Memahami istilah-istilah penting yang digunakan dalam dunia saham adalah krusial sifatnya bagi para trader ataupun investor saham. Dua di antara banyaknya istilah penting terkait saham itu adalah overbought dan oversold. Biar tidak salah kaprah saat mendengar istilah ini nantinya, yuk simak ulasan mengenai istilah overbought dan oversold di bawah ini.
Apa Itu Overbought?
Overbought merupakan istilah yang digunakan pada saat sekuritas yang diperdagangkan pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Overbought pada dasarnya menggambarkan pergerakan jangka pendek pada harga sekuritas, serta merefleksikan ekspektasi atas pasar untuk mengoreksi atau memperbaiki harga tersebut di kemudian hari.
Munculnya situasi overbought disebabkan karena tingginya permintaan atas saham tersebut atau sedang dalam kondisi high demand. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya overbought seperti munculnya berita positif mengenai sebuah perusahaan dan pertumbuhannya yang potensial. Alhasil, saham perusahaan tersebut pun menjadi incaran oleh banyak investor.
Saat overbought terjadi, pergerakan harga yang terjadi adalah upward atau momentum bullish. Salah satu strategi yang kerap dilakukan pada saat overbought berlangsung adalah sesegera mungkin menjual saham, dikarenakan harganya yang sedang membumbung tinggi. Dengan begini, maka investor akan bisa memperoleh imbal hasil yang besar pula.
Apa Itu Oversold?
Kebalikan dari overbought, kondisi oversold merujuk pada kondisi di mana sekuritas diperdagangkan pada harga yang rendah dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Munculnya kondisi oversold disebabkan karena penjualan sekuritas yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga membuat investor berpikiran bahwa harga sekuritas tersebut sudah terjun bebas.
Pergerakan harga di saat kondisi oversold bersifat downward atau terjadi momentum bearish. Biasanya, oversold terjadi karena munculnya informasi negatif mengenai sebuah perusahaan, sehingga membuat harga sahamnya menurun. Ketakutan akan harga saham yang akan terus menurun, membuat para investor pun akhirnya melepas sahamnya agar tidak mengalami loss.
Salah satu strategi yang baiknya dilakukan pada saat sebuah saham sedang mengalami oversold adalah melakukan pembelian atas saham tersebut. Dengan begini, maka imbal hasil akan bisa lebih besar diperoleh, mengingat harga saat pembelian cenderung rendah, namun bisa dijual kembali di kemudian hari dengan harga yang lebih tinggi.
Indikator Overbought dan Oversold
Strategi yang diaplikasikan hanya bisa berhasil jika kondisi yang terjadi memang benar-benar overbought atau oversold. Maka dari itu, sebagai trader ataupun investor, Smart People harus tahu indikator dari overbought dan oversold tersebut. Untuk menentukan apakah saham sedang overbought atau oversold, Smart People bisa gunakan indikator-indikator berikut ini.
- Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator yang mengukur pada kecepatan berapa sebuah sekuritas mengalami perubahan harga. Indikator RSI ini menggunakan skala dari 0 hingga 100. Jika hasil pengukuran menunjukkan nilai di atas 70, maknanya saham tersebut mengalami overbought. Namun jika nilainya di bawah 30, maknanya saham mengalami oversold.
- Stochastic Oscillator
Indikator selanjutnya adalah Stochastic Oscillator. Indikator satu ini merupakan indikator yang paling sering digunakan dalam menentukan apakah suatu saham mengalami overbought ataupun oversold. Sama halnya dengan RSI, skala yang digunakan oleh Stochastic Oscillator juga berada di antara 0 hingga 100.
Pada kondisi saham mengalami overbought, maka hasil yang ditunjukkan oleh indikator ini akan berada pada rentang 80 hingga 100. Namun, jika saham mengalami oversold, indikator akan menunjukkan angka pada rentang 0 hingga 20. Jika tidak keduanya, maka baiknya tahan diri untuk tidak mengaplikasikan strategi yang dipakai saat overbought dan oversold terjadi.
- P/E Ratio
Indikator selanjutnya yang digunakan dalam menentukan overbought atau oversold adalah P/E Ratio atau price-to-earnings ratio. Jika sekiranya P/E Ratio berada di atas rerata industri, maka saham bisa dianggap sedang mengalami overbought. Namun, jika jika ternyata P/E Ratio berada di bawah rerata industri tersebut, bisa diambil kesimpulan kalau saham sedang oversold.
- P/S Ratio
P/S Ratio atau price-to-sales ratio juga bisa jadi indikator untuk menentukan saham sedang overbought atau oversold. Jika sekiranya P/S Ratio berada di atas rerata industri, maka saham bisa diartikan dalam kondisi overbought. Namun jika kondisi sebaliknya terjadi, itu artinya saham sedang mengalami oversold.
Analisis Pergerakan Harga Saham dengan RHB Tradesmart ID
Menganalisis pergerakan saham memang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika Smart People masih terbilang baru dalam trading ataupun investasi saham. Namun, bukan berarti Smart People tidak bisa melakukannya. Untuk memudahkan Smart People dalam menganalisis saham, termasuk menentukan saham itu over-bought atau oversold, Smart People bisa gunakan RHB Tradesmart ID.
RHB Tradesmart ID merupakan aplikasi trading dan investasi saham online, yang memungkinkan Smart People untuk menganalisis saham dengan lebih mudah menggunakan fitur Smart Analyzer-nya. Selain itu, juga ada fitur menarik lain seperti Smart Rate, Smart Fee, dan Smart Points, yang bakal bisa menekan biaya transaksi dan memaksimalkan imbal hasil.
Over-bought dan oversold merupakan kondisi yang sering terjadi di pasar saham. Saat kondisi ini terjadi, harga suatu saham bisa saja menjadi lebih tinggi atau malah lebih rendah dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Agar bisa memperoleh imbal hasil memuaskan, Smart People bisa jual saham pada saat over-bought dan menjualnya pada saat oversold berlangsung.
RHB Tradesmart ID merupakan aplikasi trading dan investasi saham online yang mudah dan ekonomis. Unduh segera aplikasinya melalui Android maupun iOS untuk bisa memanfaatkan rangkaian fitur unggulannya dalam trading ataupun investasi saham.
Sumber:
Boyte-White, Claire. (2022, September 29). Indicators for Overbought and Oversold Stocks. Investopedia. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.investopedia.com/ask/answers/121214/what-are-best-indicators-identify-overbought-and-oversold-stocks.asp
Williams, Cameron. (2022, Desember 01). What Is Over-bought in Trading? The Balance. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.thebalancemoney.com/what-is-overbought-in-trading-6834561
Wallstreetmojo Team. Over-bought. WallStreetMojo. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.wallstreetmojo.com/overbought/
Wallstreetmojo Team. Oversold. WallStreetMojo. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.wallstreetmojo.com/oversold/
Mitchell, Cory. (2021, Maret 04). What Oversold Means for Stocks, With Examples. Investopedia. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=What+Oversold+Means+for+Stocks%2C+With+Examples
Chen, James. (2021, Maret 04). Over-bought: What It Means and How To Identify Overbought Stocks. Investopedia. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 melalui https://www.investopedia.com/terms/o/overbought.asp