yang biasanya menjadi sektor pertama yang bangkit. Secara historis pun emiten perbankan selalu mencatat kinerja yang bagus atau hampir selalu ada pertumbuhan laba setiap tahunnya.
Hal ini menandakan prospek saham bank cukup menjanjikan di Indonesia. Bisa dilihat juga pada kinerja sepanjang tahun 2023, sektor perbankan tercatat solid dengan didukung permodalan dan fundamental masing-masing bank yang kuat.
Kinerja laba bersih dari emiten perbankan yang cukup bagus ini tentu memberikan potensi dividen yang menarik bagi para investor. Sebagai contoh, BTJM (Bank Jatim) yang membagikan dividen yield mencapai 9,07%.
BTJM membagikan dividen Rp 54,39 per saham yang sudah dijadwalkan cum date pada 20 Februari 2024 lalu. Emiten saham dengan kinerja saham yang hampir selalu baik juga ditujukan oleh “big banks” atau bank-bank dengan kapitalisasi pasar besar. Tidak mengherankan jika banyak investor yang mengantri untuk saham-saham tersebut.
Faktor Pendukung Saham Bank
Termasuk dalam saham favorit, emiten perbankan kerap direkomendasikan terutama bagi investor pemula. Saham ini banyak mendapat perhatian mengingat potensi dividen yang menarik dan kinerja saham yang hampir selalu baik.
Meski berfluktuasi, saham emiten perbankan cenderung naik. Hal tersebut didukung oleh beberapa faktor berikut.
1. Sentimen dari The Fed
The Fed adalah bank sentral milik AS yang berpengaruh besar terhadap industri perbankan global termasuk Indonesia. Saham perbankan di Indonesia sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan The Fed.
Setiap keputusan The Fed akan direspon Bank Indonesia dengan penyesuaian kebijakan moneter di tanah air. Sebagai contoh saat The Fed menaikkan suku bunga, biasanya kenaikan suku bunga ini akan diikuti oleh Bank Indonesia.
2. Histori Kinerja Baik
Salah satu faktor pendukung saham perbankan kerap naik adalah histori kinerja yang baik. Di pasar modal Indonesia, emiten perbankan juga cukup bagus dalam menjaga profil risiko mereka tetap terkendali.
Menghadapi kondisi ketidakpastian global, saham perbankan sepanjang 2023 lalu tetap resilien. Jika dilihat dari catatan historis, bisnis perbankan adalah bisnis yang tahan banting dan menjanjikan.
3. Demand Tinggi
Saham perbankan bukan hanya jadi favorit investor lokal, tetapi juga jadi incaran investor asing. Maka tidak mengherankan jika transaksi saham ini cukup besar mencapai ratusan miliar hingga triliunan. Demand yang tinggi turut mendukung perdagangan saham perbankan yang selalu ramai.
Risiko Investasi Saham Bank
Sebagai investor yang bijak sudah seharusnya untuk tetap memperhitungkan risiko investasi, sekalipun pada investasi saham bank yang dinilai memiliki prospek bagus. Ada beberapa risiko umum yang dihadapi sektor ini dan berikut penjelasannya.
1. Siklusitas
Bank termasuk bisnis siklis yang artinya sensitif terhadap resesi. Selama resesi, orang-orang cenderung berhemat dan lebih sedikit menggunakan kartu kredit atau layanan bank sejenisnya.
2. Risiko kerugian pinjaman (gagal bayar)
Risiko nasabah tidak mampu membayar hutang menjadi tantangan lembaga perbankan. Pasalnya, bank harus siap menanggung kerugian pinjaman tersebut dan bahkan saat kondisi ekonomi tidak bagus.
3. Risiko suku bunga
Imbal hasil bank berasal dari perbedaan suku bunga. Naik turunnya suku bunga acuan akan memberikan pengaruh pada aktivitas perbankan secara keseluruhan.
Itulah ulasan mengenai alasan investor banyak tertarik dengan saham perbankan dan bagaimana prospek saham bank di tanah air. Investasi di sektor ini cukup menjanjikan terutama pada emiten perbankan yang memiliki histori kuat dalam mengelola risiko dan laba bersih perusahaan.
Apakah Smart People juga mengincar saham-saham perbankan yang ada di bursa? Yuk, mulai investasi dengan download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store.
Referensi:
Matthew Frankel. 2023. “Are Bank Stocks Safe? The Pros and Cons”. Fool.com
Muhammad Reza Ilham Taufani. 2024. “20 Emiten Sudah Bagi-Bagi Dividen, Siapa Terbesar?”. Cnbcindonesia.com
Rosyda. “Lembaga Perbankan: Pengertian, Sejarah, Undang-Undang dan Jenisnya”. Gramedia.com