Pernahkah Smart People merasa kembali biasa-biasa saja setelah melalui hal yang begitu menggembirakan atau menyedihkan? Kondisi seperti ini disebut sebagai hedonic treadmill atau hedonic adaptation, yang bisa dibilang sebagai kemampuan adaptasi sisi emosional manusia. Penasaran dengan pemicu hedonic treadmill dan cara mengatasinya? Yuk simak ulasan di bawah ini.
Apa Itu Hedonic Treadmill?
Hedonic treadmill atau hedonic adaptation merujuk pada konsep level kebahagiaan seseorang yang cenderung kembali ke titik atau tingkat kebahagiaan tertentu yang sifatnya stabil, setelah melalui naik atau turunnya emosi atas ragam peristiwa kehidupan, baik itu sifatnya positif maupun negatif.
Hedonic treadmill ini sendiri merupakan bukti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi atau menyesuaikan dirinya, terutama dari segi emosional, atas perubahan kondisi yang dialaminya. Adapun tingkat kebahagian atau set point yang menjadi titik kembali dari rasa senang atau sedih yang dialami ini, akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Kemampuan beradaptasi dalam bentuk hedonic treadmill ini ibaratnya seperti pisau bermata dua, alias punya sisi positif dan sisi negatif. Jika dilihat dari sisi positifnya, hedonic treadmill bisa membuat seseorang tidak terperangkap untuk waktu yang lama dalam kesedihannya, sehingga potensinya untuk mengalami depresi akan bisa berkurang.
Pun begitu, hedonic treadmill bisa mendatangkan efek negatif dalam bentuk terbatasinya potensi untuk merasakan rasa bahagia dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari menguapnya kebahagiaan yang semula dirasakan dan kembali ke tingkat kebahagiaan yang semula, orang-orang cenderung akan kurang mengapresiasi hal-hal membahagiakan yang dialaminya dalam hidup.
Penyebab Hedonic Treadmill
Hedonic treadmill diperkirakan muncul akibat repetisi atau pengulangan kejadian yang dialami oleh seseorang. Repetisi itu kemudian membuat seseorang menjadi tidak sensitif akan stimuli baru yang diberikan padanya dan malah menyesuaikan dirinya dengan tingkat emosional atau kebahagiaan yang stabil dan terbiasa dia alami sebelumnya.
Sebagai contoh, saat seseorang melakukan interaksi yang sama atau berulang-ulang dengan teman atau pasangannya, perasaan semangat atau bahagia yang dialaminya pada awal-awal interaksi tersebut akan mulai memudar dan kemudian berganti dengan rasa yang biasa saja. Kondisi inilah yang kemudian bisa memicu rasa jemu atau bosan pada orang tersebut.
Cara Mengatasi Hedonic Treadmill
Hedonic treadmill memang bisa membantu seseorang untuk sembuh dari rasa sakitnya, namun kondisi ini bisa membatasi kebahagiaan yang berpotensi untuk dirasakannya. Makanya, sebisa mungkin biasakan diri untuk membatasi efek dari hedonic treadmill ini. Smart People bisa coba untuk mengatasi hedonic treadmill dengan cara-cara berikut ini.
Luangkan Waktu untuk Melakukan Hobi
Bagaimana sih cara untuk menghindari hedonic treadmill? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meluangkan waktu untuk melakukan hobi yang disenangi. Meskipun mungkin Smart People memiliki waktu yang terbatas, tetap berusahalah untuk meluangkan sedikit saja waktu untuk melakukan hal-hal yang disenangi, baik itu sendiri atau bersama dengan orang lain.
Melakukan hobi yang disenangi bisa membuat Smart People menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana diri Smart People bertumbuh sebagai seorang individu. Misalnya saja, bagi Smart People yang memiliki hobi melukis, meluangkan waktu sejenak untuk melukis akan bisa sekaligus mengasah kemampuan Smart People dalam menggambar lukisan tersebut.
Lakukan Hal yang Disenangi secara Bergiliran
Rasa bosan kerap kali dirasakan seseorang karena melakukan hal yang sama berulang-ulang, meskipun hal tersebut merupakan hal yang disenanginya. Nah, untuk mencegah munculnya perasaan tersebut, Smart People bisa mengakalinya dengan melakukan hal yang disenangi secara bergiliran atau bergantian. Jadi, masing-masing hal yang disenangi ada waktunya tersendiri.
Misalnya saja, pada akhir pekan di awal bulan, Smart People bisa menjalankan hobi berkebun. Sedangkan untuk akhir pekan di minggu kedua bulan tersebut, Smart People bisa menjalankan hobi lain seperti jalan-jalan ataupun yang lainnya. Smart People juga bisa mencoba hal-hal baru yang sebelumnya mungkin menarik minat Smart People.
Tuliskan Pengalaman Menyenangkan yang Dialami
Tidak cukup hanya dengan menikmati rasa nyaman, senang, dan bahagia saja, jangan lupa untuk juga menuliskan pengalaman menyenangkan yang Smart People rasakan. Menuliskan rasa bahagia dalam bentuk jurnal, diari, dan semacamnya, akan bisa membantu memaksimalkan rasa senang yang Smart People rasakan.
Tidak perlu harus menunggu kebahagian yang besar terlebih dahulu untuk dituliskan di dalam jurnal. Smart People bisa tuliskan apa saja hal menyenangkan dan positif yang dirasakan, bahkan jika hal tersebut terbilang kecil sekalipun. Tulisan dalam jurnal itu nantinya akan bisa Smart People baca kembali dan membuat rasa syukur atas kebahagiaan itu kembali muncul.
Tingkatkan Terus Level Kebahagiaan
Jika Smart People merasa ada banyak hal di luar sana yang bisa membuat Smart People bisa merasa lebih bahagia, jangan ragu untuk mencoba melakukan hal tersebut. Tingkatkanlah terus rasa bahagia yang Smart People ingin rasakan, sehingga selalu ada rasa ingin tahu untuk mencoba atau melakukan hal baru di dalam diri Smart People.
Jangan pernah berpikiran bahwa Smart People hanya pantas merasakan kebahagiaan di level tertentu saja. Tingkatkan terus level kebahagiaan tersebut dengan bertemu orang-orang baru dan melakukan hal baru yang rasa bahagianya berbeda dari rasa bahagia yang sebelumnya Smart People rasakan. Melalui cara ini, Smart People tidak akan terperangkap di dalam hedonic treadmill tersebut.
Hedonic treadmill merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan adaptasi emosional manusia, di mana manusia akan cenderung kembali ke satu titik kebahagiaan setelah melalui suatu hal positif atau negatif di kehidupannya. Kondisi ini bisa memicu rasa jemu dan bosan, namun bisa diatasi dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas.
Sumber:
Scott, Elizabeth. 2022, Juni 23. Hedonic Adaptation: Why You Are Not Happier. Verywellmind. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://www.verywellmind.com/hedonic-adaptation-4156926
Legg, Timothy J. 2020, Oktober 02. What to Know About the Hedonic Treadmill and Your Happiness. Healthline. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://www.healthline.com/health/hedonic-treadmill
Psychology Today Staff. Hedonic Treadmill. Psychology Today. Diakses pada tanggal 27 Juni 2024 melalui https://www.psychologytoday.com/us/basics/hedonic-treadmill