Setiap investor harus siap dengan situasi pergerakan saham yang naik turun. Fluktuasi saham adalah hal yang lumrah dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor internal perusahaan, kondisi dalam negeri, hingga faktor global.
Kemampuan investor untuk membaca kondisi dan menganalisis pergerakan harga saham sangat dibutuhkan. Nah, bagi pemula berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan harga saham turun dan cara menanganinya.
Penyebab Pergerakan Saham Turun
Umumnya, investor akan beli saham yang diprediksi harganya akan naik dan memberikan imbal hasil yang tinggi di masa depan. Namun, pasar saham terkadang sulit diprediksi dan justru harga saham yang dibeli malah turun.
Kondisi ini bisa saja membuat panik terlebih bagi investor pemula. Untuk membantu Smart People lebih paham dengan fluktuasi saham, berikut beberapa faktor penyebab harga saham turun yang perlu diketahui.
1. Kondisi Ekonomi Makro
Penyebab saham turun bisa karena kondisi ekonomi makro yang kurang bagus, mulai dari inflasi, pengangguran, kenaikan suku bunga dan lain-lain. Naiknya suku bunga perbankan karena pengaruh kebijakan Bank Sentral Amerika dan kenaikan suku bunga acuan BI dapat berakibat pada harga saham yang mengalami penurunan.
Kemudian, kondisi negara dengan tingkat inflasi tinggi juga dapat berpengaruh pada penurunan harga saham. Pengangguran yang tinggi turut mempengaruhi kondisi ekonomi makro melemah dan berdampak pada turunnya harga saham.
2. Faktor Global
Ketika pasar saham dunia mengalami koreksi, biasanya pasar modal di Indonesia juga akan terkena dampaknya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan harga di pasar saham domestik.
3. Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar adalah salah satu penyebab harga saham turun. Kebanyakan terjadi pada perusahaan importir yang bertransaksi menggunakan dolar maupun mata uang asing lainnya.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing juga ikut terpengaruh. Kurs Rupiah yang melemah berakibat pada utang perusahaan yang semakin meningkat. Beban perusahaan tersebut dapat menyeret harga saham anjlok.
4. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang dibuat pemerintah seperti kebijakan utang, kebijakan penanaman modal asing, kebijakan ekspor impor, dan kebijakan perseroan dapat menimbulkan volatilitas harga saham. Kebijakan yang kurang favorable dapat menyebabkan harga saham turun, bahkan pada perusahaan yang memiliki fundamental kuat sekalipun.
Misalnya saat pemerintah mengeluarkan kebijakan pajak ekspor lebih tinggi, maka akan menyebabkan biaya operasional naik dan imbal hasil perusahaan lebih rendah. Sentimen seperti ini dapat menyebabkan saham perusahaan ikut bergerak turun.
5. Fundamental Perusahaan
Pergerakan saham juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti kondisi fundamental perusahaan. Jika fundamental perusahaan sedang tidak baik, akan menyebabkan tren penurunan harga saham dan sebaliknya.
Cara Mengatasi Pergerakan Saham dan Membeli Saham yang Potensi Imbal Hasil Tinggi
Saham adalah investasi yang memiliki risiko tinggi karena fluktuasi harga saham yang bisa terjadi sangat cepat dan di luar prediksi. Berikut ini beberapa tips menghadapi fluktuasi atau pergerakan harga saham yang naik turun.
1. Tidak panik saat harga turun di pergerakan saham
Ketika saham yang Smart People beli ternyata terus menurun, berusahalah untuk tetap tenang. Jika panik, justru bisa memicu Smart People mengambil keputusan tergesa-gesa dan membawa pada kerugian yang besar.
Hal yang bisa dilakukan Smart People adalah melakukan evaluasi pada kondisi perusahaan terkait. Apabila diprediksi masa depan keuangan perusahaan tersebut bagus, pertimbangkan untuk mempertahankan sahamnya.
2. Beli saham yang sedang murah
Fluktuasi saham bukan sesuatu yang menakutkan dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Justru, pergerakan harga saham yang naik turun bisa Smart People manfaatkan untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal.
Sebagai contoh saat ada harga saham yang merosot, Smart People dapat memanfaatkan momen tersebut untuk mengoleksi lebih banyak saham dengan harga yang murah. Ketika investor atau trader membeli saat harga sahamnya turun, maka potensi imbal hasil di masa depan bisa lebih besar.
Strategi ini dapat diterapkan jika harga saham turun karena kondisi ekonomi yang kurang bagus, tetapi kondisi fundamental perusahaan secara keseluruhan masih sangat bagus. Selama fluktuasi saham turun ke level yang masih aman untuk dibeli, Smart People bisa investasi pada saham tersebut.
3. Bersiap menjual saham
Jika terjadi penurunan yang terus menerus dan tidak ada tanda-tanda saham akan bangkit, Smart People harus bersiap untuk menghadapi kerugian. Setiap investor pasti tidak mengharapkan hal tersebut terjadi.
Namun, risiko kerugian akan selalu ada dan mengintai siapa saja. Perlu strategi agar investor atau trader dapat meminimalisir risiko tersebut. Misalnya dengan cut loss atau menjual saham untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
Mungkin Smart People lebih tertarik untuk membeli lebih banyak saham dari perusahaan lain dengan harapan dapat menutup kerugian dari saham yang merosot. Jika ingin beli atau jual saham online, silakan download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store.
Jadi, dalam menghadapi penurunan harga saham, bisa pilih tunggu, jual, atau justru beli saham tergantung kondisi dan hasil analisa yang dibuat investor. Fluktuasi saham ini bisa terjadi di luar prediksi Smart People. Hal yang terpenting adalah menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi potensi saham yang naik maupun turun.
Referensi:
Artha Adventy. 2022. “Kenali Faktor Penyebab Naik Turunnya Saham Menurut OJK”. Bisnis.com
Kartika Sari. 2023. “Tips Bagi Investor Saat Hadapi Harga Saham Anjlok”. Detik.com
OJK. “Investasi Saham Juga Harus Punya Strategi Dong! Yuk, Bagi Investor Pemula Simak Artikel Berikut Ini”. Ojk.go.id
OJK. “Penyebab Naik Turun Harga Saham Suatu Perusahaan”. Ojk.go.id