<< Back

Bagaimana Strategi Investasi Saham dalam Keadaan Inflasi Indonesia 4,35%?

inflasi

Dalam dunia ekonomi, kita pasti akan sering mendengar istilah inflasi. Istilah ini banyak kita ketahui dalam perkembangan dan naik turunnya kondisi ekonomi dalam suatu negara. Lantas, apakah inflasi itu, apa penyebabnya, bagaimana pengaruhnya pada stock market dan bagaimana tips trading saham dan strategi investasi selama adanya inflasi?

Inflasi, Rupiah Merosot? Apa Strategi Investasi

Jika menilik dari pengertiannya, inflasi merupakan suatu kondisi di mana nilai uang merosot karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga membuat harga barang menjadi naik. Dengan demikian, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai mata uang karena berbagai faktor.

Inflasi juga dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu, yang terjadi secara umum dan terus menerus. Dengan demikian, inflasi menjadi tanda keadaan ekonomi suatu negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga karena tidak seimbangnya arus barang dan uang yang beredar. apa yang menyebabkan inflasi

Bagi Smart People yang sedang belajar saham, sebaiknya memahami jika ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. Salah satunya dari tekanan dari segi supply atau meningkatnya biaya produksi. Selain itu, inflasi juga banyak disebabkan karena permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa yang membuat harganya mengalami kenaikan.

Kendati demikian, hal umum yang banyak diketahui sebagai penyebab inflasi yakni bertambahnya uang yang beredar namun tidak seimbang dengan permintaan dan penawaran. Kekacauan ekonomi dan politik pun juga bisa menjadi salah satu penyebab inflasi.

Pengaruh Inflasi Terhadap Stock Market

Secara umum, ada berbagai macam dampak inflasi yang terjadi, salah satunya menurunkan daya beli masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tentu akan bergerak stagnan bahkan melambat. Selain ekonomi negara secara umum, tentu ada beberapa dampak lain terutama berkaitan dengan saham.

Terlebih, BPS mencatat bahwa inflasi tahunan di Indonesia pada Juni 2022 sudah mencapai 4,35%. Tentunya inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017 silam. Oleh karena itu, bagi Smart People yang ingin berinvestasi atau melakukan aktivitas investasi ataupun tips trading saham ketika masa-masa inflasi, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

Seperti yang kita tahu, inflasi terjadi karena adanya faktor ekonomi hingga sosial politik pada suatu negara. Jika inflasi naik, maka suku bunga akan cenderung meningkat di mana harga saham malah menurun. Karena itulah, inflasi akan meningkatkan sentimen negatif bagi para investor saham.

Jika inflasi sedang tinggi, maka biasanya Bank Indonesia (BI) akan cenderung meningkatkan suku bunga untuk meredamnya. Dampaknya, beban perusahaan akan bertambah terutama yang banyak berutang dari bank. Hal inilah yang kemudian mengurangi tingkat laba dari bank tersebut sehingga saham perusahaan akan tertekan.

Dengan demikian, para investor akan lebih memilih mengamankan uangnya di bank daripada pasar modal, bahkan kerap melakukan Value investing. Hal ini karena orang juga akan terpicu untuk menabung sekaligus mengurangi kredit bank yang membuat peredaran uang menjadi lebih sedikit.

Strategi Investasi Ketika Inflasi

Seorang investor handal sekaligus salah satu orang terkaya di dunia Warren Buffet, seringkali menyatakan bahwa dalam berinvestasi atau melakukan trading saham, kita harus mempunyai strategi yang jitu. Misalnya dengan lebih berfokus pada saham defensif yang cenderung stabil meski dalam kondisi ekonomi apapun. Selain itu, ada pula beberapa strategi lain yang bisa dilakukan, di antaranya:

Tetap tenang dan jangan panik

Hal yang penting untuk selalu diingat adalah tetap tenang menyikapi kondisi pasar yang tidak menentu. Ketika pasar sedang naik, pastikan Smart People tidak terjebak euforia. namun jika sedang turun, maka pastikan Smart People tetap tenang dan tetap pada tujuan berinvestasi ataupun melakukan trading saham seperti biasa.

Atur ulang portofolio investasi

Jangan lupa juga untuk mengatur ulang portofolio investasi sesuai dengan kondisi dan profil risiko yang Smart People miliki. Misalnya jika masuk ke kategori konservatif, Smart People dapat menginvestasikan dana pada 70% instrumen pasar uang, 20% obligasi, dan 10% pasar modal atau reksadana saham.

 Cek kembali proteksi

Baik pada saat pasar sedang volatil atau tidak, tentu Smart People harus melakukan financial planning yang tepat dengan mengecek apakah dasar keuangan masih aman. Contohnya seperti dana darurat atau asuransi yang penting dimiliki untuk mengantisipasi kondisi darurat seperti inflasi. Pastikan kembali ada penyelamat keuangan yang memadai untuk setiap kondisi.

Fitur Smart Fee dari RHB untuk Strategi Investasi

Untuk semakin meyakinkan keuangan tetap aman, melakukan investasi ataupun trading saham dapat dilakukan pada aplikasi yang tepat. Salah satunya aplikasi RHB Tradesmart yang memiliki beragam fitur terbaik seperti Smart Fee.

Fitur ini sangat menarik buat Smart People yang sedang mencari tips trading saham karena memungkinkan terjadinya demokratisasi biaya bagi para investor maupun trader di Indonesia. Pasalnya, melalui aplikasi ini RHB akan dapat menghitung biaya fee harian secara otomatis sehingga jika semakin tinggi transaksi yang dilakukan, maka biayanya akan menjadi semakin murah.

Untuk menikmati fitur menarik tersebut, yuk segera download aplikasi RHB Tradesmart dari Play Store atau App Store. Selamat mencoba strategi investasi bersama RHB!

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal