Analisis fundamental saham merupakan tahapan dasar dalam investasi saham. Tanpanya, para investor tidak dapat memilih saham terbaik maupun menyusun portofolio investasi mereka.
Dalam analisis fundamental, faktor intrinsik perusahaan yang memperdagangkan sahamnya menjadi tumpuan. Hal ini berbeda dengan analisis berdasarkan grafik pertumbuhan secara real time yang sering menjadi bayangan umum orang-orang akan investor. Alih-alih membaca chart atau grafik, bahan analisis fundamental bisa berupa laporan keuangan hingga dinamika ekonomi yang mempengaruhi perusahaan.
Tentunya ada banyak faktor yang bisa dimanfaatkan investor. Itulah mengapa analisis ini membutuhkan cukup banyak waktu untuk memperoleh hasil yang digunakan sebagai acuan memilih saham. Meski begitu, tidak semua faktor fundamental yang ada diaplikasikan sekaligus oleh investor. Di sinilah metode analisis fundamental terbagi dalam dua kategori: bottom-up dan top-down.
Garis Besar Perbedaan Bottom-Up dan Top-Down
Dalam analisis fundamental saham, kamu dapat memilih cara mencari saham terbaik dengan melihat gambaran besarnya dari atas (top-down) atau melihatnya secara terperinci dari bawah (bottom-up).
Garis besar dari kedua pendekatan ini terletak dari objek dan sub-faktor ekonomi yang diamati. Sejatinya, top-down mengamati dalam lingkup luas suatu industri atau sektor serta faktor ekonomi makro yang mempengaruhinya.
Dalam hal ini, investor perlu memahami perkembangan produk domestik bruto, inflasi, kebijakan finansial dari Bank Indonesia, dan faktor-faktor makro lainnya. Biasanya faktor-faktor tersebut akan mengarah ke sektor tertentu, seperti sektor bank dan teknologi, hingga perusahaan-perusahaan di dalamnya yang menarik untuk portofolio investor.
Sebaliknya, investor dengan pendekatan bottom-up akan menyelidiki langsung beberapa saham dalam satu sektor yang sama. Ketimbang berfokus pada faktor kondisi ekonomi domestik atau global, perkembangan suatu sektor, atau faktor lain yang berada di luar saham, investor benar-benar memusatkan waktu dan tenaganya untuk meriset perusahaan dari saham itu sendiri.
Bottom-up bisa dibilang punya pertimbangan mendetail karena analisis didalamnya meliputi rasio perhitungan dari keuangan perusahaan. Selain itu, kamu juga dapat menyelidiki manajemen perusahaan dan produk yang dijual oleh perusahaan tersebut.
Faktor-Faktor yang Diamati dalam Pendekatan Bottom-Up
Pendekatan analisis fundamental bottom-up yakin bila perusahaan atau emiten saham tertentu bisa memiliki prospek yang baik untuk diinvestasikan. Hal ini berlaku dengan pandangan bahwa perusahaan itu ingin serta akan berkembang dan mereka dapat melakukannya dalam sektor yang tampak lemah sekalipun.
Dengan kata lain, investor dengan analisis bottom-up akan cenderung memilih saham dari perusahaan yang mencolok. Perusahaan tersebut tentunya dapat mengungguli para kompetitornya di sektor yang sama.
Beberapa objek analisis yang umum diamati pendekatan ini adalah sebagai berikut.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan metrik yang berguna untuk memahami kondisi keuangan suatu emiten. Bahkan, emiten menggunakannya untuk memantau performa mereka sendiri.
Dengan memanfaatkan formula rasio keuangan, kamu memiliki ruang untuk membandingkan suatu saham dengan para kompetitornya. Formula-formula tersebut di antaranya adalah
- price-to-earning (P/E), digunakan untuk mengetahui harga saham emiten dibandingkan dengan pendapatan mereka saat ini, dengan P/E yang lebih rendah menandakan saham yang murah dan menarik;
- current ratio, dapat memberi tahu cukup atau tidaknya kas emiten untuk melunasi kewajibannya berupa utang;
- net profit margin, merupakan perbandingan laba bersih dan pendapatan emiten, membantu dalam menginformasikan apakah emiten memperoleh cukup pemasukan dari penjualannya dan apakah biaya operasionalnya terpengaruh.
Manajemen Perusahaan
Selain laporan keuangan, pendekatan bottom-up juga menilik bagaimana sebuah perusahaan dijalankan. Ada beberapa hal yang dapat kamu perhatikan dalam menilai bagus tidaknya manajemen perusahaan:
- Misi dan strategi manajemen terhadap perusahaannya. Apakah mereka punya misi yang jelas atau hanya pernyataan semata.
- Lamanya direksi bertahan. Semakin lama CEO dan para jajaran tertingginya bertahan, semakin baik suatu perusahaan dipandang para investor.
- Para direktur dan petinggi perusahaan membeli saham di perusahaannya sendiri, yang menandakan keyakinan mereka pada perusahaan yang dijalankannya.
Produk dan Pangsa Bisnis Perusahaan
Produk yang dijual emiten juga sama pentingnya dengan performa keuangan dan manajemen perusahaan. Sebab, di sinilah inti dari suatu perusahaan. Perusahaan yang jadi incaran biasanya memiliki produk yang banyak dikenal dengan pangsa bisnis yang besar dan mengungguli kompetitornya.
Pelayanan bisnis yang baik dan adanya unique selling proposition pun menjadi bagian yang perlu diperhatikan investor karena hal ini dapat membuat perusahaan bertahan dalam waktu yang lama.
Faktor-Faktor yang Diamati dalam Pendekatan Top-Down
Dengan membidik suatu sektor dan faktor ekonomi makro, investor dengan pendekatan top-down dapat memilih saham lebih cepat daripada dengan analisis fundamental saham bottom-down.
Garis besar yang difokuskan oleh analisis top-down adalah sebagai berikut.
Produk Domestik Bruto
Produk domestik bruto (PDB) merupakan jumlah nilai seluruh produksi dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam hitungan tahun. Sebagian investor yang menggunakan analisis top-down umumnya memulai dari faktor ini guna menentukan negara mana yang bagus sebagai target investasi mereka.
PDB diperhitungkan dengan melihatnya dalam periode beberapa tahun terakhir dan estimasinya untuk tahun-tahun ke depan. Faktor ini juga perlu dikaitkan dengan keadaan suatu negara. Investor akan menghindari negara yang sedang dilanda perang dan gejolak politik karena peristiwa tersebut akan berdampak pada pertumbuhan PDB mereka.
Kondisi Ekonomi
Kebijakan moneter seperti suku bunga serta inflasi dan lahan pekerjaan menjadi faktor yang berguna sebagai perhitungan apakah kondisi ekonomi sedang kuat atau melemah.
Harga komoditas juga menjadi acuan di sini karena permintaan dan penawaran terhadap suatu produk dapat mempengaruhi suatu perusahaan. Kamu dapat mempertimbangkan tren produksi dan konsumsi secara massal. Harga minyak yang meningkat mungkin baik bagi emiten dari produsen minyak, tapi tidak bagi emiten yang operasi bisnisnya mengandalkan minyak.
Mana Pendekatan yang Cocok Untukmu?
Tidak seperti analisis bottom-down, investor dengan pendekatan top-down biasanya memiliki rentang waktu investasi yang lebih pendek karena mereka mengikuti pergerakan ekonomi dibandingkan saham secara spesifik.
Di lain sisi, bottom-down condong menahan sahamnya dalam waktu yang lama. Hal ini terlebih karena mereka telah menaruh kepercayaan pada saham yang dipilihnya berdasarkan serangkaian analisis secara terperinci.
Meski tampaknya kedua pendekatan ini berlainan, tidak ada yang paling benar ataupun salah dari keduanya. Sebab, strategi investasimu sendirilah yang menentukan mana pendekatan terbaik.
Selain itu, analisis fundamental saham bottom-up dan top-down dapat digunakan secara bergantian oleh investor. Top-down bisa menjadi permulaan analisis yang bagus, terutama jika kamu menanam saham di luar negeri. Kemudian, analisis top-down tersebut bisa diikuti oleh pendekatan bottom-up untuk mencari saham-saham secara spesifik.
Belajar saham bagi pemula, yuk. Cek artikel RHB Tradesmart lainnya dan tonton pembahasan rutin seputar perkembangan saham di RHB Smart Talk dengan mengklik tombol di bawah ini. Unduh juga aplikasi RHBTRADESMARTID yang punya berbagai fitur untuk memudahkan proses investasi dari mana saja dan kapan saja. Tersedia di Play Store dan App Store.