Melakukan investasi yang mendatangkan imbal hasil tentu merupakan keinginan setiap investor. Agar hal tersebut bisa diwujudkan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyusun portofolio saham yang tepat guna, sehingga setiap saham yang dimiliki memang memberikan hasil yang diinginkan. Simak cara menyusun dan mengevaluasi portofolio pada ulasan di bawah ini.
Apa Itu Portofolio?
Secara umum, portofolio merujuk pada koleksi investasi finansial, mulai dari saham ataupun aset lainnya yang dimiliki oleh seseorang atau institusi. Portofolio ini merujuk pada semua bentuk investasi yang dilakukan, jadi isinya bisa berupa hanya satu aset saja maupun beberapa aset sekaligus.
Jika berbicara mengenai portofolio saham, artinya aset yang berada dalam portofolio berupa aset saham. Walaupun hanya satu saja saham yang dimiliki, tetap saja investor tersebut sudah memiliki portofolio saham. Namun, apakah portofolio yang dimilikinya sudah bagus dan tepat untuk membantunya mewujudkan tujuan investasi, jawabannya adalah belum tentu.
Mengapa portofolio dianggap penting? Pasalnya, dengan menyusun portofolio yang terdiversifikasi, investor bisa berkesempatan memperoleh potensi imbal hasil maksimal dari saham-saham yang dimilikinya. Tidak hanya itu saja, memiliki portofolio yang bagus juga akan membantu para investor dalam menekan risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan investasi saham.
Cara Menyusun Portofolio Saham
- Tentukan Tujuan Finansial
Hal pertama yang harus dilakukan saat menyusun portofolio adalah menentukan apa tujuan finansial yang ingin dicapai. Tentukan tujuan finansial yang jelas dan realistis. Nantinya, berdasarkan tujuan finansial yang ingin dicapai, maka investor akan terbantu dalam menentukan tipe investasi yang akan dipilih.
- Menentukan Toleransi Risiko dan Alokasi Aset
Selanjutnya, tentukanlah toleransi risikonya. Menentukan toleransi risiko akan menghindarkan investor dari risiko besar yang kemungkinan tidak mampu ditanggung oleh sang investor. Selain itu, tentukan juga bagaimana alokasi aset yang nantinya berada di portofolio, misalnya saja 80% portofolio diisi oleh saham berkapitalisasi besar, sedangkan 20% sisanya diisi dengan saham yang masuk dalam kategori second liner.
- Tentukan Gaya Investasi
Tiap investor memiliki gaya investasinya masing-masing. Secara umum, gaya investasi yang kerap dilakukan adalah investasi pasif dan investasi aktif. Investasi pasif ditandai dengan strategi investasi yang mencoba untuk mencocokkan keputusan investasi dengan kondisi pasar, sedangkan investasi aktif mendapatkan potensi imbal hasil dari setiap pergerakan pasar.
- Diversifikasi Investasi
Hal terpenting dalam menyusun portofolio adalah melakukan diversifikasi. Diversifikasi ini ditandai dengan modal yang dimiliki tidak hanya diinvestasikan di satu tempat saja. Hal ini sejalan dengan tujuan diversifikasi yakni mengurangi risiko dan volatilitas portofolio, sekaligus meningkatkan potensi imbal hasil bagi para investor.
Lantas, bagaimana cara melakukan diversifikasi? Diversifikasi yang dilakukan biasanya berupa membeli saham dari sektor ataupun perusahaan yang berbeda-beda. Jadi, sekiranya nanti salah satu sektor saham sedang mengalami kemunduran, imbal hasil dari saham perusahaan yang tren harganya sedang naik bisa menyeimbangkan portofolio tersebut.
Cara Mengevaluasi Portofolio Saham
- Rasio Treynor
Tujuan dari pengaplikasian rasio ini adalah untuk mengukur performa portofolio yang juga termasuk risiko dari portofolio itu sendiri, yakni risiko yang disebabkan oleh fluktuasi di pasar saham dan fluktuasi di sekuritas individu.
- Rasio Sharpe
Rasio ini juga membandingkan imbal hasil dari portofolio investasi dengan risiko yang menyertainya. Berdasarkan rasio ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa imbal hasil yang berlebihan dari waktu ke waktu kemungkinan menandakan investasi dengan volatilitas yang lebih tinggi dan lebih berisiko.
- Jensen’s Alpha
Jensen’s alpha merupakan sebuah bentuk pengukuran atas portofolio yang mengalkulasikan kelebihan imbal hasil yang dihasilkan oleh portofolio dibandingkan dengan imbal hasil yang diekspektasikan sebelumnya. Jensen’s alpha ini bisa digunakan juga untuk menentukan imbal hasil aset lainnya, misalnya seperti obligasi.
Rebalancing Portofolio Saham
Portofolio saham yang sudah tidak mendatangkan imbal hasil yang sesuai dengan tujuan investasi harus dirombak kembali atau biasanya disebut rebalancing portofolio. Proses ini merujuk pada proses pengembalian nilai dari alokasi aset pada portofolio, yang disesuaikan dengan level yang ingin dicapai oleh tujuan investasi tersebut.
Proses ini bisa berupa penjualan aset saham yang sudah tidak mendatangkan imbal hasil sesuai dengan ekspektasi, lalu menukarnya dengan aset saham lainnya yang dianggap memiliki potensi untuk mendatangkan imbal hasil yang diinginkan.
Susun Portofolio dengan RHB Tradesmart ID
Seimbangnya portofolio merupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan investasi saham. Maka dari itu, pastikan Smart People memilih saham-saham yang tepat. Jika memang masih bingung untuk melakukannya, Smart People bisa gunakan RHB Tradesmart ID, aplikasi investasi dan trading saham online, untuk mendukung aktivitas tersebut.
RHB Tradesmart ID hadir dengan fitur unggulan seperti Smart Analyzer, yang memungkinkan Smart People untuk menganalisis saham incaran terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk membelinya. Hasil analisis dari fitur RHB Tradesmart ID inilah yang bisa Smart People jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun portofolio saham yang seimbang nantinya.
Download RHB Tradesmart ID untuk kemudahan dalam berinvestasi dan trading saham. Manfaatkan fitur SMART-nya dan raup imbal hasil impian.
Sumber:
Manning, Liz. 2022, Juli 12. Rebalancing: Definition, Why It’s Important, Types and Examples. Investopedia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://www.investopedia.com/terms/r/rebalancing.asp
Segal, Troy. 2023, September 16. Measuring a Portfolio’s Performance. Investopedia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://www.investopedia.com/articles/08/performance-measure.asp
Tardi, Carla. 2024, Juni 06. Financial Portfolio: What It Is and How to Create and Manage One. INvestopedia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2024 melalui https://www.investopedia.com/terms/p/portfolio.asp