Ketika membeli saham, investor harus memperhatikan nilai dari harga saham tersebut. Hati-hati dengan harga saham yang dianggap undervalue (murah) padahal sebaliknya, Smart People mungkin membeli saham overvalue atau terlalu tinggi.
Dengan mengetahui harga saham terlalu tinggi, akan lebih mudah untuk menentukan perusahaan tersebut layak dibeli atau tidak. Berikut penjelasan selengkapnya.
Pengertian Singkat
Analisis praktis sangat penting untuk menghindari kesalahan pembelian saham. Salah satunya analisis untuk menentukan saham yang Smart People incar termasuk overvalue (terlalu tinggi) atau tidak.
Singkatnya, saham overvalue adalah saham yang harga jualnya dinilai terlalu tinggi jika dilihat dari tren harga masa lalu. Apabila harga jual saham menunjukkan pola yang semakin meningkat, kecil kemungkinan harga saham tersebut bisa lebih tinggi lagi di kemudian hari saat dijual.
Hal ini yang dapat menyebabkan investor mengalami kerugian. Oleh sebab itu, banyak investor yang berhati-hati dengan saham yang dinilai terlalu tinggi atau overvalue.
Tanda-tandanya
Penting untuk memahami tanda-tanda bahwa suatu saham dinilai overvalue atau terlalu mahal. Semakin cepat Smart People menyadari nilai saham tersebut terlalu tinggi, semakin mudah untuk menghindari Smart People mengalami kerugian dalam investasi.
Smart People dapat mempelajari ciri-ciri yang menandakan saham termasuk overvalued. Berikut beberapa ciri-cirinya.
- Saham yang memiliki PER lebih tinggi dari rata-rata PER saham secara historis.
- Saham memiliki nilai PER lebih tinggi dari rata-rata PER pada saham-saham di sektor yang sama.
- Saham memiliki nilai PBV yang lebih tinggi dari rata-rata PBV pada saham-saham di sektor sejenis.
- Saham memiliki nilai dividen yield rendah dibanding rata-rata dividen yield saham secara historis.
Cara Mengetahui Saham Overvalued
Ketika membeli saham, investor harus pintar-pintar untuk memilih saham yang tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal atau tinggi. Bukan hanya harga saham, tetapi juga nilai pasar (value market) yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli saham.
Untuk mengecek saham dinilai overvalue atau terlalu tinggi, banyak investor yang menggunakan rasio PER dan rasio PBV. Dua patokan ini kerap dipakai untuk membantu investor membeli saham pada level harga yang tepat. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Mengecek rasio PER (Price Earning Ratio)
Smart People bisa mencermati rasio PER untuk menentukan nilai suatu saham. PER atau price earning ratio merupakan rasio harga saham terhadap laba perusahaan.
Cara menghitung PER yaitu dengan membagi harga saham per lembar dengan laba per saham (EPS). Angka PER yang tinggi, menunjukkan harga saham di lebih tinggi dari harga saham sektornya atau saham overvalue.
2. Mencermati rasio PBV
Sementara itu, PBV atau price to book value adalah rasio harga pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Rasio ini kerap digunakan oleh investor dalam menghitung saham-saham perbankan.
Cara menghitung rasio PBV yaitu dengan harga saham dibagi book value perusahaan. BV atau book value perusahaan dapat diketahui dengan membagi ekuitas dengan saham yang beredar. Semakin besar rasio PBV, mengindikasikan harga pasarnya di atas sektornya.
3. Rasio utang-ekuitas
Untuk mengetahui nilai harga saham terlalu tinggi atau tidak, Smart People juga dapat mengukurnya dari rasio utang-ekuitas. Cara menghitungnya dengan membagi utang perusahaan dengan aset yang dimiliki.
Rasio yang rendah dapat menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan sebagian modalnya dari dana para investor. Namun, untuk menentukan nilai harga sahamnya overvalued atau tidak, Smart People perlu membandingkannya dengan rata-rata rasio utang-ekuitas perusahaan lain di sektor yang sama.
4. Tingkat pengembalian
Nilai harga saham juga dapat ditentukan dengan mencermati tingkat pengembalian ekuitas atau ROE (Return on Equity) para pemangku kepentingan. Perusahaan dengan ROE yang rendah dapat menjadi indikator bahwa harga saham perusahaan yang dinilai terlalu tinggi atau overvalue.
Artinya, perusahaan tidak menghasilkan laba yang relatif terhadap jumlah investasi para pemegang saham. Perusahaan yang memiliki ROE rendah, kecil kemungkinan untuk memberikan imbal hasil yang tinggi.
5. Dividen
Cara lain untuk mengetahui nilai harga saham terlalu tinggi yaitu dengan mencermati pembagian dividen yang dibayarkan perusahaan. Smart People dapat mencermati Dividen Payout Ratio (DPR) yang menunjukkan besaran persentase dari pembayaran dividen.
Hitung hasil dividen yield dengan membagi dividen dengan harga saham saat ini. Bandingkan hasilnya dengan rata-rata hasil dividen indeks. Apabila rasio dividen yield menunjukkan angka yang rendah, harga sahamnya dapat dinilai terlalu tinggi atau overvalue.
Kesimpulan
Investor maupun trader harus lebih waspada terhadap saham yang overvalue karena harganya terlalu mahal dibanding fondasi fundamental perusahaan. Seperti membeli barang yang sedang trend dan dilirik banyak orang, barang tersebut harganya pada akhirnya akan drop atau turun.
Trader sebaiknya menghindari produk-produk yang harganya terlalu mahal dan memilih yang harganya lebih masuk akal. Dalam menghadapi saham yang overvalue, investor atau trader perlu melakukan analisis fundamental yang menyeluruh agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Lakukan juga analisis secara teknikal untuk menentukan waktu yang tepat membeli saham. RHB TradeSmart menawarkan berbagai fitur untuk membantu trader melakukan analisis teknikal. Segera download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store untuk fitur selengkapnya.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai saham overvalue dan sikap yang sebaiknya diambil terhadap saham tersebut.
Source:
Thea Fathanah Arbar. 2021. “Buat Newbie, Ini Caranya Cek Saham Murah atau Mahal”. CNBC Indonesia
Ziadatul Khoiroh. 2023. “Saham Pilihanmu Termasuk Overvalued?”. Asstronacci.com
Shifa Nurhaliza. 2021. “Cara Menilai Harga Saham: Perhatikan PER hingga Laporan Keuangan. IDC Channel
Agustina Ratna. 2023. “Pembelian Saham: Pilih Overvalue atau Undervalue?”. Kumparan