Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia tercatat menghijau hingga tutup pasar sesi I. Pada perdagangan Selasa (10/9), indeks saham ini bahkan menyentuh level tertinggi sepanjang masa (ATH) dengan menguat 0,76% ke level 7.761,39.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan mencetak rekor tertinggi pada 6 September di posisi 7.721,85. Menguatnya indeks saham rata-rata ini dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dalam negeri. Bagaimana analisa saham terhadap peningkatan indeks saham tersebut?
Faktor Pendorong Kenaikan IHSG ke Rekor Tertinggi
Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan hingga tembus rekor ATH dipengaruhi oleh sentimen global. Salah satunya adalah kebijakan Bank Sentral AS alias The Fed yang menerapkan pivot policy dengan expansionary monetary policy.
Kebijakan moneter ekspansif sendiri adalah upaya untuk memperluas jumlah uang yang beredar dan meningkatkan aktivitas perekonomian dengan cara mempertahankan suku bunga rendah. Dengan suku bunga yang rendah akan mendorong aktivitas pinjaman oleh bank, institusi, maupun individu.
Jerome Powell selaku ketua The Fed menyampaikan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang masih belum pasti. Pasar tenaga kerja melunak dan inflasi turun, namun angkanya masih bergerak di atas target mereka yakni 2%.
Selain kebijakan The Fed, terdapat beberapa faktor domestik yang turut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan. Ini terkait dengan cadangan devisa negara yang masih terkontrol sesuai dengan ekspektasi untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah.
Bank Indonesia mencatat jumlahnya mencapai US$145,1 Miliar pada akhir Januari 2024. Turun menjadi US$144,0 Miliar pada akhir Februari 2024. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan untuk 6,5 bulan impor.
Beberapa sektor saham yang mencatat volume transaksi tinggi juga turut mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan pada 10 September lalu. Saham-saham yang memperoleh keuntungan terbesar turut membantu IHSG menguat.
Sektor Saham yang Menggiring IHSG ke Puncak
Secara sektoral, saham-saham teknologi dan infrastruktur yang menggiring Indeks Harga Saham Gabungan mencapai rekor ATH. Hingga akhir perdagangan (10/9), saham teknologi memimpin dengan kenaikan 2,29% atau 75,53 poin.
Disusul oleh saham infrastruktur yang menguat 1,63% atau 26,8 poin. Kemudian, saham sektor barang konsumer primer yang tercatat naik 0,95%. Sedangkan, ada tiga sektor lain yang melorot dan saham perindustrian yang paling bawah dengan pelemahan 1,03% atau 11,19 poin ke posisi 1.072,25.
Terpantau sebanyak 306 saham yang naik, 276 saham anjlok, dan 215 saham flat atau stagnan. Dengan volume perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 1,16 juta kali. Total saham yang diperdagangkan mencapai 23,20 miliar lembar saham dengan nilai transaksi Rp10,98 Triliun.
Emiten yang menjadi penopang terbesar kenaikan indeks harga rata-rata ini adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan 30 indeks poin. Emiten lainnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BBRI) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang masing-masing naik 8,3 indeks poin dan 6,7 indeks poin.
Dampak Kenaikan IHSG terhadap Investor Ritel dan Institusi
Indeks Harga Saham Gabungan naik memecahkan rekor tertinggi sepanjang waktu karena The Fed yang mulai dovish. Bank Sentral Amerika ini mengirimkan sinyal penundaan suku bunga untuk menggerakkan perekonomian. Hal tersebut diikuti oleh aksi investor yang juga melakukan penyesuaian dengan membeli saham dan obligasi.
Bahkan investor asing ramai-ramai memborong sejumlah saham kala Indeks Harga Saham Gabungan naik. Berikut 5 emiten dengan pembelian atau net buy asing yang paling tinggi.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp142 Miliar
2. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencapai Rp79,6 Miliar
3. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai Rp49,8 Miliar
4. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencapai Rp39,4 Miliar
5. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencapai Rp29,3 Miliar
Nilai total pembelian bersih dari investor asing ini tercatat sebanyak Rp459,47 Miliar dari seluruh pasar. Dengan aliran masuk (inflow) dari institusi ini mendorong perbaikan kinerja emiten dan termasuk juga kurs Rupiah.
Meski demikian, ada beberapa saham yang mencatat penjualan bersih (net sell) yang cukup besar. Berikut 5 emiten dengan net sell asing terbesar pada perdagangan 10 September lalu.
1. PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebanyak Rp55,5 Miliar
2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebanyak Rp50,5 Miliar
3. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebanyak Rp46,6 Miliar
4. PT United Tractors Tbk (UNTR) sebanyak Rp46,3 Miliar
5. PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA) sebanyak Rp27,0 Miliar
Analisis Teknikal dan Fundamental di Balik Rekor IHSG
Dalam sepekan terakhir ini, IHSG terpantau naik 1,50%. Sedangkan sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan mencatat kenaikan hingga 6,30%. Dari data tersebut, menurut Wafi, Research Analyst dari RHB Tradesmart ID, ada potensi bagi indeks saham ini untuk bergerak di level 7.594 hingga 7.715.
Sektor yang diunggulkan pada bulan September ini antara lain saham perbankan, properti, logistik, consumer non-cyclical, dan transportasi. Beberapa katalis yang mendukung saham-saham tersebut naik termasuk potensi pemangkasan suku bunga, window dressing akhir tahun, serta pilkada serentak.
Itulah analisa di balik kenaikan IHSG yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Ketika indeks saham ini naik, maka rata-rata harga saham ikut meningkat yang mendorong aliran modal semakin besar.
Jika Smart People berencana untuk masuk ke pasar modal, bisa membeli saham melalui RHB Tradesmart ID. Caranya mudah, yuk download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store!
Referensi:
OJK. 2022. “Apa Itu IHSG? Yuk Kenali Indeks Saham IHSG”. Ojk.go.id
Wahyu Tri Rahmawati. 2024. “Catat ATH Baru, IHSG Naik 0,37% ke 7.731 di Sesi I Selasa (10/9)”. Kontan.co.id
Rizqi Rajendra. 2024. “IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa ke 7.373, Ini Sebabnya”. Bisnis.com
Chandra Dwi. 2024. “IHSG Cetak Rekor Lagi! Tembus Level 7.761”. Cnbcindonesia.com
Haratwadi Handoko. 2024. “Indeks Sektoral: Ditopang Delapan Sektor, IHSG Berhasil Cetak Rekor”. Dataindonesia.id
Zefanya Aprilia. 2024. “IHSG Cetak Rekor Baru, Asing Ramai-Ramai Borong Saham Ini”. Cnbcindonesia.com
Zefanya Aprilia. 2024. “Asing Malah Lepas 10 Saham Ini Kala IHSG Cetak Rekor Baru”. Cnbcindonesia.com