Saat menjalankan investasi saham, terlebih dalam skala besar, biasanya kita akan menemukan berbagai istilah khusus. Salah satunya seperti Dividend Reinvestment Plan (DRIP) atau yang juga dikenal dengan nama Rencana Reinvestasi Dividen.
Istilah ini juga seringkali berlaku pada pengaturan reinvestasi yang dilakukan secara otomatis melalui perusahaan investasi. DRIP juga mengacu pada program formal atau resmi yang ditawarkan oleh perusahaan publik kepada para pemegang sahamnya.
Pengertian Dividend Reinvestment Plan
Lantas, apa yang dimaksud dengan DRIP tersebut dan bagaimana implementasinya? Pada dasarnya, DRIP merupakan program perencanaan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada para pemegang saham yang terdapat di dalamnya.
Program ini memungkinkan mereka untuk melakukan reinvestasi atau menginvestasikan ulang dividen yang diterima, alih-alih menerima pembayaran berbentuk uang tunai. Program ini umumnya dilakukan secara otomatis sebelum pembagian dividen dilakukan.
Dalam program ini, dividen yang diterima dipakai untuk melakukan pembelian saham tambahan dengan mengikuti harga pasar saat ini. Hal ini tentu akan membuat saham milik investor akan meningkat tanpa perlu mengeluarkan dana tambahan.
Dengan cara tersebut, Dividend Reinvestment Plan dinilai akan sangat membantu investor dalam membangun portofolio investasi jangka panjang. Bahkan DRIP juga diyakini akan membantu Smart People untuk meminimalisir biaya transaksi untuk pembelian saham tambahan.
Sayangnya, DRIP mungkin kurang cocok untuk semua investor dan tidak semua perusahaan menawarkan program tersebut. Sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai hal, termasuk tujuan investasi dan kebutuhan finansial sebelum memutuskan untuk mengikutinya.
Strategi Membeli Saham dari Dividen yang Didapatkan
Saham yang dibeli melalui DRIP umumnya berasal dari cadangan milik perusahaan sehingga tidak dipasarkan pada bursa efek. Program DRIP juga seringkali ditujukan bagi investor lama, meskipun tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh investor baru.
Oleh karena itulah, diperlukan strategi yang tepat untuk menjalankan program DRIP dengan maksimal serta melakukan pembelian saham dari dividen tersebut. Secara umum, berikut beberapa tips dan strategi yang bisa dilakukan.
1. Pilih saham yang membagikan dividen
Sejatinya, tidak semua saham menawarkan program DRIP. Akan tetapi, sejumlah perusahaan besar yang mampu membayar dividen umumnya akan menawarkan program tersebut. Maka dari itu, penting untuk menyeleksi saham dengan memastikan perusahaan menawarkan DRIP.
Akan lebih baik berfokus pada perusahaan yang memiliki catatan dividen stabil dan konsisten selama beberapa tahun terakhir. Memilih perusahaan dengan catatan yang baik cenderung lebih dapat diandalkan, bahkan memberi kemudahan dalam setiap program DRIP.
2. Mendaftarkan diri pada program DRIP
Untuk dapat mengikuti program Dividend Reinvestment Plan, umumnya Smart People juga harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan terutama setelah menemukan dan mendapatkan saham yang menawarkan program tersebut.
Adapun cara pendaftaran yang dilakukan juga terbilang cukup variatif. Umumnya, cara dan syarat yang harus dipenuhi juga disesuaikan dengan masing-masing perusahaan, namun biasanya dapat dilakukan melalui website perusahaan atau melalui broker.
3. Cek jadwal dan tanggal penting pembagian dividen
Setelah memastikan kembali emiten yang rutin membagikan dividen tersebut, Smart People juga wajib mengetahui kapan jadwal pembagian dividen. Hal ini tentu saja penting supaya Smart People tidak ketinggalan informasi sehingga pembelian saham dapat dilakukan secara optimal.
Untuk itu, coba cek ulang jadwal pembagian dividen melalui bursa efek atau melalui informasi yang disampaikan pada masing-masing perusahaan. Jangan lupa untuk mengecek tanggal-tanggal penting pada jadwal pembagian tersebut.
Secara umum, terdapat lima jadwal atau tanggal penting yang harus diketahui. Mulai dari tanggal pengumuman, cum date, ex date, recording data, serta payment date. Semuanya penting untuk diperhatikan agar nantinya pembelian saham DRIP dapat dijalankan secara maksimal.
4. Tentukan jumlah dividen
Penting juga menentukan berapa banyak dividen yang akan diinvestasikan kembali. Terlebih, tidak sedikit perusahaan yang akan membatasi jumlah dividen tersebut. Umumnya, penentuan ini dilakukan dengan persentase sehingga lebih mudah dihitung.
Selain itu, beberapa perusahaan mungkin akan membebankan biaya pendaftaran atau biaya lainnya. Hal ini juga penting diperhatikan supaya sepadan dengan imbal hasil yang nantinya akan diperoleh. Jika biaya tambahan rendah atau bahkan gratis, tentu akan lebih memberi imbal hasil.
5. Pantau dan evaluasi secara berkala
Hal yang juga tidak boleh terlewat yakni melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala. Setelah mendaftar DRIP, investor tetap harus memantau investasi secara teratur karena investasi ini selalu melibatkan perubahan pada pasar dan berbagai risikonya.
Jangan lupa melakukan evaluasi sehingga apabila ada perubahan pada tujuan dan kebutuhan investasi, maka diperlukan beberapa penyesuaian pada strategi DRIP tersebut. Dengan begitu, strategi atau program DRIP dapat digunakan untuk investasi jangka panjang.
Demikian beberapa hal mengenai Dividend Reinvestment Plan, termasuk apa yang sebaiknya dilakukan apabila Smart People memutuskan untuk mengambil program tersebut dan membeli saham dari dividen yang sudah diperoleh.
Tentunya, mendapat imbal hasil maksimal dari investasi saham juga membutuhkan strategi yang matang, salah satunya melalui pemilihan aplikasi investasi online yang kaya akan fitur namun minim kendala. Pilih RHB Tradesmart ID, download sekarang juga dari Play Store atau App Store!
Referensi:
Chen, James. (2023). Dividend Reinvestment Plans (DRIPs): Compound Your Earnings. Investopedia.com
Lingga, Murti Ali. (2019). Memilih Saham yang Memberikan Dividen. Kompas.com
Suroto, Suradi. (2023). Mengenal Strategi Dividend Reinvestment Plan (DRIP) dalam Trading Saham. KBRI.co.id