<< Back

Perusahaan F&B Mulai Dilirik Investor Saham, Ini Alasannya!

indonesian-barista

Pernah terpikir kalau secangkir latte dapat memberikan imbal hasil bagi seorang investor? Tentu tidak secara langsung, melainkan melalui saham-saham dari perusahaan food and beverage (F&B) yang belakangan ini mulai menunjukkan pergerakan yang menjanjikan. Misalnya, perusahaan kopi, restoran cepat saji, hingga produsen minuman kemasan.

Hal ini diperkirakan disebabkan oleh beberapa faktor seperti tren gaya hidup, perubahan pola konsumsi, dan kekuatan brand. Lalu, berbeda dengan sektor siklikal lainnya, industri F&B juga memiliki karakter defensif yang kuat. Saat kondisi ekonomi naik turun, industri ini bisa bertahan dan memiliki potensi pertumbuhan yang cukup konsisten.

Kebangkitan Sektor F&B: Dari Konsumsi Harian ke Instrumen Investasi

Sektor F&B menunjukkan pertumbuhan yang kuat secara global. Menurut laporan Business Research Insights, nilai pasar global F&B diperkirakan mencapai USD 15.399 miliar pada 2033 mendatang, naik dari USD 9.027 miliar pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,2%.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa faktor utama seperti peningkatan permintaan konsumen, urbanisasi, hingga inovasi produk. Namun, ada juga beberapa faktor pendukung lain, misalnya perubahan pola konsumsi masyarakat. Saat ini, konsumen tidak hanya mencari makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai gaya hidup.

Lalu, sektor F&B menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Contohnya, di Amerika Serikat, pengeluaran konsumen untuk makan di luar tetap kuat meski ada kekhawatiran terhadap tarif dan inflasi. Data MarketWatch menunjukkan bahwa pengeluaran untuk restoran dan layanan take away cenderung stabil, sehingga mencerminkan sektor ini cukup kuat.

Dengan pertumbuhan yang konsisten dan adaptasi terhadap tren konsumen, saham perusahaan F&B menjadi makin menarik bagi investor. Terutama bagi perusahaan F&B yang fokus pada inovasi produk, keberlanjutan, dan ekspansi di dunia digital lebih dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Oleh sebab itu, investor dapat mempertimbangkan diversifikasi portofolio dengan memasukkan saham-saham di sektor F&B.

Merek F&B yang Lahir dari Tren Urban Milenial

Fore Coffee adalah salah satu contoh brand kopi ternama asal Indonesia. Perusahaan ini resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 April 2025. Dengan kode saham FORE, perusahaan F&B ini mulai menarik perhatian investor yang mencerminkan tren konsumsi kopi berkembang pesat di Indonesia.

Fore Coffee didirikan pada 2018 oleh dua pengusaha, yakni Robin Boe dan Vico Lomar yang awalnya bermula dari sebuah booth kecil di lantai dua toko Otten Coffee di Jakarta. Nama Fore sendiri diambil dari kata forest, mencerminkan visi perusahaan untuk tumbuh seperti pohon yang mendukung lingkungan sekitarnya.

Seiring perkembangannya, Fore sukses memperluas jangkauannya dan menawarkan berbagai varian kopi berbasis biji Arabika dari Gayo, Toraja, dan Jawa Barat. Hingga akhir 2024, Fore Coffee telah memiliki lebih dari 200 gerai di Indonesia dan Singapura.

Performa Saham FORE Sejak IPO

Pada hari pertama perdagangan, saham FORE melonjak 34,04% dari harga penawaran Rp188 menjadi Rp252 per saham, mencapai batas auto reject. Selain itu, IPO saham FORE mengalami kelebihan permintaan hingga 200,63 kali dengan partisipasi lebih dari 114.000 investor.

Perusahaan pun berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp353,44 miliar. Dana tersebut rencananya digunakan untuk ekspansi gerai dan pengembangan bisnis baru, termasuk lini donat melalui anak perusahaan PT Cipta Favorit Indonesia.

Hingga akhir Mei 2025, saham FORE diperdagangkan sekitar Rp414 per saham yang mencerminkan peningkatan nilai sebesar 120% sejak IPO. Dengan kapitalisasi pasar Rp3,17 triliun, Fore Coffee sejauh ini menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan pendapatan bersih mencapai Rp727 miliar dan EBITDA sebesar Rp135 miliar per September 2024.

Prospek dan Strategi Pertumbuhan Saham FORE

Fore Coffee berencana membuka 140 gerai baru dalam dua tahun ke depan dengan fokus pada ekspansi domestik. Lalu, perusahaan juga akan memasuki bisnis donat sebagai diversifikasi produk.

Dengan dukungan dari East Ventures dan strategi-strategi inovatif lainnya, Fore Coffee dinilai memiliki posisi yang kuat untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar kopi di Indonesia yang diperkirakan mencapai nilai USD 12,6 miliar pada 2030 mendatang. Dengan demikian, Fore Coffee berpotensi menjadi salah satu perusahaan F&B yang berkembang pesat di pasar domestik dan menarik minat investor di pasar modal.

Antara Rasa dan Laporan Keuangan: Seberapa Sehat Fundamental Emiten F&B?

Fundamental perusahaan F&B di Indonesia pada 2024–2025 menunjukkan kinerja yang cukup beragam. Beberapa perusahaan besar mencatatkan pertumbuhan yang solid, sementara beberapa lainnya menghadapi tantangan yang signifikan. 

Vanessa Karmajaya, Equity Research Analyst PT RHB Sekuritas Indonesia, menyebutkan bahwa sebagian besar perusahaan konsumen mengalami penurunan pada Q1 2025. Namun, beberapa perusahaan barang pokok tetap tampil lebih baik dibanding perusahaan ritel, menandakan bahwa konsumen lebih memprioritaskan kebutuhan dasar daripada pengeluaran barang tidak penting.

Berikut ulasan dan ringkasan kinerja keuangan dari perusahaan F&B terkemuka di Indonesia:

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Mengutip laporan RHB Sekuritas Indonesia pada 16 Mei 2025 bertajuk “Indonesia Consumer: 1Q25 Results Recap, A Disappointing Quarter”, Indofood CBP mencatatkan hasil di atas ekspektasi. Dalam laporan tersebut, RHB Sekuritas mencatat bahwa harga jual tetap stabil secara tahunan, tetapi margin kotor secara umum lebih rendah karena kenaikan biaya.

Selain itu, melansir laporan keuangan tahunannya, Indofood CBP mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,6% year-on-year (YoY) pada 2024, yakni mencapai Rp65,5 triliun. Laba bersih perusahaan meningkat 12,3% YoY menjadi 6,1 triliun. 

Sedangkan margin laba kotor tetap stabil di angka 35% yang mencerminkan efisiensi operasional yang konsisten meski terdapat tekanan biaya bahan baku. Perusahaan juga berhasil mengurangi risiko utang terhadap ekuitas dari 0,9x menjadi 0,7x, sehingga menunjukkan pengelolaan utang yang lebih baik.

2. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Mengutip laporan keuangannya, Mayora Indah diketahui mengalami peningkatan pendapatan sebesar 9,2% YoY pada 2024, yaitu mencapai Rp30,2 triliun. Laba bersih perusahaan tumbuh sekitar 10,5% YoY menjadi Rp2,8 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi pasar ekspor dan peluncuran produk baru yang inovatif. Selain itu, rasio lancar perusahaan berada di angka 1,8x, menunjukkan likuiditas yang cukup sehat.

Namun, menurut laporan RHB Sekuritas Indonesia pada 16 Mei 2025, Mayora Indah mencatatkan hasil yang lebih rendah dari ekspektasi karena harga bahan baku yang naik. Hal itu yang membuat margin kotornya secara umum lebih rendah karena kenaikan biaya.

3. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)

Dalam laporan keuangan tahunannya pada 2024, Garudafood mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,5 triliun, meningkat 6,8% YoY. Laba bersih perusahaan mencapai Rp850 miliar, naik 8,2% dari tahun sebelumnya. Lalu, perusahaan juga berhasil mempertahankan margin laba bersih di kisaran 9%, sehingga menunjukkan efisiensi operasional yang cukup baik.

4. PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD)

Sentra Food menjadi salah satu perusahaan F&B yang menghadapi tantangan berat pada 2024 dengan mencatatkan kerugian sebesar Rp74,7 miliar. Perusahaan mengalami defisiensi modal sebesar Rp2,1 miliar dan liabilitas jangka pendek yang melebihi aset lancar sebesar Rp23,2 miliar. Kondisi ini menimbulkan keraguan signifikan terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

Secara umum, fundamental perusahaan F&B di Indonesia pada 2024 memang menunjukkan kinerja yang solid, khususnya bagi perusahaan dengan diversifikasi produk yang baik dan efisiensi operasional yang tinggi. Namun, tantangan tetap dirasakan oleh perusahaan dengan struktur modal yang lemah dan ketergantungan tinggi terhadap segmen pasar tertentu.

Oleh sebab itu, investor disarankan untuk melakukan analisis mendalam terhadap laporan keuangan dan strategi bisnis masing-masing perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi. Untuk memudahkan analisisnya, Smart People dapat menggunakan RHB Tradesmart ID, yakni aplikasi trading saham dengan beragam fitur yang memudahkan investor merencanakan, memantau, dan mengeksekusi saham yang diinginkan. Unduh aplikasinya di Google Play Store atau App Store sekarang juga.

Referensi:

Baker McKenzie. 2025. “What is Shaping the Food & Beverage Sector in 2025?”.

Business Research Insights. 2024. “Food and Drink Market Report From 2025 to 2033”.

Fore Coffee. 2025. “Fore Coffee’s IPO Oversubscribed by 200.63 Times, and Hits Upper Auto Reject (ARA) on Debut Day”.

Gloria Haraito. 2025. “Indonesia’s Fore Kopi Soars On Market Debut As Stocks Rebound”. Forbes.com.

Jeffry Bartash. 2025. “Tariff indigestion? Nope: Takeout and eating out still going strong in good sign for the economy”.

RHB Sekuritas Indonesia. 2025. “Indonesia Consumer: 1Q25 Results Recap, A Disappointing Quarter”. Research.rhbtradesmart.com.

RHB Smart Talk

Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan

Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas

PT RHB Sekuritas Indonesia

Revenue Tower 11th Floor
District 8, SCBD Lot 13
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta, 12190

021-50939888 (Hunting RHB SI)
021-50939700 (Support OLT)

www.rhbtradesmart.co.id
id.support@rhbgroup.com

Download Sekarang

PT RHB Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh

© 2021 owned by RHB Sekuritas Indonesia
Terms & Condition Internal