Sebelum membuat keputusan jual dan beli saham, trader perlu melakukan analisa lebih dalam. Pada investasi saham, dikenal dua teknik analisa, yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental dilakukan dengan melihat laporan keuangan, kinerja perusahaan, dan aspek fundamental lainnya. Di sisi lain, analisis teknikal dilakukan dengan cara memperhatikan indikator saham.
Dengan membaca kedua indikator ini, trader dapat mengambil keputusan yang lebih baik guna memaksimalkan imbal hasil dan meminimalkan potensi risiko. Ada setidaknya 5 indikator saham yang populer yang sebaiknya dipelajari sebelum trading saham. Simak semuanya di bawah ini!
Apa Itu Indikator Saham dan Mengapa Penting?
Indikator saham adalah alat analisis teknikal yang berupa statistik atau pola grafik yang menunjukan data historis dari pergerakan harga suatu saham. Selain harga, beberapa indikator juga menampilkan informasi yang berasal dari volume perdagangan.
Trader perlu menggunakan indikator saham untuk membantu memberikan insight yang lebih jelas terhadap pola pergerakan saham. Alat analisis teknikal ini penting untuk dipelajari untuk membantu trader dalam mengambil keputusan dan menetapkan strategi investasi yang lebih terukur.
Melalui indikator saham, trader dapat mengambil posisi yang tepat untuk membeli, menjual atau menahan saham. Terdapat 5 indikator saham yang banyak digunakan, seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), Stochastic Oscillator, dan Bollinger Bond (BB).
Moving Average: Dasar untuk Menganalisis Tren Saham
Salah satu indikator yang sangat umum digunakan trader saham adalah Moving Average (MA). Melalui indikator ini, Smart People dapat mengukur rata-rata harga saham selama periode tertentu.
Trader banyak memanfaatkan alat ini karena dapat menunjukkan tren seperti support dan resistance level. Membantu memberikan sinyal kapan tren berakhir sehingga trader dapat menetapkan waktu untuk entry dan exit dengan lebih baik.
Saat indikator menunjukan harga di atas MA, berarti bullish atau tren naik. Sedangkan indikator yang menunjukan harga di bawah MA, menunjukkan sinyal bearish alias tren turun.
Relative Strength Index (RSI): Menentukan Overbought dan Oversold
Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator saham yang membantu trader dalam mengidentifikasi overbought dan oversold. RSI menggunakan jangka waktu lebih pendek sehingga garis RSI bergerak sensitif
Jika kondisi garis sudah di atas 70 menunjukan overbought, berarti ada kemungkinan harga akan turun sehingga trader bisa jual saham. Sedangkan kondisi garis RSI di bawah 30 adalah kondisi oversold, ada kemungkinan kenaikan sehingga trader bisa pasang posisi untuk beli saham.
MACD: Mengukur Momentum dan Tren Saham
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator saham yang populer berikutnya. Trader seringkali menggunakan MACD untuk mengukur tren saham dan mengidentifikasi perubahan tren.
Dalam indikator ini terdapat garis MACD dan garis sinyal dengan warna biru dan merah. Jika garis MACD (biru) bersilangan dengan garis sinyal (merah) dari bawah ke atas, ini menandakan kondisi sebagai oversold. Peluang terbaik untuk trader membeli saham.
Sedangkan garis MACD yang bersilangan dengan garis sinyal dari atas ke bawah, menunjukkan kondisi sebagai overbought atau terlanjur naik. Sinyal tersebut dapat menjadi momentum bagi trader untuk menutup transaksi atau jual saham.
Stochastic Oscillator: Indikator yang Populer di Kalangan Pemula
Stochastic Oscillator adalah indikator yang digunakan dalam analisis teknikal saham yang cukup populer. Indikator momentum ini membantu trader dalam mencermati posisi harga terhadap posisi rata-rata atau range harga untuk periode waktu tertentu.
Penggunaan indikator ini sebenarnya hampir sama seperti indikator MACD. Perbedaannya, Stochastic Oscillator memiliki tampilan dengan raung besar di tengah-tengah overbought dan oversold.
Jika posisi garis merah berada di area bawah, berarti sinyal oversold dan trader disarankan untuk membuka posisi untuk membeli saham. Sedangkan indikator yang menunjukkan adanya garis biru di area atas, berarti sinyal overbought dan trader direkomendasikan untuk menjual.
Melalui indikator Stochastic Oscillator, trader dapat mempelajari momentum untuk menentukan waktu yang tepat untuk entry dan exit. Biasanya indikator saham ini lebih cocok digunakan oleh para trader yang menggunakan strategi Swing Trading.
Bollinger Band
Indikator saham selanjutnya dikenal sebagai Bollinger Band (BB) yang lebih populer di kalangan scalper. Jenis indikator volatilitas ini memiliki 3 garis yang menunjukkan indikator Upper Band (batas atas), Lower Band (batas bawah), dan Simple Moving Average (garis tengah).
Jika salah satu dari ketiga garis BB ini terlihat di area bawah, biasanya dimanfaatkan oleh trader untuk membeli atau membuka posisi buy. Sebaliknya, ketika ada salah satu garis yang terlihat di area atas, maka menjadi sinyal baik untuk trader membuka posisi jual.
Trader yang paham dengan indikator ini juga biasanya lebih waspada jika garis BB mulai mengalami penyempitan. Kondisi tersebut seringkali menjadi sinyal pergerakan saham yang akan naik atau turun secara drastis.
5 indikator saham di atas merupakan indikator yang paling banyak digunakan oleh trader. Perlu diperhatikan juga bahwa indikator ini bukan jaminan keberhasilan. Maka dari itu, disarankan juga untuk mempertimbangkan analisis fundamental dalam mengambil keputusan jual atau beli.
Mengantisipasi sinyal yang menjebak, trader dapat menerapkan beberapa jenis indikator. Gunakan aplikasi trading saham yang memberikan fitur tambahan untuk membantu trader memiliki waktu jual beli saham yang tepat seperti RHB Tradesmart ID. Jangan lupa download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store.
Referensi:
Chandra Dwi. 2025. “5 Indikator Saham Populer yang Banyak Digunakan”. Cnbcindonesia.com
Genial Arasy. 2023. “Analisa Teknikal Saham: 7 Indikator Penting”. Kompasiana.com
Rizki Setyo Nugroho. 2023. “7 Indikator Analisis Teknikal Saham yang Penting untuk Diketahui Investor”. Idxchannel.com