Trading dalam bentuk investasi saham online ataupun secara langsung acapkali dipandang sebagai salah satu investasi dengan risiko besar namun diikuti dengan manfaat yang tidak kalah besar. Tidaklah mengherankan jika kemudian banyak investor mulai mencari berbagai strategi, salah satunya seperti diversifikasi.
Diversifikasi sejatinya merupakan hal yang simple dan sebaiknya dilakukan oleh semua investor. Ibarat pepatah “jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang”, hal ini tentunya akan sangat bermanfaat buat para investor untuk menjalankan setiap investasi baik jangka pendek atau panjang.
Dengan melakukan diversifikasi, kamu bisa menginvestasikan seluruh uang yang kamu miliki ke dalam berbagai macam instrumen. Tidak hanya berupa saham atau obligasi saja, namun bisa berupa emas, crypto, valas, dan sebagainya yang bisa semakin menambah capital gain-mu.
Meskipun ada banyak pilihan untuk melakukan diversifikasi, tidak jarang banyak investor yang sedang belajar saham pemula kebingungan bagaimana caranya melakukan pembagian instrumen tersebut. Akan lebih baik memang jika kamu menjalankan beberapa tips berikut ini terlebih dahulu.
1. Pahami Profil Risikomu
Terdapat 3 jenis profil risiko yang menjadi gambaran seorang investor dalam menghadapi berbagai risiko investasi. Adapun profil yang dimaksud adalah agresif, konservatif, dan moderat di mana ketiganya banyak dipengaruhi oleh pemahaman terhadap investasi itu sendiri.
Jika kamu cenderung memilih investasi dengan risiko yang aman, maka kamu merupakan jenis konservatif. Berbeda dengan profil moderat yang cenderung berani mengambil risiko lebih besar, atau agresif yang memang risiko yang diambil bisa jauh lebih tinggi dari kedua profil yang lain.
Dengan kamu memahami profil risiko dari tiap cara investasi saham tersebut, maka kamu akan lebih mudah mengetahui mana yang akan menjadi prioritasmu dalam melakukan diversifikasi. Oleh karenanya, selalu pastikan kamu sudah paham betul mana yang menjadi profil risikomu tersebut.
2. Pastikan Target Investasi
Dalam setiap investasi saham, menetapkan target yang ingin dicapai adalah sebuah keharusan bagi setiap investor. Jadi, kamu bisa tahu apa target jangka pendek atau jangka panjangmu dan bagaimana diversifikasi yang akan kamu lakukan.
Penetapan target ini sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan profil risiko investasimu. Jangan melulu mengikuti tren atau bahkan cenderung mudah tergoda dengan iming-iming investasi dengan capital gain besar.
Memastikan target ini juga berkaitan dengan tujuan kamu berinvestasi. Jika kamu ingin mendapatkan “manfaat” yang besar dalam waktu singkat, maka akan lebih baik jika investasi yang dilakukan cenderung pada hal-hal yang memiliki risiko rendah, begitu pula sebaliknya.
3. Jangan Malas Analisa
Menjalankan aktivitas trading saham tidak terlepas dari berbagai analisis peluang yang ada saat ini. Kamu yang ingin melakukan diversifikasi pun juga sebaiknya melihat kembali bagaimana peluang kedepannya untuk setiap instrumen yang kamu pisahkan tersebut.
Penghitungan juga harus selalu dilakukan secara matang dan jelas. Jika masih ragu, jangan segan untuk selalu mencari berbagai referensi dari buku-buku investasi, seminar, atau bertanya langsung kepada para pakar di sejumlah sosial media.
Berapa Persen Diversifikasi Saham yang Dibutuhkan?
Ketika sudah mengetahui profil risiko dan target yang kamu kehendaki, maka sudah saatnya melakukan analisis untuk mengetahui seberapa besar diversifikasi yang kamu butuhkan. Apalagi diversifikasi adalah cara yang ampuh untuk menyelamatkan investor dari kondisi apapun
Tentunya, setiap investor akan memiliki prioritas masing-masing untuk melakukan diversifikasi ini. Selain dipengaruhi juga oleh kebutuhan, pengetahuan cara membeli saham, juga dari keadaan tertentu seperti bencana, pandemi, hingga keadaan ekonomi suatu negara.
Selalu pastikan kamu melakukan penghitungan secara matang dan terukur dalam melakukan diversifikasi. Misalnya buat kamu yang memiliki profil risiko agresif, idealnya kamu memiliki 60% reksa dana saham, 25% pendapatan tetap, dan 15% untuk dana pasar uang.
Atau, jika memang memiliki profil risiko yang sedang, maka kamu bisa menggunakan alokasi aset yang lebih sesuai. Misalnya 25% untuk saham, 40% untuk obligasi, dan sisanya untuk pasar uang atau valas. Namun, pastikan kembali kamu sudah memiliki perencanaan terhadap diversifikasi ini ya.
Mengetahui Langkah Berikutnya
Salah satu tips trading saham yang harus selalu diketahui adalah tidak boleh sembarangan dalam mengalokasikan dan melakukan pembagian aset. Tujuannya, sudah pasti adalah untuk menghindari berbagai kerugian yang mungkin saja ditimbulkan.
Alangkah lebih baik jika melakukan diversifikasi juga dengan menimbang lembaga perbankan yang terpercaya atau melalui aplikasi terbaik. Jangan pernah mudah tergiur dengan iming-iming manfaat atau capital gain yang begitu besar namun tidak masuk akal. Nantinya, malah kamu yang akan buntung.
Lalu, bagaimana jika sudah melakukan diversifikasi? Proses berikutnya adalah selalu memantau aktivitas investasi yang kamu lakukan. Pemantauan bisa dilakukan melalui sejumlah aplikasi trading saham terpercaya. Minimal 3-6 bulan untuk investasi jangka pendek atau setiap tahun untuk investasi jangka panjang.
Selanjutnya, paling minim satu tahun sebelum dana tersebut akan digunakan, maka sebaiknya pindahkan terlebih dahulu ke instrumen low risk untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan nilai investasi anjlok.
Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan diversifikasi investasi yang perlu kamu tahu. Sudah siap memulainya?
Manfaatkan aplikasi trading saham RHBTRADESMARTID yang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur untuk memudahkan investor berinvestasi di mana saja & kapan saja. Download aplikasi RHB Tradesmart di Play Store dan App Store sekarang.