Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Selasa, 8 Oktober 2024, MD Entertainment mendapat restu untuk mengakuisisi saham PT Net Visi Media Tbk (NETV).
Aksi korporasi ini dinilai memberi benefit bagi kedua belah pihak. Lantas, bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja saham NETV yang diketahui terus merosot dalam satu tahun terakhir?
Mengapa MD Entertainment Memilih Net TV dalam Strategi Investasi Saham Mereka?
PT MD Entertainment Tbk (FILM) dikenal sebagai salah satu rumah produksi terbesar di Indonesia. Production House (PH) milik Manoj Punjabi tersebut sudah lama dikabarkan dengan rencana akuisisi atas saham NETV.
Setelah RUPSLB pada 8 Oktober lalu, MD Entertainment mendapatkan persetujuan untuk mengambil alih atas saham mayoritas dari NETV. Proses akuisisi diperkirakan rampung pada 28 Oktober 2024 nanti dengan nilai transaksi sebesar Rp1,65 Triliun.
Akuisisi ini menggunakan dana FILM yang salah satunya berasal dari fasilitas kredit Bank Mandiri. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, FILM meraih gelontoran pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp794,75 Miliar.
Strategi investasi yang dilakukan MD Entertainment diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar, terutama di saluran distribusi televisi. FILM yakin dengan akuisisi NETV mampu mendukung perusahaan dalam menyebarluaskan konten produksi mereka.
FILM memiliki kemampuan untuk memproduksi konten sesuai dinamika pasar dan akan lebih mudah untuk mendistribusikan, baik melalui media digital maupun media televisi. Selain itu, strategi akuisisi memungkinkan bagi FILM untuk meningkatkan rating NET TV yang saat ini hanya menguasai sekitar 1,5% pasar.
Membuka peluang bagi FILM untuk menjadi pemain kompetitif dalam industri media dan hiburan di tanah air. Diharapkan nantinya NET TV dapat berkontribusi pada pendapatan MD Entertainment setidaknya 20% dari total pendapatan perusahaan.
Potensi Imbal Hasil dan Risiko Investasi Saham Setelah Akuisisi Net TV
Penggabungan saham atau reverse stock split setelah akuisisi, MD Entertainment menjadi pemegang saham kendali dengan memiliki 80% saham Net TV. Dimulai dengan MD Entertainment dan Net TV yang melaksanakan stock split dengan rasio 2:1.
Rangkaian akuisisi kemudian dilanjutkan dengan PMTHMETD (Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) melalui mekanisme penerbitan 11.9 Miliar saham baru seri B senilai Rp559,1 Miliar.
Akuisisi ini mendukung penyehatan keuangan Net TV yang dapat digunakan untuk tambahan modal dan penyelesaian utang perseroan. Peluang bagi Net TV untuk terbebas dari utang (Debt Free) dan memperbaiki kinerja perusahaan yang sepanjang tahun ini kurang begitu sehat.
Kinerja keuangan NETV memang tidak begitu memuaskan sejak tahun 2018 hingga 2023. Televisi swasta ini terus mencatatkan kerugian dengan pendapatan yang fluktuatif. Tahun 2018, pendapatan perusahaan tercatat merugi dan bahkan laba per tahun ini hanya Rp23 Miliar.
Selain itu, kredit Net TV juga cukup tinggi dan kesulitan membayar cicilan utang sebab perusahaan yang mengalami kerugian. Hingga pada akhir April 2024, Net TV terancam bangkrut karena tidak mampu membayar utang yang jatuh tempo.
Penambahan modal oleh MD Entertainment tentu menyelamatkan Net TV yang memiliki masalah utang berkepanjangan. Namun, aksi korporasi dengan mekanisme reverse split stock ini seringkali dikhawatirkan oleh investor.
Seperti yang pernah terjadi pada BEKS, setelah penggabungan saham justru harganya kembali turun. Di sisi lain, jumlah lot saham juga berkurang karena adanya penggabungan saham tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan bahwa harga pelaksanaan saham harus sesuai dengan ketentuan harga terendah yang dapat diperdagangkan di pasar reguler. NETV sempat beberapa kali anjlok di bawah Rp50 per saham sehingga perlu reverse stock split jika ingin PMTHMETD atau private replacement.
Langkah MD Entertainment: Apakah Ini Waktu yang Tepat untuk Investasi Saham di Media?
Akuisisi 80% saham NETV oleh MD Entertainment memang menyelamatkan nasib perusahaan yang berada di ujung kebangkrutan. Namun, untuk investasi saham media khususnya NETV bisa dikatakan masih cukup menantang. Kenapa demikian?
Bila dilihat dari kondisi historis keuangan tidak begitu baik. Tahun 2018 hingga kuartal II 2024, Net TV terus merugi, pendapatan merosot dan utang yang membengkak.
Dari sisi bisnis, saluran televisi ini masih tergolong bisnis televisi sederhana yang sebagian besar pendapatannya berasal dari program televisi. Pendapatan dari acara televisi tersebut pun menunjukkan tren penurunan.
FILM masih harus bekerja keras agar NETV dapat bangkit, terutama dengan persaingan industri televisi yang mana sekarang bertransformasi ke televisi digital.
MD Entertainment mungkin memiliki kemampuan dengan konten-konten mereka yang up to date dengan pasar. Namun, menjadi tugas baru bagi MD Entertainment agar penonton menyukai tayangan Net TV dan bisa mengaksesnya dengan mudah.
Reverse stock split sebenarnya tidak selalu berakhir negatif karena ada juga yang sukses. Salah satunya SIPD yang membagi saham dengan rasio 10:1 dan berhasil menggerakkan sahamnya naik Rp50 menjadi Rp500 per saham. Setelah beberapa bulan, saham SPID masih bisa bertahan tinggi di level Rp900 per saham.
Jadi, untuk investasi di saham media khususnya NETV memiliki banyak tantangan dan masih berat. Mengingat proses akuisisi yang juga maksimal rampung pada 28 Oktober nanti.
Jika Smart People memiliki target saham media lain atau sektor non-media, bisa investasi melalui aplikasi RHB Tradesmart ID. Sebelum jual-beli saham online, segera download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store.
Referensi:
Pipit Ika Ramadhani. 2024. “Sah, MD Entertainment Jadi Pengendali Baru Net TV”. Liputan6.com
Rivan Kurniawan. 2024. “Prospek NETV: Dari Terancam Bangkrut, hingga Diakuisisi MD Entertainment (FILM). Finansialku.com
Desi Angriani. 2024. “NETV Susun Strategi Baru Setelah Diakuisisi FILM”. Idxchannel.com
Syahrianto. 2024. “FILM Ambil Alih NETV dengan Reverse Stock Split, Akankah Berhasil?”