Pengambilan keputusan menjadi hal penting dalam investasi saham online. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor psikologis investor yang juga menyebabkan pengambilan keputusan dilakukan secara tidak terprediksi dan tidak rasional.
Sejumlah bias psikologi dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan investasi yang sayangnya masih kurang disadari oleh beberapa investor. Berikut beberapa jenis bias psikologi yang bisa membuat investor kehilangan kendali dalam pengambilan keputusan.
1. Herding Bias
Seorang investor atau trader saham yang memiliki bias ini biasanya akan bergantung pada informasi yang disampaikan berita, broker, media sosial, dan influencer. Jenis psikologi ini dapat mempengaruhi investor untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh influencer tersebut tanpa melakukan penelitian lebih lanjut.
Padahal informasi dari media atau influencer belum pasti akurat karena mereka biasanya memberikan informasi yang subjektif. Investor dengan bias ini akan mengandalkan informasi yang tidak terjamin benar yang berujung pada pengambilan keputusan yang tidak rasional.
2. Overconfidence Bias
Investor yang memiliki overconfidence bias cenderung melebih-lebihkan kemungkinan akurasi analisis dan prediksi serta kekuatan mereka. Ketidakakuratan informasi pun sering diabaikan karena investor terlalu percaya diri.
Bias psikologi ini akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan volume transaksi dan volatilitas. Bias ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang tidak rasional.
3. Availability Bias
Bias ini membuat investor lebih fokus pada informasi terbaru dan perspektif jangka pendek. Jenis bias psikologi semacam ini bisa membuat investor kehilangan fokus untuk gambaran masa depan. Menghambat pemikiran kritis karena mereka akan lebih suka untuk mengingat informasi yang mudah untuk diingat.
Seseorang dengan availability bias cenderung mengabaikan informasi kecil yang mungkin masih relevan dengan pengambilan keputusan. Akhirnya investor mengambil keputusan yang irasional untuk investasi saham.
4. Self-Attribution Bias
Investor yang memiliki bias ini biasanya lebih menyukai informasi pribadi dan mengabaikan sinyal dari informasi luar. Bias ini membuat seseorang percaya bahwa hasil positif adalah karena keputusan investor sendiri dan hasil negatif adalah disebabkan karena faktor eternal.
Dalam investasi saham online, seorang investor dengan self-attribution bias biasanya terlalu percaya diri yang menyebabkan underperformance dan overtrading.
5. Greed Bias
Bias psikologi yang serakah dan berharap mendapatkan harga yang naik lebih tinggi dari saham yang dibeli. Mereka bisa mengambil keputusan investasi yang tidak berdasarkan pada kemampuannya. Para trader dengan bias ini cenderung lebih memilih bertahan di posisinya dengan harapan harga akan naik lebih tinggi.
6. Self-Control Bias
Bias seorang investor yang tidak disiplin dan hanya melihat pada tujuan investasi yang sudah dibuat. Misalnya saja pada investor A yang melihat persentase untuk menabung lebih kecil dari persentase kebutuhan pokok, maka mereka akan mengorbankan imbal hasil jangka panjang yang justru untuk imbal hasil jangka pendek saja.
7. Regret-Aversion Bias
Ketika seorang investor pernah melakukan kesalahan yang membuatnya takut untuk mengambil keputusan, berarti investor memiliki bias ini.
8. Loss Aversion Bias
Seorang investor yang belajar investasi saham mungkin memiliki bias psikologi ini. Mereka menganggap kerugian investasi terlalu besar dan tetap mempertahankan investasi tersebut yang sebenarnya tidak memberi imbal hasil.
Misalnya saja pada investasi saham diperoleh imbal hasil 10% dengan risiko 10% dan saham lain dengan imbal hasil 50% dan risiko 50%. Kebanyakan trader akan memilih saham yang resikonya lebih kecil.
9. Confirmation Bias
Seorang investor yang memiliki confirmation bias mengambil keputusan dengan opini sendiri. Investor dengan bias ini akan meyakini saham yang akan dibeli adalah saham yang baik.
Dan untuk memastikannya, mereka akan mencari informasi yang dapat memperkuat opini sendiri mengenai saham online. Jadi informasi yang diperoleh biasanya hanya dari sisi baiknya saja untuk saham tersebut.
10. Anchoring & Adjustment Bias
Bias psikologi ini membuat investor lebih senang untuk mengambil keputusan dengan hanya mempertimbangkan informasi yang pertama kali diperoleh.
11. Representativeness Bias
Jika Smart People berpandangan bahwa saham perusahaan yang mengalami kenaikan tinggi merupakan saham dengan fundamental baik, berarti Smart People memiliki bias psikologi ini.
Investor hanya menggunakan informasi masa lalu sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi. Pengambilan keputusan yang tentunya tidak melalui analisis yang mendalam.
Cara Mengatasi Bias
Pembiasaan dan pengalaman diperlukan untuk mengatasi bias psikologi seorang investor. Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengatasi bias.
- Mengurangi intensitas melihat kondisi pasar saham di internet.
- Membuat sistem trading yang sistematis.
- Mengotomatisasi pembelian dan penjualan yang akan dilakukan.
- Membuat pertimbangan atas keputusan yang dibuat.
- Mencari penasehat yang sudah memiliki sertifikasi dan pengalaman.
Itulah beberapa informasi mengenai bias psikologi dalam investasi saham. Jadi dalam investasi saham online, para investor harus mewaspadai berbagai bias psikologi seperti di atas. Kemampuan pengambilan keputusan sebenarnya bisa diasah dengan sering transaksi saham.
Jika Smart People termasuk salah satu yang tertarik untuk belajar saham, Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur menarik yang memudahkan pengguna untuk melakukan trading saham melalui smartphone.