<< Back

5 Kesalahan Umum Investor Pemula dan Cara Mengatasinya

Menjadi investor memang susah-susah gampang, apalagi bagi yang baru mulai. Investor pemula harus paham jika dirinya bisa salah mengambil keputusan dan merugi saat masa awalnya berinvestasi. 

Sebelum terjun langsung membeli sahammu, kenali dulu yuk kesalahan umum mana saja yang biasa dilakukan investor pemula dan cara mengatasinya. Ini penting supaya investasi awalmu bisa lebih lancar dan minim risiko. 

  1. Berinvestasi tanpa persiapan

Kesalahan umum dan fatal bagi investor pemula adalah mulai berinvestasi saham tanpa persiapan yang matang. Persiapan ini berkaitan erat dengan uang yang digunakan untuk investasi.

Bukan hal yang baik bila Smart People berinvestasi tapi masih memiliki utang (apalagi jika ada bunganya). Smart People juga tidak disarankan berinvestasi bila tidak mempunyai dana darurat. 

Ingat, investasi saham hanya menawarkan imbal hasil, tidak menjamin Smart People mendapatkannya. 

Cara mengatasi: Smart People tentunya bisa lega berinvestasi jika bebas dari utang dan menyimpan dana darurat yang cukup. Namun, meski keduanya belum terpenuhi sebelum berinvestasi, Smart People masih bisa terjun ke bursa saham. Hal ini bisa dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa hal berikut.

  • Jika nilai bunga utangmu saat ini atau hingga masa mendatang mendekati atau lebih tinggi dari yang bisa Smart People tangani, lunasi dulu utang itu.
  • Terlepas besar kecil ataupun nihilnya bunga utang, pemasukanmu harus cukup untuk dana utang dan kebutuhan sehari-hari. Jika ada sisa, maka Smart People bisa berinvestasi. Bila tidak cukup, Smart People bisa memangkas salah satu atau kedua dana itu untuk berinvestasi, tapi risikonya tinggi.
  • Memakai dana utang atau kebutuhan dasar untuk investasi cukup berbahaya. Sebab, akan ada kemungkinan situasi darurat yang menimpamu. Investasi yang sudah Smart People simpan pun belum tentu dapat menutupi kondisi yang tidak diperhitungkan itu.
  • Setidaknya Smart People perlu dana darurat yang bisa memenuhi kebutuhan hidup selama 6-12 bulan.
  1. Berinvestasi berdasarkan emosi

Entah itu membeli, menjual, ataupun menahan saham, investor pemula rentan melakukannya berdasarkan emosi. 

Investor baru sangat mudah terhasut untuk membeli saham yang sedang marak diperbincangkan ataupun saham dengan harga tak wajar (overvalued). Mereka berpikir bila saham yang sangat direkomendasikan ini akan memberi imbal hasil yang besar. Padahal, risiko lebih besar umumnya mengikuti saham seperti ini. 

Saham yang naik maupun turun secara drastis juga tidak jarang membuat investor pemula panik. Alhasil, mereka membeli atau menjual saham dengan tergesa-gesa tanpa mengamati kondisi terlebih dulu. 

Cara mengatasi: Volatilitas atau kondisi naik turunnya harga saham sudah menjadi makanan sehari-hari investor. Setidaknya Smart People harus tahu bila saham sewaktu-waktu bisa anjlok. Namun umumnya, saham akan pulih setelahnya. 

Alih-alih panik saat melihat sahammu jatuh, lebih baik pertimbangkan apa penyebabnya. Triknya adalah mengetahui bila penyebabnya punya dampak jangka pendek atau panjang. 

Andaikan perusahaan sahammu sedang jatuh karena menghadapi kenaikan harga bahan baku produksinya. Smart People mungkin bisa menahan sahammu karena itu terjadi sementara. Beda halnya bila ada pesaing atau peraturan baru yang memberatkan. Pertimbangan terbaikmu bisa jadi dengan menjualnya. 

Pada akhirnya, Smart People harus berpikir dan bertindak secara objektif jika ingin menjadi investor. 

  1. Terlalu fokus pada satu saham

“Jangan meletakkan semua telur di satu keranjang.” Ini merupakan pepatah penting di kalangan investor. Namun, tidak sedikit investor pemula yang mengabaikan atau bahkan tidak mengetahuinya. 

Pepatah itu merupakan anjuran untuk menyimpan beberapa saham berbeda. Alasannya cukup simpel. Jika salah satu sahammu anjlok, setidaknya masih ada saham lain yang bisa jadi peganganmu. Cara ini disebut pula dengan istilah diversifikasi.

Cara mengatasi: Buatlah portofolio investasi. Di dalamnya terdiri dari beberapa aset. Jika Smart People investor pemula, ada baiknya menyimpan obligasi dan aset stabil lainnya lebih banyak dari saham. 

Berinvestasi hanya dengan aset saham itu mungkin dilakukan. Namun, belilah saham dari sektor yang berbeda. Setidaknya salah satunya berasal dari sektor esensial, seperti produsen makanan atau perbankan. 

Umumnya, investor dapat menyimpan 10-20 saham berbeda. Jumlah di atasnya akan sulit untuk dikelola. 

  1. Membeli atau menahan saham yang jatuh

Meski saham yang jatuh bisa memberi imbal hasil lebih tinggi, banyak investor pemula yang justru merugi saat momen ini berlangsung. 

Beberapa investor pemula membeli saham dalam jumlah besar karena harganya sedang turun. Sebagiannya menahannya dengan harapan saham itu akan kembali naik. Akhirnya, mereka malah merugi karena saham tersebut terus merosot melewati batas yang bisa mereka tangani. 

Cara mengatasi: Jika Smart People ingin membeli banyak saham saat harganya jatuh, ketahui dulu kenapa saham itu anjlok. Lakukanlah hal itu bila penyebabnya tidak berdampak besar dan hanya terjadi sementara. 

Jika Smart People ingin menahan saham yang sedang jatuh, apakah Smart People yakin bila perusahaan itu bisa segera bangkit? 

Jika hal itu tidak memungkinkan dalam waktu dekat, terimalah kerugiannya. Jual sahammu dan pindahlah ke saham yang lebih menjanjikan. Dalam hal ini, Smart People memang harus tahu betul saham yang Smart People investasikan. 

  1. Membeli saham yang tidak dimengerti 

Investor pemula seringkali terpancing berita atau rekomendasi saham yang sedang bagus. Mereka mudah membeli saham yang bahkan mereka sendiri tidak mengenalnya dengan baik.

Padahal, memahami suatu saham itu penting untuk menentukan strategi investasimu. Smart People pun bisa menekan risiko membeli saham yang cuma naik sebentar. 

Cara mengatasi: Pastikan Smart People paham sumber pendapatan perusahaan, baik yang utama ataupun sampingan; apa hal positif dan negatif yang dimiliki perusahaan; bagaimana kondisi pemasukan dan utang mereka; dan kemajuannya di masa depan.

Terjun ke bursa saham tentu saja bisa dilakukan oleh siapa pun. Walau begitu, Smart People perlu tahu apa saja tindakan yang berdampak buruk saat berinvestasi saham. Karena itu, tidak ada salahnya mempelajari kesalahan umum dari investor pemula sebelumnya. 

Tertarik untuk membeli saham pertamamu? Yuk manfaatkan aplikasi trading saham RHBTRADESMARTID yang dapat mempermudah kegiatan investasi dan trading di mana saja dan kapan saja. Calon investor juga bisa mengikuti jadwal belajar saham untuk pemula di laman resmi RHB. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang!

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 10-11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal