Belakangan ini, istilah job hopping kerap diasosikan dengan karakter generasi Milenial dan Gen Z di dunia kerja. Secara umum, job hopping ini merupakan kebiasaan gonta-ganti pekerjaan yang dilakukan dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai job hopping, yuk simak ulasannya di bawah ini.
Apa Itu Job Hopping?
Job hopping bukanlah istilah yang baru lagi di dunia kerja. Namun, belakangan istilah ini makin sering terdengar, utamanya untuk menggambarkan bagaimana kebiasaan generasi Milenial dan Gen Z di dunia kerja. Istilah ini sendiri merujuk pada tindakan seseorang yang kerap kali gonta-ganti pekerjaan dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Biasanya, seseorang berusaha untuk bisa bekerja dalam waktu lama di suatu pekerjaan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi para job hopper. Biasanya, waktu paling lama bagi job hopper untuk bertahan di sebuah pekerjaan adalah selama 1 hingga 2 tahun. Bahkan, tidak jarang ada juga yang hanya bertahan dalam kurun waktu beberapa bulan saja.
Makin menguatnya kultur job hopping ini tanpa disadari membuat tidak sedikit orang yang memandang pada pekerja dengan usia yang mungkin masih relatif muda ini, tidak sungguh-sungguh dalam menekuni pekerjaannya. Namun, terlepas dari anggapan tersebut, makin banyak generasi muda yang memilih untuk bergonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat.
Alasan Melakukan Job Hopping
- Ingin Mendapatkan Gaji yang Lebih Besar
Salah satu alasan utama mengapa orang-orang melakukan job hopping adalah untuk mendapatkan gaji yang lebih besar. Saat ada perusahaan lain yang menawarkan gaji lebih besar dari perusahaan yang menjadi tempat kerja sekarang ini, tentu hal itu akan terdengar menggiurkan. Jadi, meskipun baru sebentar bekerja, si job hopper tidak merasa salah untuk pindah kerja.
- Merasa Tidak Cocok dengan Pekerjaan
Patut dipahami bahwa tidak semua orang bekerja pada bidang yang disenanginya. Makanya, tidak heran jika ada orang yang gonta-ganti pekerjaan karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang sekarang ini dilakukannya. Orang-orang seperti ini biasanya akan terus gonta-ganti pekerjaan hingga bertemu dengan pekerjaan yang merasa tepat untuk dirinya.
- Ingin Lebih Bisa Mengembangkan Diri
Tidak semua orang yang gonta-ganti pekerjaan disebabkan karena kecilnya gaji atau merasa tidak cocok dengan pekerjaannya. Ada juga yang berharap bisa mendapatkan pekerjaan baru yang membuatnya lebih bisa mengembangkan diri, mengingat dirinya sudah bosan dan sepenuhnya memahami pekerjaan yang sekarang dijalankan.
Keuntungan Job Hopping
- Peluang untuk Mengembangkan Karier
Dengan melakukan job hopping, maka seseorang bisa mendapatkan peluang untuk mengembangkan kariernya lebih baik lagi. Daripada menjalankan pekerjaan dengan jenjang karier yang tidak jelas atau sudah stuck, tentu akan lebih mencari pekerjaan baru di mana kemampuan diri bisa makin diasah dan dikembangkan ke depannya.
- Peluang Mendapatkan Gaji yang Lebih Tinggi
Selain bisa mendapatkan peluang untuk mengembangkan karier menjadi lebih baik lagi, job hopping juga berpeluang untuk memberikan kesempatan bagi orang yang melakukannya untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya. Gaji yang lebih tinggi tentu berarti kehidupan yang lebih layak dan nyaman dibandingkan dengan sebelumnya.
- Peluang Mendapatkan Lingkungan Kerja yang Lebih Baik
Sebagian orang yang melakukan job hopping disebabkan karena merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerjanya yang sebelumnya. Makanya, tidak heran jika ada orang yang memilih resign dari tempat kerjanya, meskipun gajinya lumayan bagus. Dengan berganti pekerjaan dalam waktu singkat, maka seseorang bisa mendapat peluang untuk bekerja di lingkungan yang lebih baik.
Kerugian Job Hopping
- Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan
Salah satu kerugian job hopping adalah kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang terbilang stabil di kemudian hari. Jadi, tetap saja ada ketidakpastian dalam mendapatkan pekerjaan bagi orang-orang yang suka gonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat. Para perekrut biasanya merasa ragu dengan kapabilitas calon pekerja yang sebelumnya sudah sering gonta-ganti pekerjaan.
- Pengalaman Kerja yang Tidak Konsisten
Seringnya para job hopper dalam bergonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat, membuat pengalaman kerja yang dimilikinya terkesan tidak konsisten. Bagaimana tidak, para job hopper ini tentu dianggap tidak memiliki pengalaman kerja yang mumpuni, mengingat bahwa dirinya bergonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat dan masih belum menguasai kompetensi kerja di tempat sebelumnya.
- Kesulitan untuk Beradaptasi
Berganti pekerjaan maknanya seseorang harus bisa dengan cepat beradaptasi di tempat kerja barunya. Jadi, bayangkan saja bagaimana seseorang harus bisa dengan cepat mengakrabkan dirinya dengan lingkungan kerjanya, jika dia kerap gonta-ganti pekerjaan dalam waktu yang singkat. Bagi orang yang perlu waktu lama untuk beradaptasi, tentu hal ini akan terasa sulit untuk dilakukan.
Cari Tambahan Penghasilan dengan Investasi Saham
Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu alasan mengapa seseorang melakukan job hopping adalah karena ingin mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Padahal, meningkatkan penghasilan bisa dilakukan dengan ragam cara lainnya, salah satunya adalah dengan investasi saham. Investasi saham bisa mendatangkan imbal hasil, baik dari dividen atau penjualan kembali saham tersebut.
Agar investasi saham nantinya bisa terasa lebih mudah, Smart People bisa gunakan aplikasi investasi saham, RHB Tradesmart ID. RHB Tradesmart ID menghadirkan kesempatan investasi saham yang ekonomis, karena bisa dimulai dengan modal awal sebesar Rp100.000 saja. Selain itu, fitur Smart yang dimilikinya pun bisa membantu mengoptimalkan imbal hasil dari investasi saham.
Investasi saham bisa jadi opsi untuk meningkatkan penghasilan, tanpa harus melakukan job hopping. Smart People bisa mulai investasi saham mulai dari sekarang dengan menggunakan RHB Tradesmart ID. Unduh aplikasinya dengan mudah di Android atau iOS.
Sumber:
Indeed Editorial Team. (2022, November 22). What Is Job Hopping? (Plus Advantages and Disadvantages). Indeed. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2023 melalui https://www.indeed.com/career-advice/starting-new-job/job-hopping
Jobstreet Content Team. (2022, Oktober 21). The Pros and Cons of Job-Hopping and How It Affects Your Career. Jobstreet. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2023 melalui https://www.jobstreet.com.my/career-advice/article/job-hopping-pros-cons
Christian, Alex. (2022, Juli 22). The case for job hopping. BBC. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2023 melalui https://www.bbc.com/worklife/article/20220720-the-case-for-job-hopping