<< Back

Menilik Saham BMTR dan Hubungannya dengan Hary Tanoe

hary-tanoe-indonesian-business-man

Grup media yang terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) memiliki portofolio media yang luas. Selama bertahun-tahun, BMTR telah menjadi pemimpin pasar di sektor televisi free-to-air (FTA) maupun televisi berlangganan. Sebenarnya, apa hubungan emiten ini dengan Hary Tanoe?

Meski memiliki portofolio media yang luas, saham BMTR yang diperdagangkan saat ini berada pada harga yang relatif rendah dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Berikut adalah penjelasan di balik potensi besar BMTR yang disebut-sebut sebagai harta karun tersembunyi.

Bukan Sekadar MNC: Apa Peran BMTR dalam Ekosistem Bisnis Hary Tanoe?

BMTR berperan sebagai tulang punggung dari ekosistem media Grup MNC. Perusahaan ini memiliki dan mengelola berbagai aset media, termasuk stasiun televisi seperti RCTI, MNCTV, dan GTV, serta platform digital seperti RCTI+, Vision+, dan Okezone. Selain itu, BMTR juga mengoperasikan layanan broadband melalui MNC Play dan MNC Vision.

Dengan struktur bisnis yang terintegrasi, BMTR tidak hanya menyediakan konten, tetapi juga mengontrol distribusinya. Hal itu memungkinkan sinergi yang kuat antara berbagai lini bisnisnya. Peran strategis ini menjadikan BMTR sebagai entitas kunci dalam strategi ekspansi dan diversifikasi Grup MNC.

Punya Aset Media Raksasa, Tetapi Kenapa Saham BMTR Masih Undervalued?

BMTR mengalami penurunan laba bersih sebesar 20,68% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp677,55 miliar pada 2023 menjadi Rp537,39 miliar pada 2024.

Dalam laporan keuangan terbarunya, BMTR membukukan pendapatan sebesar Rp10,05 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini sedikit menurun 1,08 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp10,16 triliun.

Pendapatan dari segmen iklan dan konten mengalami kenaikan menjadi Rp8,07 triliun. Namun, segmen TV berbayar dan layanan broadband mengalami penurunan menjadi Rp1,67 triliun. Sementara itu, kontribusi dari segmen lainnya meningkat menjadi Rp313,83 miliar.

Beban langsung tercatat sebesar Rp6,01 triliun, turun dari Rp6,17 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan beban ini turut mendorong kenaikan laba kotor menjadi Rp4,03 triliun, naik dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp3,98 triliun.

Berdasarkan data IDNFinancials.com, total aset BMTR per 31 Desember 2024 tercatat meningkat 2,78% menjadi Rp36,24 triliun, dengan kas dan setara kas senilai Rp1,41 triliun.

Meskipun memiliki aset dan pendapatan yang signifikan, saham BMTR saat ini diperdagangkan dengan valuasi yang rendah. Dengan Price-to-Earnings (P/E) ratio sekitar 5,9x, BMTR berada di bawah rata-rata industri media di Asia yang sekitar 17,5x.

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan undervaluasi ini, antara lain:

  • Kurangnya Eksposur Investor: BMTR mungkin kurang dikenal oleh investor dibandingkan dengan entitas Grup MNC lainnya.
  • Struktur Kepemilikan yang Kompleks: Hubungan antara BMTR dan entitas Grup MNC lainnya dapat membingungkan investor.
  • Kurangnya Dividen: BMTR tidak membagikan dividen dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dapat mengurangi daya tarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap.

Pergerakan Saham BMTR

Berdasarkan fitur Smart Analyzer di aplikasi RHB TradeSmart, harga saham BMTR pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, tercatat stagnan di level Rp135. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp4,4 miliar, masih berada di bawah rata-rata harian, mengindikasikan minimnya aktivitas perdagangan pada saham ini.

Dalam analisis RHB Sekuritas Indonesia, selama lima hari terakhir, BMTR telah mengalami koreksi sebesar 4,3%, menandakan tekanan jual yang terus berlanjut. Secara teknikal, saham ini masih berada dalam fase strong downtrend dengan kecenderungan pelemahan yang belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah.

Distribusi masih mendominasi pergerakan saham BMTR, tanpa sinyal kuat adanya akumulasi dari pelaku pasar. Hal ini mengisyaratkan bahwa tekanan jual masih berpotensi menekan harga lebih lanjut, meskipun ruang pelemahan mulai terbatas.

Untuk jangka pendek, jika harga tetap berada di bawah level Rp139, potensi tekanan ke bawah masih terbuka. Namun, sebaliknya, apabila harga mampu menembus dan bertahan di atas Rp139, akan muncul indikasi awal adanya tekanan beli yang mulai mengambil alih, membuka peluang bagi BMTR untuk kembali menguat.

BMTR Diam-Diam Punya Senjata Masa Depan

BMTR telah melakukan diversifikasi ke sektor digital dan fintech sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjangnya. Melalui platform seperti RCTI+, Vision+, dan Okezone, BMTR memperluas jangkauannya ke audiens digital. Perusahaan juga mengembangkan layanan e-commerce dan fintech melalui entitas seperti Mister Aladin dan Fumubang.  

Selain diversifikasi, BMTR juga akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan V Tahap I dengan total nilai sebesar Rp1,4 triliun pada Juni 2025. Surat utang ini akan ditawarkan dengan pilihan tenor tiga, lima, dan tujuh tahun. Untuk obligasi bertenor tiga tahun, kupon ditetapkan di kisaran 7–7,6%, tenor lima tahun berada di 7,25–7,85%, dan tenor tujuh tahun menawarkan kupon antara 7,30–7,90%.

Instrumen ini telah mengantongi peringkat idAAA (cg) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), serta mendapat dukungan jaminan kredit dari Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), yang berada di bawah naungan Asian Development Bank (ADB).

Direktur Utama BMTR sekaligus Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyatakan bahwa penerbitan instrumen ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kondisi keuangan dan mendukung visi jangka panjang perusahaan.

Pandangan Hary Tanoe untuk BMTR

“Dukungan peringkat triple-A dari Pefindo serta jaminan kredit dari CGIF mencerminkan kepercayaan kuat pasar terhadap fundamental dan tata kelola kami,” ungkap Hary Tanoe dalam pernyataan tertulis pada Selasa, 27 Mei 2025.

Ia juga menambahkan bahwa BMTR menjadi salah satu dari sedikit perusahaan swasta di Indonesia yang berhasil mendapatkan jaminan kredit dari CGIF.

Secara lebih rinci, BMTR akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Global Mediacom Tahap I Tahun 2025 dengan nilai pokok sebesar Rp850 miliar. Penerbitan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan dengan target dana total sebesar Rp1,75 triliun.

Selain itu, perusahaan juga akan menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan V Global Mediacom Tahap I Tahun 2025 dengan nilai imbalan ijarah maksimal sebesar Rp550 miliar. Dengan demikian, total dana yang akan dihimpun dari kedua instrumen tersebut mencapai Rp1,4 triliun.

Penerbitan surat utang ini bukan hal negatif. Justru sering kali merupakan bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang yang sehat.

Demikian informasi tentang saham BMTR yang dianggap sebagai harta karun tersembunyi di balik Grup MNC. Smart People bisa mendapatkan berbagai informasi seputar saham dan fitur-fitur yang mendukung aktivitas trading saham di aplikasi RHB TradeSmart ID. Unduh aplikasinya di Google Play Store atau App Store sekarang juga.

Referensi:

Dionisio Damara Tonce. 2025. “Hary Tanoe Ungkap Alasan BMTR Terbitkan Surat Utang Rp1,4 Triliun”. Bisnis.com.

Febriana Ratna Iskana. 2025. “Bookbuilding Obligasi dan Sukuk Global Mediacom (BMTR) Dimulai, Siap Jadi Koleksi Investor”. RCTI+.

Zetta Hannany & Ramdhani Pratama. 2025. “Tahun 2024 Laba BMTR Turun 20,68 Persen”. IDNFinancials.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal