<< Back

Emiten Teknologi vs Emiten Perbankan, Pilih Mana?

indonesian-man-digital-world

Emiten teknologi vs emiten perbankan menjadi dua jenis emiten yang sering dibandingkan dan menarik perhatian. Kedua sektor tersebut menawarkan potensi imbal hasil yang menarik, namun dengan karakteristik yang berbeda, termasuk dalam hal risiko.

Perbandingan Kinerja Emiten Teknologi dan Emiten Perbankan

Emiten teknologi umumnya bergerak di bidang perangkat lunak, perangkat keras, hingga layanan berbasis internet yang mendukung transformasi digital. Sementara itu, emiten perbankan lebih fokus pada sektor keuangan, termasuk pemberian pinjaman, pengelolaan dana, dan layanan lainnya.

Sektor teknologi sudah menjadi pusat perhatian utama di pasar saham global. Terlebih, kinerja saham pada sektor ini seringkali dipengaruhi oleh berbagai tingkatan adopsi teknologi, inovasi, hingga pertumbuhan pasar dan e-commerce.

Sebaliknya, sektor keuangan dinilai memiliki karakteristik yang lebih mapan dan stabil. Hal ini lantaran didukung oleh fundamental yang kuat karena berbagai faktor. Mulai dari permintaan kredit yang meningkat, basis nasabah, hingga pendapatan dari berbagai lini.

Dampak Digitalisasi pada Kedua Sektor Saham

Di tengah kemajuan zaman saat ini, digitalisasi telah menjadi hal yang umum terjadi di berbagai sektor. Termasuk di antara emiten teknologi vs emiten perbankan. Digitalisasi bahkan telah membawa dampak yang signifikan terhadap kedua sektor tersebut.

1. Dampak digitalisasi pada sektor teknologi

Bagi emiten teknologi, digitalisasi digitalisasi akan mempercepat inovasi dalam berbagai hal. Mulai dari pembaruan hardware, software, hingga layanan berbasis internet. Sejumlah tren seperti cloud computing, kecerdasan buatan (AI), hingga internet of things (IoT) telah mendorong berbagai perusahaan untuk berkembang.

Tidak hanya itu, adanya digitalisasi juga memberikan dorongan besar bagi perusahaan teknologi untuk mendapatkan pertumbuhan yang pesat. Smart People yang berinvestasi pada sektor ini juga akan melihat hasil investasi yang tinggi meskipun disertai dengan volatilitas yang lebih besar.

2. Dampak digitalisasi pada sektor perbankan

Di sisi lain, sektor perbankan juga tidak luput dari dampak digitalisasi terutama dalam bentuk yang transformasional. Berbagai bank kini mulai mengadopsi teknologi untuk memperbaiki layanan mereka, termasuk dalam hal pengelolaan data, transaksi digital, hingga penggunaan aplikasi mobile banking.

Selain itu, layanan fintech juga semakin berkembang dengan banyaknya bank yang mengakuisisi start-up keuangan guna memperkuat posisi mereka di dalam ekosistem digital. Adanya digitalisasi juga membantu bank meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya sehingga meningkatkan imbal hasil bank tersebut.

Saham Teknologi vs Saham Perbankan dalam Satu Tahun Terakhir

Persaingan emiten teknologi vs emiten perbankan di kalangan investor sejatinya juga didasarkan pada kinerja. Dalam satu tahun terakhir saja, kedua sektor tersebut dinilai mengalami fluktuasi meskipun tetap diprediksi memiliki prospek yang bagus.

1. Kinerja saham teknologi satu tahun terakhir

Secara umum, tahun 2024 menjadi periode yang kurang baik bagi sektor teknologi di pasar saham Indonesia. Berdasarkan data statistik BEI per 30 Desember 2024, sejumlah emiten di sektor tersebut mencatatkan return negatif hingga 9,8% year to date sepanjang 2024.

Berdasarkan data Bloomberg (dalam Bisnis.com), hanya ada sembilan dari 43 saham teknologi yang menguat sepanjang tahun 2024. Salah satunya saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) yang mencatat peningkatan tertinggi, yakni hingga 1.245% dalam satu tahun. Saham ini ditutup pada harga Rp18.500 pada akhir 2024 lalu.

2. Kinerja saham perbankan satu tahun terakhir

Meskipun mencatat pertumbuhan laba yang baik sepanjang tahun 2024, namun kinerja berbagai bank besar masih dinilai kurang cemerlang dalam satu tahun terakhir. Bahkan, catatan laba tersebut banyak yang berada di bawah prediksi analis.

Contohnya seperti pada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat laba Rp55,7 triliun dengan pertumbuhan 1,3% YoY. Angka ini berada di bawah konsensus analis yang memproyeksikan laba BMRI sebesar lebih dari Rp56,6 triliun.

Salah satu contoh lain datang dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). BBCA tampil solid di awal 2025 dengan profitabilitas yang kuat, efisiensi biaya yang membaik, dan kualitas aset yang stabil. Berdasarkan analisis RHB Sekuritas Indonesia, laba bersih BBCA per Februari 2025 mencapai Rp2,4 triliun, meningkat 12% YoY.

Selain itu, Cost of Credit (CoC) BBCA juga terlihat membaik dibandingkan sebelumnya, dari 0,40% menjadi 0,42%. Secara keseluruhan, BBCA masih menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari saham bank dengan profil risiko rendah dan potensi pertumbuhan berkelanjutan.

Contoh lainnya seperti Bank Neo (BBYB) yang terpilih jadi salah satu dari 20 emiten hidden gem dalam Top Indonesia Small Cap Companies: 20 Jewels 2024 Edition versi RHB Sekuritas Indonesia. BBYB menunjukkan perbaikan signifikan pada Q4 2023 dengan peningkatan pendapatan operasional dan penurunan kerugian bersih dari Rp789 miliar di 2022 menjadi Rp573 miliar di 2023.

Ekuitas BBYB per akhir 2023 juga mencapai lebih dari Rp3 triliun yang melebihi batas minimum OJK. Meskipun masih mencatat kerugian, namun BBYB diyakini akan berbalik untung mulai 2025. Selain itu, BBYB masih akan melakukan right issue tambahan untuk memperkuat modal dan mendukung ekspansi.

Prospek Masa Depan Emiten Teknologi dan Emiten Perbankan

Meskipun mengalami fluktuasi, saham-saham di sektor teknologi dan perbankan dinilai masih akan mengalami potensi perbaikan di 2025 dan masa-masa mendatang. Kinerjanya bahkan sudah mulai menguat sejak akhir 2024 hingga awal 2025.

Di BEI, indeks sektor keuangan dan perbankan (IDXFINANCE) sudah bergerak naik dan mencatat pertumbuhan 0,02% secara year to date. Begitu pula sektor teknologi (IDXTECHNO) yang tumbuh signifikan hingga 4,58%.

Berdasarkan laporan Indonesia Morning Cuppa dari RHB Sekuritas per tanggal 19 Maret 2025, diketahui bahwa sektor perbankan, terutama dari bank-bank besar, memiliki prospek investasi yang menarik dengan valuasi yang relatif murah dibandingkan rata-rata historisnya. 

Hal ini dikarenakan sektor perbankan berada dalam kategori Overweight dengan peluang pertumbuhan yang lebih tinggi sehingga menjadi pilihan investasi yang menarik. Terlebih didukung dengan dividen tinggi, valuasi rendah, dan prospek pertumbuhan yang solid.

Dari sini dapat diketahui bahwa kedua sektor tersebut mencatat dinamika yang positif. Smart People tetap perlu optimis di tengah kondisi ekonomi yang lebih kondusif dan memilih saham terbaik di era digital saat ini.

Itulah beberapa ulasan seputar emiten teknologi vs emiten perbankan yang bisa menjadi pertimbangan. Untuk memilih saham mana yang lebih berprospek, Smart People dapat menggunakan aplikasi investasi dengan fitur analisis andal dari RHB Tradesmart ID. Download RHB Tradesmart ID di Play Store atau App Store!

Referensi:

Octaviano, Adrianus. (2025). Kinerja Keuangan Tak Sesuai Ekspektasi, Akankah Saham Big Banks Kembali Ditinggalkan?. Diakses dari keuangan.kontan.co.id

Saumi, Annisa Kurniasari. (2025). Emiten Teknologi Tercuan dan Terboncos 2024, Ada GOTO hingga Grup Lippo MLPT. Diakses dari market.bisnis.com

RHB Sekuritas. (2024). Top Indonesia Small Cap Companies – 20 Jewels 2024 Edition. Diakses dari https://research.rhbtradesmart.com/files_preview?hash=5ea4b93b-ccd1-4b59-b961-5dc9c65aa4c1

RHB Sekuritas. (2025). Indonesia Daily: Indonesia Morning Cuppa 18 Maret 2025. Diakses dari https://research.rhbtradesmart.com/files_preview?hash=a9d0d5a1-e6ab-4005-8754-5e54149d8aa9

RHB Sekuritas. (2025). Indonesia Daily: Indonesia Morning Cuppa 19 Maret 2025. Diakses dari https://research.rhbtradesmart.com/files_preview?hash=bf1ade3a-0dc7-42b8-8136-46fb9184dfb5

Tim Analis. (2025). Perbandingan Kinerja Saham Sektor Teknologi dan Sektor Keuangan. Diakses dari analis.co.id

Usman, Rashif. (2025). Catat Return Negatif Tahun Lalu, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Teknologi 2025. Diakses dari investasi.kontan.co.id

Wati, Yunila. (2025). Tiga Sektor ini Diramal Cuan di 2025, Emiten Apa Saja yang Tersulut?. Diakses dari kabarbursa.com

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal